O2

1.5K 147 3
                                    

"lo serius? gimana reaksinya dia?" junkyu yang sedang menulis, menyalin catatan milik jihoon berhenti melakukan kegiatannya dan melihat sahabatnya yang duduk disampingnya, memasang raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"dia nggak terima, ya tapi gue tetap minta udahan" jawab jihoon sambil menghela nafasnya berat dan mengambil novel di dalam laci mejanya. junkyu hanya bisa menggeleng heran, lantaran dia yang mengira jihoon tidak bisa memutuskan hubungannya dengan hyunsuk, tapi ternyata sahabatnya itu mampu dan itu benar-benar mengejutkan.

"sekarang lo bakal gimana? kan biasanya kemana-mana bareng hyunsuk mulu, sekarang mau sama siapa?" jihoon menoleh kearah junkyu yang menunggu balasannya, tapi jihoon hanya menatapnya malas.

"urusin hubungan toxic lo sama haruto aja sana, nggak usah ikut campur urusan gue" setelah itu junkyu mendengus sebal, mendengar jihoon yang membawa-bawa hubungannya dengan haruto yang memang semua orang tahu hubungan mereka itu sangat kasar dan tidak pernah menyalurkan kasih sayang. tidak. haruto pernah menyayangi junkyu, tapi itu hanya diawal saja.

dan semua pasangan pun akan bosan dengan hubungan mereka, kan? jadi, menurut junkyu haruto hanya bosan padanya dan dia tidak pernah mengajukkan permintaan untuk memutuskan hubungannya dengan pemuda jepang itu.

karena dia terlalu sayang dan suka kepada haruto, sama seperti yang dilakukan jihoon kepada hyunsuk. tapi berbeda dengan junkyu yang masih terus bertahan walaupun tahu haruto menduakan dirinya, tidak dengan jihoon yang terus sakit hati melihat hyunsuk dengan orang lain.

"woy, yoonbin kayanya mau kesini deh" junkyu menyenggol lengan jihoon yang sedang membaca novel dengan tenang di tempat duduknya dan menoleh kearah junkyu yang menatapnya dengan alis yang diangkat-angkat.

jihoon mengabaikan yoonbin yang melambaikan tangan kearahnya sambil tersenyum manis. dia tidak ingin mendekati siapaun sekarang, bahkan kalau-kalau dia mendekati yoonbin, artinya dia menjadikan yoonbin sebagai pelampiasannya.

"hoon, dia kesini!" junkyu langsung beranjak dari duduknya dan lari keluar dari kelas saat melihat yoonbin mendekat kearah kursinya.

sementara jihoon, dia mengumpat dalam hati kepada junkyu yang tidak peka. padahal dia ingin junkyu tetap berada disampingnya untuk saat ini, karena dia tidak ingin didekati siapapun.

"udah makan belum?" yoonbin bertanya kepada jihoon yang membalas pertanyaannya dengan menggeleng kecil. dengan cepat yoonbin meletakkan sekotak susu pisang dan roti selai diatas meja jihoon.

"makan dulu hoon, ntar lo sakit gue yang repot" ucap yoonbin sambil menepuk pundak jihoon dengan pelan, jangan lupa senyum hangatnya yang membuat jihoon seakan-akan luluh padanya.

"makasih, lo sendiri udah makan?" ya, kali ini biarkan jihoon lepas landas. dia tidak bisa menahannya, berhenti melontarkan kata-kata peduli akan membuatnya merasa sesak, jadi maafkan dia untuk kali ini yang tidak bisa menahan diri.

"gue belum makan sih" jihoon langsung membuka bungkus roti selai itu dan membaginya menjadi dua, untuk yoonbin dan dirinya sendiri.

"ayo makan bareng gue, nggak enak rasanya makan sendirian" jihoon tanpa sadar tersenyum dengan manis kearah yoonbin yang jelas sedang terpaku dengannya.

sementara hyunsuk, dia melihat adegan romantis itu dari luar kelas jihoon. matanya melihat kedua pemuda itu dengan marah, kesal, dan cemburu. bahkan saat ini dia lupa kalau dia sudah berakhir dengan jihoon.

"piw, kasian banget sendirian. pasangannya mana?" jaehyuk yang tiba-tiba datang menghampiri hyunsuk, memasang wajah menyebalkan, mengejek hyunsuk yang jelas sangat disulut oleh marah sekarang.

"lo bisa diem nggak?" ucap hyunsuk sambil menatap jaehyuk tajam, tapi mendapat tatapan pura-pura takut dari jaehyuk yang semakin membuatnya marah.

"pantes aja jihoon minta udahan, nyatanya lo sendiri juga udah nyaman kan sama ryujin? sadar dong suk, harusnya lo pergi dari jihoon dan jangan ganggu dia sama yoonbin. lo itu bangs─"

BUKH!

BUKH!

BUKH!

"ada apaan tuh? siapa yang berantem?" yoonbin beranjak dari duduknya dan melihat keluar jendela, dia mendapatkan sosok hyunsuk dan jaehyuk yang sedang berkelahi didepan kelas jihoon.

belum sempat yoonbin menyuruh jihoon untuk tetap duduk ditempatnya, jihoon sendiri sudah melihat hyunsuk dari kejauhan dan terkejut dengan adegan yang dilihatnya itu.

"hoon, lo mending duduk disini aja ya? gue bakal pisahin jaehyuk sama hyunsuk" jihoon menggeleng dan berlari keluar dari kelas, yoonbin yang melihat itu ikut berlari mengejar jihoon dengan cepat sebelum pertengkarannya semakin menjadi-jadi.

tapi dia telat.

jihoon sudah lebih dulu menghentikan hyunsuk dengan menarik hyunsuk pergi dari depan kelasnya, dan kondisi pemuda choi itu sangat berantakkan.

semua orang mengelilingi jaehyuk, termasuk asahi kekasihnya yang panik dengan kejadian yang baru saja terjadi. sementara yoonbin, dia meminta asahi untuk tetap tenang dan dia akan berbicara dengan hyunsuk.

"suruh dia minta maaf! lihat apa yang dia lakuin sama jaehyuk! muka jaehyuk memar semua!" teriak asahi kepada yoonbin yang mengangguk dan meminta maaf, padahal disini bukan dia yang bersalah.

sementara jihoon, dia sedang menahan air matanya. apakah hyunsuk memang segila ini? sampai-sampai berani berkelahi didepan kelasnya? bagaimana kalau sampai guru melihat mereka dan membuat konferensi pers tentang kekerasan disekolah?

jihoon benci dengan hal-hal buruk itu.

disinilah mereka sekarang, didalam toilet. jihoon menampar hyunsuk dengan penuh rasa kecewa, dia menangis, menatap wajah hyunsuk yang penuh memar bekas pukulan.

"sakit, hoon.." lirih hyunsuk sambil meringis menyentuh bekas tamparan jihoon. kemudian melihat jihoon yang menangis tanpa suara, menatapnya dengan kecewa.

"maafin gue, tadi kelepasan─"

"KENAPA, HAH?! SEHARI AJA LO BISA NGGAK SIH DIEM, NGGAK BUAT ULAH?! GUE TUH CAPEK, SUK! LO ITU BIKIN GUE SEDIH TERUS, TAU NGGAK?!" teriak jihoon kepada hyunsuk dengan sangat keras. bahkan yoonbin yang baru saja sampai didepan toilet, terkejut mendengar teriakkan jihoon dan memilih untuk tetap berdiri diluar, tidak masuk kedalam.

"sumpah ya suk. gue capek, mau pun gue udah nggak ada hubungan lagi sama lo, tetep aja gue peduli dan marah sama lo. gue kecewa, gue takut, gue khawatir. gue benci banget harus peduli sama lo, kenapa sih harus gue dari semua orang didunia ini?!" jihoon mengeluarkan segala keluhannya kepada hyunsuk yang menatapnya dengan tatapan mata yang penuh sendu.

"asal lo tau, peduli gue buat lo itu nyiksa banget. jadi gue minta tolong sama lo untuk yang terakhir kalinya. tolong, pergi jauh-jauh dari gue, jangan pernah tunjukkin muka lo didepan gue! kalo semisal lo pergi dari gue, itu semua bisa ngebantu gue ngelupain lo lebih cepat, suk" ucap jihoon sambil terus menangis. dia tidak terisak, sama sekali tidak.

"hoon, mana bisa gue pergi jauh-jauh dari lo! inget sama janj─"

"TOLONG BERHENTI NGOMONGIN SOAL JANJI!" teriak jihoon keras. dia semakin merasakan sakit mendengar suara hyunsuk yang begitu santai menjawabnya dan menyatakan kata janji itu lagi.

"suk.. tolong.. buat kita berdua, gue harap lo bisa lupain gue.. semua kenangan kita yang dulu.. please stop! gue mau hidup tenang, jadi tolong banget lo pergi jauh-jauh dari gue ya?"

hyunsuk kali ini bisa melihat sorot mata jihoon yang begitu tersiksa saat bersamanya. dia mencintai jihoon dan dia harus melakukan sesuatu untuk menunjukkan perasaannya itu.

"kalo itu yang terbaik, gue bakal pergi"

to be continue!

anxiety [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang