Happy reading ♥
***
Namanya Rafael Alfario. Dia adalah anak dari adik mama gue, tante Riska. Mungkin bisa dibilang gue dan Fael terlihat kayak sepupu kandung. Bahkan orang tua kita sengaja ngasih nama yang gak beda jauh.
Gue dan Fael di besarkan di lingkungan yang berbeda. Gue hidup di salah satu kota besar, sedangkan Fael hidup di kota yang cukup kecil. Karena itu, kita jarang banget ketemu, cuman hari tertentu aja kita baru bisa habisin waktu bareng.
Suatu hari, Fael pernah bilang kalau dia tinggal di samping rumah seorang anak cewek yang selalu dihukum dan dipukul sama ayahnya. Karena saat itu gue masih kecil, gue memilih gak menanggapi omongan Fael lebih dalam.
Sejak berumur 5 tahun, sepupu gue itu mengidap penyakit leukimia. Awalnya dokter cuman nyuruh dia buat berobat jalan aja, karena kondisinya juga gak terlalu parah.
Tapi setelah satu tahun menjalani pengobatan, kondisi Fael semakin memburuk. Entah apa alasannya, tapi saat itu dokter nyaranin Fael buat dirawat di rumah sakit besar di kota besar dan menjalani kemoterapi disana.
Saat itu Fael terpaksa ninggalin gadis kecil yang selalu dia tolong demi pengobatannya. Tante Riska juga terpaksa harus menjual rumahnya buat biaya kemoterapi anak tunggalnya itu.
Selama dirawat, Fael sering cerita sama gue tentang gadis kecil itu. Bahkan udah gak terhitung lagi berapa kali dia ngomongin anak itu, jujur gue sampai bosen dengerin ceritanya.
Fael bilang namanya Kayla. Dia cantik, manis, juga pinter. Hanya aja ayahnya gak pernah menghargai usahanya. Bahkan ayahnya sering menghukum dia cuman karena nilainya gak sempurna.
Gue bener-bener gak bisa bayangin apa yang terjadi sama Kayla. Dalam pikiran gue, anak itu pasti udah gila dan depresi. Mungkin itu karena pikiran gue yang masih sempit dan kekanakan.
Selama tiga tahun Fael melakukan kemoterapi, tapi masih belum ada perubahan signifikan yang terjadi sama dia. Hal itu bikin tante Riska makin tertekan, ayahnya juga udah sangat jarang pulang ke rumah. Om gue itu banting tulang cari uang demi kesembuhan Fael.
Saat memasuki tahun ke lima, Fael mulai ngelihatin perubahannya. Tuh anak makin aktif dan udah bisa lari kesana kesini. Saat itu dokter menyatakan kalau sel kanker dalam tubuhnya udah gak ada, tapi masih harus tetep kontrol ke rumah sakit.
Gue gak nyangka ternyata dua tahun setelahnya, tuh anak sakit lagi. Gejalanya juga makin parah, udah gak terhitung lagi berapa kali Fael mimisan dan pingsan. Sampai akhirnya dia harus menjalani kemoterapi lagi.
Dokter bilang sel kanker yang ada di tubuh Fael ternyata belum sepenuhnya hilang. Bahkan sekarang malah lebih parah lagi, dan dia harus segera dapet donor sumsum tulang belakang yang cocok.
Jujur gue sedih banget saat dokter bilang kalau Fael gak secepatnya dapet donor, gak ada yang bisa menjamin kalau Fael masih hidup.
Saat dokter bilang gitu, mendadak suatu hari Fael minta gue buat temuin dia di rumah sakit.
Dengan wajahnya yang pucat, Fael bilang. "Fa, gue mohon lo pindah ke kota gue dulu. Gue mohon lo jagain Kayla."
Saat itu gue masih belum ngerti kenapa dia begitu mikirin cewek itu daripada dirinya sendiri. Kenapa disaat seperti itu dia harus sibuk cari orang buat jagain Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAK BERUJUNG ✔
أدب المراهقين"Mau sampai kapan pun lo nunggu dia, gue akan tetap ada di samping lo. Kalau dia balik, gue siap lepasin lo. Tapi kalau akhirnya dia gak kembali, lo harus percaya kalau gue masih disini." ~Rafa Alderio *** Bagaimana perasaanmu jika harus berpacaran...