viii. Bunda juga, punya patah hati terdalam

813 146 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jam sudah menunjukan pukul 5 subuh, Windu pun masuk ke dalam rumah dengan diam-diam menutup pintu dengan perlahan ia pun berjalan ke dalam rumah.

tak berselang lama setelah menutup pintu tubuh nya menegang kala bunda nya sedang duduk di ruang tengah dengan sebatang nikotin terselip di hipitan kedua jarinya, asap mengepul dari mulut bundanya, sudah lama ia tak melihat bundanya merokok dan ini pertama kalinya sejak kejadian 3 tahun lalu.

Sedang ada yang tidak baik, kalau bundanya merokok tandanya tidak ada yang baik.

Windu pun menengang, semoga yang terjadi bukanlah hal yang buruk.

Windu pun berusaha berjalan biasa saja, ntah apa alasan yang ia harus jawab ketika bunda bertanya habis dari mana dia.

Namun saat melewati bunda, yang Windu dapatkan hanya tatapan juga senyuman tipis yang Windu pun tidak mengerti mengapa bunda di jam lima subuh ada di ruang tengah juga mengapa benda nikotin dan tatapan nya menyatakan tidak ada yang baik disini, juga senyuman tipis yang Windu tidak mengerti apa maksud nya.

Tiba-tiba bunda pun bangkit dari duduk nya, kemudian ia menaruh batang nikotin itu ke asbak yang ada di sebelah nya dan berjalan ke arah Windu, Windu pun terdiam menatap bundanya yang berjalan ke arah nya.

"Selamat ulang tahun ya putri bunda?, Selamat bertambah dan selamat menjadi lebih dewasa— Windu putri satu-satunya nya bunda yang paling bunda sayang" bunda pun mengusap kepala putrinya itu dengan lembut lalu mencium kening Windu.

Windu pun tidak mengerti kenapa bunda tiba-tiba sekali seperti ini.

"Makasih bunda" ucap Windu yang masih bingung.

"Windu cape ya?, istirahat dulu gih hari ini libur kan? kamu kayanya terlalu cape jadi istirahat dulu ya" lirih bunda nya

Windu pun mengangguk pelan lalu ia pun berjalan ke kamar nya, sesampai nya di depan pintu Windu masih memikirkan beberapa hal yang janggal, pertama mengapa bunda tidak menanyakannya kemana pergi nya Windu yang biasanya kalau hal itu terjadi yang bunda lakukan adalah menanyainya bahkan dengan detail, dan yang sangat mengganjal di kepala  adalah mengapa bunda menghisap benda nikotin itu setelah sekian lama— sudah lama bahkan sangat lama terkahir kali adalah sembilan tahun lalu saat ayah dan bunda berpisah, dan ada apa dengan tatapan juga senyuman bunda yang memancarkan luka sangat dalam, Windu bukan seseorang yang ahli membaca bahasa tubuh tapi rasanya orang awam pun tau kalau itu adalah senyuman pahit yang diberikan, bunda menang tersenyum tapi tidak bisa menutupi luka di senyuman nya.

Bunda kenapa?

Windu pun membuka pintu kamar nya, kemudian ia menutup nya kembali saat ia menginjak permukaan ubin nya ia merasa lantai nya sangat berminyak seperti ada mentega yang jatuh ke lantai, yah rasanya seperti itu.

Windu pun mengerutkan dahinya, lalu tanpa pikir panjang ia pun mengambil tissue basah di atas nakas sebelah tempat tidur lalu ia pun mengelap lantai kembali sampai ia rasa permukaan nya tidak lengket dan kemudian ia pun bangkit dan hendak membuang tissue tadi ke tempat sampah.

Namun bertapa terkejut nya Windu saat membuka tempat sampah yang ia temukan adalah satu kue ulang tahun berwarna biru yang sudah rusak, itu berarti — ah seketika tubuh Windu pun memegang, ia mengigit bibirnya risau, apa mungkin benar firasat nya yang tidak baik itu benar.

Apa benar bundanya melihat dirinya bahkan seluruh nya?, bunda ; luka di senyuman nya itu artinya kekecewaan yang sangat dalam ya?.

Windu ingin memberitahu nya hari ini, ia tidak ingin bunda mengetahui nya sendiri karna yang terjadi hanyalah tentang patah hati seorang bunda, Windu tidak ingin menyakiti bundanya tapi ia pun tidak ingin mengakhiri semuanya.

Ah Windu perihal hidup kan hanya bisa mengambil salah satu kesempatan, tidak akan pernah bisa lebih karna pilihan menang hanya ada dua namun jawaban dari pilihan itu hanya satu, lantas siapa yang harus ia korban kan?

Dengan cepat Windu pun berjalan ke luar lagi, ingin menghampiri sang bunda dan menjelaskan Bun, putri bunda ini sedang di pecundangi semesta dengan segala skenario nya, bunda... dimohon jika memang terlalu sakit jangan paksa kami berhenti ya, maaf jika ini egois patah hati Windu akan lebih besar bun daripada sebelum nya, konotasi elegi Windu pada romansa yang orang bilang 'normal' sudah tidak ada lagi Bun, semua nya yang terjadi di masa lalu sudah berusaha Windu kubur tapi ngga bisa di lupakan— Bun jika kecewa berat maafkan putri ibu yang pernah jadi kebanggaan di masalalu ini ya?

Dan benar saja, saat Windu berjalan ke arah ruang tengah, ada bunda nya yang sedang memeluk dirinya seorang diri meringkuk di karpet berbulu dan membenamkan wajah nya pada dengkul kaki yang di tekuk, bunda hancur perlahan nyali windu runtuh.

Suara isakan terdengar pelan, tapi windu tau itu adalah tangisan paling perih yang pernah ia dengar dari bundanya— terisak dan bingung menyalahkan siapa.

"bunda" panggil windu pelan, lalu ia pun berjalan ke arah bunda nya dengan perlahan, dan duduk di sebelah nya.

"bunda, windu boleh ngomong sama bunda?" panggil nya lagi

bunda semakin terisak keras, menyembunyikan wajah nya dengan kedua kakinya dan Windu yang melihat itu pun tubuh nya bergetar hebat air mata nya runtuh dari kedua netra nya.

"Bunda, ini windu loh mau bicara sama bunda— bunda? putri bunda ini sedang di pecundangi semesta, bunda juga mau ikut kubu semesta yang tabu akan windu ya?"

Windu pun memejamkan matanya, kemudian ia pun bersimpuh di sebelah bundanya dan meremat karpet berbulu itu dengan kuat.

"bunda, maafkan jika sesakit ini ya bund?, windu terlalu mati rasa untuk memulai kisah yang orang sebut normal " lirih windu

tidak ada jawaban dari bunda, yang terjadi adalah isakan yang semakin pedih untuk di dengar— bunda patah hati terlebih saat waktu itu, ini adalah patah hati terhebat seorang ibu.

"Bun, maaf ya? maaf jika yang windu ingin bukan lelaki tapi wanita cantik, bunda tahu? teh Aya itu cantik, cantik sama kaya bunda dia ngejaga windu seperti barang antik sangat hati-hati juga tidak ingin windu sakit hati, semesta memang antagonis tapi pelukan bunda yang buat windu ngga pesimis, bunda bantu windu ngga pesimis berpikir bahwa semesta antagonis ya?, bunda ini permohonan maaf paling tulus dari putri bunda yang buat bunda runtuh, tapi di mohon ya untuk tidak pergi agar windu akan tetap utuh, windu terlalu rapuh bunda untuk di tinggalkan lagi, windu sudah rimpuh, kisah sewindu kemarin sangat pilu bunda"

setelah mendengarkan penjelasan windu perlahan bunda pun menoleh ke arah windu "kita jangan pernah bahas ini lagi ya ndu?, anggap bunda ngga pernah tau apa-apa terserah windu mau apa bunda ngga akan pernah ingin tau"

Runtuh lah, runtuh pertahanan seorang windu — juga hancur lah perasaan bunda sebagai seorang ibu.

BERSAMBUNG....

bunda juga windu <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bunda juga windu <3

[✓] Dan Kota Hujan | JiminJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang