xvii. pertanyaan perihal kebenaran.

587 99 11
                                    

🗒️; Coba dengarkan lagu Exile - Taylor Swift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🗒️; Coba dengarkan lagu Exile - Taylor Swift.




Kedua netra itu menatap lekat satu sama lain.

Nindya menatap Rendi dengan sendu, gadis itu ingin menangis tapi tidak bisa- tidak bisa untuk sekarang, banyak pertanyaan terlintas di kepalanya.

Mulut nya kelu bahkan tidak bisa mengucapkan satu kalimat pun, ponsel yang di gengam dan menunjukkan sebuah screenshot dari laman Twitter itu pun bergetar karna tangan Nindya sendari tadi tremor.

Sementara Rendi mengusap wajah nya kasar, dan menyenderkan tubuh nya pada dingding, bahkan ia pun tidak berani membuka suara terlebih dahulu.

Setelah Nindya datang ke kampus, dan seluruh atensi mata menyorot dirinya yang sedang berjalan dengan Rendi, ia pun terdiam dan merasa tidak nyaman. Dan saat itu Windu juga Gendin menghampiri mereka dengan keadaan panik, Nindya bertanya 'Ada apa?' , dan di jawab 'ngga apa-apa, cuman nyari Anin sama a'rendi aja' itu jawaban dari Windu.

Tapi setelah itu mereka ke kantin, masih hening dalam kecanggungan hingga akhirnya Nindya membuka Twitter dan banyak direct massage di akun nya dan muncul lah sebuah thread yang membuat seketika pandangan nya memburam rasanya ia perih ingin menangis.

"Ini teh aa?" Saat itu Rendi terkejut bukan main melihat gambar itu juga mendengar suara Nindya yang bergetar, Windu dan Gendin sudah tahu ini akan terjadi dan keputusan mereka adalah meninggalkan Rendi dan Nindya yang butuh ruang.

"itu teh dari mana atuh nin?"

"Nindya nanya atuh ini teh, jawaban nya iya atau ngga?"

Rendi pun terdiam, lidah nya kelu dan tubuh nya membuka rasanya ini seperti mimpi, mimpi yang sangat buruk.

"iya atau ngga a' ?"

"Bicaranya di kolidor belakang yu nin?"

Dan akhirnya sekarang mereka disini, di kolidor belakang kelas yang jarang di lewati lalu-lalang murid.

Sudah 10 menit, tapi dari kedua nya tak ada yang mampu membuka suara terlebih dahulu malah memilih menatap lantai berwarna putih itu.

Perlahan Nindya menatap Rendi, dan perlahan juga air mata yang sedari tadi ia tahan turun "do you love him?"

"Nindya-"

"jawaban nya, iya atau ngga a' bukan panggil aku"

Rendi pun kembali bungkam, ia pun menghela.

"Do You love me?"

"Sure?" ucap Rendi dengan sungguh-sungguh.

"Then when you kiss him, it's not part of love?"

[✓] Dan Kota Hujan | JiminJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang