O6

744 95 2
                                    

keesokan harinya, hyunsuk pindah sekolah dan semua orang mengucapkan salam perpisahan dan mendoakan yang terbaik untuk hyunsuk supaya mendapatkan teman baru yang baik disekolahnya nanti.

tapi tidak dengan jihoon dan junkyu, mereka hanya berdiam didalam kelas tidak melakukan apapun kecuali berkutat dengan ponsel mereka sedari tadi.

"hoon"

"apa?"

"lo bener-bener udah lupain hyunsuk? kalau dia dapet yang baru disekolahnya nanti gimana?" jihoon menolehkan kepalanya kearah junkyu dan melemparkan tatapan sinis.

"urusannya sama gue apa?" junkyu menghela nafas panjang, jihoon memang terlihat dari luar sudah bisa melupakan hyunsuk, tapi kalau dari dalam hatinya sangat terlihat kalau dia cemas.

junkyu sudah malas dengan jihoon yang berusaha terlihat baik-baik saja. lagi pula sebenarnya dia tidak suka ikut campur urusan hubungan sukhoon.

"yoonbin dimana, kyu?" jihoon beranjak dari duduknya dan meletakkan ponselnya didalam saku celana. junkyu mengadah melihatnya dan menggeleng cepat.

"gue nggak tau, tapi kayanya dia pergi kelapangan juga deh ngumpul sama yang lain" ya, jadi ceritanya semua murid disuruh untuk ke lapangan indoor karena harus mengucapkan salam perpisahan. sekolah mereka sudah dari dulu memiliki aturan yang seperti ini.

jihoon kembali duduk dibangkunya, memasang raut wajah cemberut. "kenapa lo?" tanya junkyu sambil melihat jihoon heran. "hoon, jangan bilang lo suka sama dia?"

"bisa dibilang.. iya?" jawab jihoon lalu tersenyum ceria, junkyu menggelengkan kepalanya sambil bertepuk tangan secara pelan. jihoon benar-benar sudah melupakan hyunsuk dan beralih menyukai yoonbin.

tapi dia masih memikirkan hyunsuk.

"gue dukung hubungan lo sama yoonbin, kalian emang cocok banget sih" ucap junkyu dan menepuk pundak jihoon bangga.

"lo sendiri gimana? gue denger-denger si haruto pacaran sama jihan. tuh anak makin kesini makin kurang hajar aja dah" junkyu menggulum bibirnya dan tersenyum tipis.

"gue baik-baik aja, yang penting haruto nggak tinggalin gue" jihoon menampol kepala junkyu dengan sedikit keras. berharap pemikiran bego dan sintingnya itu cepat keluar.

"bego! dimana-mana orang kalau udah diselingkuhin itu ya lepasin! heran gue sama lo, tunggu haruto punya puluhan cewek baru lo nyerah hah?!"

junkyu memasang raut wajah cemberut, ucapan jihoon sangat melekit dan membuat hatinya sakit. benar apa yang dikatakan jihoon, tapi tetap saja dia tidak akan pergi dari haruto sampai dia benar-benar lelah.

"bodo amat, gue sayang sama dia dan nggak bakal gue tinggalin!" junkyu langsung membelakangi jihoon setelah berucap kalimat seperti itu. sementara jihoon menatapnya miris, junkyu ini termasuk dalam kategori orang yang obsesi dalam sebuah hubungan.

jenuh berada didalam kelas bersama junkyu, jihoon memilih untuk keluar dari kelasnya dan mencari yoonbin dilapangan indoor.

"mau kemana lo?" baru saja berdiri dari tempat duduknya, junkyu langsung membuka suara dan melihat jihoon. "nyari yoonbin"

setelahnya tidak ada percakapan lagi diantara mereka dan jihoon yang pergi dari kelas berjalan menuju lapangan indoor.

sementara itu, semua murid yang berada dilapangan indoor duduk dengan tenang di kursi mereka masing-masing sambil melihat ryujin yang menyanyikan sebuah lagu salam perpisahan untuk hyunsuk.

sebenarnya hyunsuk tidak suka dan menolak, tapi karena kepala sekolah nya mendukung, jadinya ryujin bernyanyi ditengah-tengah lapangan sambil dilihat ratusan murid disana.

"itu si jalang bukan?" bisik haechan kepada renjun yang langsung mengangguk setuju. "dia udah ngebuat sukhoon karam, anjing banget tuh cewek"

"hush, jangan ngomongin orang gitu deh" komentar jaemin sambil menepuk lengan haechan untuk berhenti merumpi.

"anak polos nggak usah ikut nimbrung" balas haechan sambil melempar tatapan mengejek kepada jaemin. sementara yang mendapat tanggapan seperti itu hanya menggeleng pasrah.

jihoon yang baru saja sampai didepan pintu masuk lapangan indoor pun melihat ryujin yang sedang bernyanyi kearah hyunsuk.

"caper banget" gumamnya tanpa sadar dan melihat ryujin dengan sinis. setelah sadar akan apa yang dia lakukan, jihoon langsung menggelengkan kepalanya ribut dan hendak mencari yoonbin.

"ayo keluar" jihoon sadar kalau yoonbin menarik tangannya untuk keluar dari lapangan itu dan membawanya kekantin, tempat favorit mereka berdua.

yoonbin membelikan jihoon es krim vanilla dan mendapat balasan terima kasih dari jihoon. "lo baik-baik aja, hoon?"

jihoon mengerjapkan matanya cepat, membuat yoonbin terkekeh gemas karena keimutan jihoon. "emang gue kenapa?"

"gue kira lo bakal sedih liat ryujin nyanyi buat hyunsuk, jadi lo baik-baik aja nggak nih?"

jihoon tertawa kecil.

"gue baik-baik aja kok, santai aja" jihoon tersenyum manis, padahal hatinya merasa panas karena melihat ryujin tadi. bahkan reaksi hyunsuk kepada ryujin pun terlihat senang.

tapi karena ada yoonbin, dia merasa semuanya sudah lewat. dia tidak merasakan rasa panas itu lagi dihatinya. bahkan sekarang dia bisa tersenyum dengan manis.

"mau nyoba main game ini nggak?" yoonbin menyondorkan satu stick pepero kearah jihoon, lalu mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum. jihoon mengangguk cepat dan mereka memulai permainannya.

yoonbin menjadi pengumpan dan jihoon menjadi pemancing. perlahan-lahan jihoon menggigit pepero itu sambil mendekatkan wajahnya, sementara yoonbin terus menunggu.

saat jihoon sudah hampir berdekatan dengan bibir yoonbin, dia bisa merasakan deru nafas yoonbin yang sangat pelan. dia mulai menggigit pepero itu lagi, tapi sudah usai karena yoonbin yang langsung menarik tengkuknya dan mencium bibirnya.

awalnya jihoon terkejut dan hendak melepas tautan diantara bibir mereka. tapi karena dia perlahan-lahan mulai menikmati, jadilah mereka berciuman sampai dia mulai merasakan sesak nafas.

"bibir lo manis" ucap yoonbin sambil tersenyum manis dan mengusak poni jihoon gemas. sementara oknum yang diperlakukan seperti itu hanya bisa tersenyum malu dan menundukkan kepalanya sambil tersipu.

"mau nyoba lagi?"

to be continue!

anxiety [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang