16. Kalung kupu-kupu

10 5 0
                                    

Happy reading♥

***

Kayla dan Fira tengah berjalan menyusuri koridor untuk menuju ruang guru karena bu Alma baru saja menyuruh mereka untuk menyimpan beberapa buku di mejanya.

"Fir, lo masih inget meja Bu Alma dimana?" Tanya Kayla.

Fira mengangguk mantap, "Masih, lo tenang aja."

Kayla mengangguk paham, memang sahabatnya itu sangat mudah mengingat. Berbeda dengannya yang sedikit pelupa. Bahkan untuk mengingat nama seseorang pun Kayla membutuhkan waktu yang cukup lama.

Di tengah perbincangan mereka, seorang gadis dengan seragam ketat dan rambut berwarna kecoklatan melewati mereka. Silvi, gadis itu berjalan berlawanan dengan mereka.

"Silvi!" Panggil Kayla.

Sebenarnya saat melewati dua orang itu Silvi tidak ingin melihat atau menyapanya. Tapi karena Kayla yang lebih dulu menyapa, akhirnya ia terpaksa mengeluarkan senyum palsu andalannya.

"Eh?"

Kayla mengulurkan tangannya, "Maaf soal waktu itu, gue kelepasan."

Dengan terpaksa Silvi membalas uluran tangan Kayla yang membuat Fira memutar bola matanya, "Nggak usah minta maaf sama cabe, Kay."

Silvi yang mendengar itu langsung melepaskan tangannya. Ia menatap Fira dengan sorot kesalnya. "Jangan ngajak war lagi lo!"

"Ish... Siapa juga yang mau berantem sama cabe kecombrang macam lo?! Yang ada mata gue kepedesan," ketus Fira.

"Enak aja lo ngatain gue!!"

"Udah, udah. Kita pergi dulu, ya?" Kayla melerai sambil menarik Fira dengan sebelah tangan memegang buku.

Kayla sengaja segera melerai pertengkaran mereka. Ia tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu harus terulang lagi. Apalagi kalau salah satu guru melihatnya, bisa-bisa Fira masuk ruang BK.

"Lo kenapa sih gak bisa akur sama Silvi?!" Tanya Kayla heran. Ia sungguh tidak habis pikir dengan kedua orang itu.

"Gue gak suka sama dia. Gue tau tuh orang suka sama Rafa, gue yakin seribu persen."

"Sutt... Jangan ngomong gitu, gue yakin lo salah paham. Silvi itu sahabat Rafa dari kecil," bela Kayla.

Fira menghentikan langkahnya sambil menatap Kayla. "Lo gak percaya sama sahabat sendiri?"

"Bukan gitu, Fir. Gue percaya sama lo, tapi--"

Fira memutar bola matanya malas, "Tau deh, pusing gue."

Setelah mengatakan itu, Fira segera mengambil langkah besar untuk meninggalkan Kayla. "Dih ngambek."

Dengan secepat mungkin Kayla berlari mengejar Fira. Entah kenapa gadis itu bisa berjalan begitu cepat, padahal Kayla sudah berlari tapi belum bisa menyamai langkahnya.

Saat ia tengah berlari, seseorang dengan tubuh tingginya tiba-tiba menghadang langkahnya. Ia mendongak dan menemukan Gibran tengah menatap datar kearahnya.

"Lo? Ngapain?" Tanya Kayla.

"Mana sahabat lo?" Gibran balik bertanya.

Dahi Kayla mengerut, "Sahabat yang mana?"

"Fira."

"Tuh di depan, kenapa?"

"Oh," jawabnya. Setelah itu Gibran pergi meninggalkan Kayla membuat gadis itu menatap aneh sambik bergidik ngeri.

"Ngapa sih tuh cowok?"

***

"Fir, menurut gue lo jangan jatuh cinta deh sama si Gibran."

GARIS TAK BERUJUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang