Sejak putusnya Jaera dengan sumbae nya itu dia jadi agak pendiam. Sekali berbicara paling hanya membicarakan tentang keluah kesahnya semenjak putus. Yang tadinya sangat ribut tiba-tiba jadi orang yang serius dan irit berbicara. Jadi kalau bukan hal penting dia takan bercerita. Dan Sohyun jadi melihat sosok lain, Jaera tampaknya mulai dewasa.
Karena pendiamnya itu bukan terlihat seperti frustasi karena putus cinta. Jika diperhatikan juga Jaera masih lahap ko makannya. Biasanya kan yang putus cinta itu jangankan makan, hidup pun rasanya sudah tidak bergairah. Tapi ini Jaera bahkan mengatakan jika kemarin berat badannya tiba-tiba bertambah 3 kilo.
"Kau masih terlihat cantik ko.." hibur Sohyun selepas Jaera bercerita tentang berat badannya yang bertambah. "Cuma, pipinya saja agak gendut."
Jaera tampak mengamati sisi wajahnya bergantian, kadang ia lihat ke kanan kadang ia lihat ke kiri. "So, ini sudah tanggal berapa ya?"
Sohyun sigap membuka ponselnya, meski anak sekolah kadang dia juga seringnya lupa dengan tanggal. "Ah, ini sudah masuk tanggal 20, kenapa?"
"Kau sudah mens? Biasanya aku mens setelah kau kan?" tanya Jaera lagi.
Sohyun mengangguk. "Aku sudah mens." Lalu gadis itu jadi teringat moment dimana dirinya tidak bisa menepati janjinya pada sang kekasih karena tiba-tiba dia datang bulan.
Sohyun membuyarkan lamunannya, jika mengingat itu Sohyun jadi merasa bersalah, belum lagi wajah melas sang kekasih yang tak jadi itu sungguh mengenaskan.
"Biasanya memang begitu kan?" sambung Sohyun setelah keterdiaman sebentarnya tadi.
Hening. Hingga Sohyun menyentuh pundak Jaera pelan. "Kenapa melamun?"
Tapi jaera malah menggeleng. "Pasti karena kekenyangan yah.." itulah Sohyun dan fikiran-fikiran sederhana nya.
Jam sekolah berakhir, kini Sohyun tengah berdiri dihalte bersama Jaera. Sohyun tidak ada rencana pulang naik bis atau menginap lagi dirumah Jaera, dia hanya menemani saja. Memastikan Jaera baik-baik saja sampai bus membawanya pulang.
"Jae, telfon aku jika terjadi sesuatu."
Jaera memandang sahabatnya itu dengan mata yang memicing. "Tidak mau!" tolaknya. "Nanti yang mengangkat pacarmu lagi. Aku geli mendengarnya So.."
Sohyun melotot. "Memang kapan kau menelfon? Dan apa yang kau dengar?"
"Kau selalu pura-pura tidak ingat!" ejeknya.
Tapi sungguh kali ini Sohyun jadi berfikir keras karena perkataan Jaera. Kapan temannya itu menelfon? Lagi Taehyung tak mengatakan apa-apa soal Jaera.
"Aku tidak sedang berpura-pura, jangan bercanda!"
Pada akhirnya Jaera tak tahan juga untuk tidak tertawa, Sohyun itu jika digoda sungguh lucu. Lihat saja ekspresi paniknya sekarang, sudah pasti Sohyun takut kalau kegiatan nakalnya dengan Taehyung diketahui orang lain. Maksudnya ya, suara-suara erotisnya itu.
"Sudah kuduga! Kau memang selalu begitu. Suka jika aku panik!" Sohyun menggerutu.
Manisnya pertemanan keduanya, meski kebanyakan Sohyun yang sering dibuat kesal tapi dia tahu Jaera orang yang tulus. Meski nakal, tapi Sohyun bahkan tak menyangka sejak putus dari Jaeyun sahabatnya itu seperti malas dengan lelaki.
Akhirnya siang itu Jaera pulang dengan bis dan tak lama setelahnya Taehyung pun datang menjemput. Dan atas insiden tidak jadi malam itu Taehyung jadi irit beicara dengannya. Mungkin pacarnya itu kesal. Tapi mau bagaimana lagi mens itu sudah kodratnya perempuan, masa Sohyun yang salah.
"Kak," panggil Sohyun saat kini keduanya masih didalam mobil untuk pulang.
"Hmm.." iya kan, pacarnya masih marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐮𝐩𝐜𝐚𝐤𝐞 [𝐌]
Romans🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Kim Sohyun gadis yatim piatu yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu tidak tahu kalau pria yang selama ini menjadi kekasihnya dan membiayai kebutuhkan hidupnya terlibat dalam kasus kecelakaan yang membuat kedua orang...