vii. selamat bertaruh semakin dalam.

979 159 17
                                    

 🗒️; coba dengarkan lagu taruh - nadin amizah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 🗒️; coba dengarkan lagu taruh - nadin amizah



Jam menunjukkan pukul dua belas malam, dunia sudah tertidur tapi tidak dengan gadis yang baru turun dari motor itu dengan membawa kantung juga lilin di kedua tangan nya.

Gadis itupun memanjat pagar rumah berwarna putih tersebut hingga akhirnya ia pun berhasil menapakan kakinya ke tanah lalu kemudian sembari membawa  keresek juga lilin ia mengendap-endap menuju jendela rumah besar di bagian rumah belakang, rumah ini cukup terang di malam hari lampu taman nya menghiasi sekitar sehingga tidak terlalu gelap dan menakutkan malah jauh dari kata menyeramkan, halaman rumah windu di malam hari sangat indah.

Perlahan Khayla membuka box persegi panjang itu berisi martabak buatan nya lalu ia pun menaruh lilin di atas nya, tadinya Khayla akan membuat kue tapi ia ingat kata-kata Windu kemarin kalau gadis itu sangat ingin Khayla memasak martabak.

Setelah angka 21 di lilin di taruh khayla pun mulai memantik api kemudian ia pun membakar lilin nya dan setelah itu ia sedikit mengintip ke jendela, terdengar dari kamar Windu lagu terputar, ah satu hal tentang windu gadis itu tidak bisa tidur kalau tidak ada lagu di putar.

Perlahan Khayla pun mengetuk pintu kaca tersebut, belum ada apa-apa hingga akhirnya pun Khayla pun memanggil Windu sembari mengetuk kaca.

"nduu, ini teh aya" begitu ucapnya.

Dan tak butuh waktu yang lama perlahan pun tirai kaca di buka menghadirkan muka bantal nya Windu yang membuat Khayla terkekeh, saat netra mereka saling memandang  kedua nya tersenyum walaupun kaca menjadi penghalang mereka tapi kedua pasang mata yang saling bertatapan itu terikat.

Segaris takdir dari semesta perihal mempertemukan kedua manusia dengan segala rasanya dan menjadikan nya satu, mereka yang dipersatukan oleh sebuah rasa dan dipaksa bersembunyi dibalik alasan mereka sama dan tidak bisa bersama, iya sama namun tidak bisa bersama.

Khayla menaruh martabak dengan lilin yang sudah di nyalakan itu pada balkon jendela nya lalu menatap Windu dengan lekat, memandang poros semesta nya itu sangat dalam hingga ia bisa melihat bayangan dirinya di mata WIndu "selamat ulang tahun ya ndu, selamat sudah bertahan sejauh ini, sejauh ini ndu yang terbaik dan akan selalu menjadi baik jadi tetap menjadi manusia baik ya?, walaupun di luar sana banyak manusia yang ngga baik" lirih Khayla dari balik jendela Windu.

Windu pun terdiam lalu jari-jarinya menyentuh kaca, ia pun terisak tiba-tiba lalu air mata pun keluar dari kedua netra Windu, lalu perlahan ia pun menunduk penuh sesak ia meremas bajunya untuk menahan isakan lebih kencang lagi.

Khayla yang ada di balik jendela pun mengeleng keras, menyuruh Windu untuk tidak menangis "ndu, rasanya semua terlalu sakit ya?, ndu ga siap ya dipecundangin sama semesta?, ndu hei gapapa tenang... ini ada teh aya nya ndu, ndu ga usah khawatir tentang apapun ya? kalau semesta bajingan biar teh aya yang nangung cibiran bajingan itu dari semesta, ya ndu?"

[✓] Dan Kota Hujan | JiminJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang