vi. perihal senabastala juga penyampaian asanya

964 146 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Khayla pun duduk di atas motornya, sesekali menatap ke belakang untuk melihat apakah yang sudah di tunggu akan datang, namun gadis berponi itu sama sekali tidak menunjukan batang hidung nya.

Apa mungkin gadis itu terlalu lama menunggu dirinya?, ah tidak tadi Khayla sejam yang lalu di massage kok sama Windu kalau ia masih menunggu Khayla sampai selesai kelasnya.

Khayla pun terdiam, ia sedikit menyipitkan matanya ke arah belakang tembok bestment.

Dua pasang lelaki yang saling bercengrama satu tangan pria yang di taruh ke bahu dan satu nya lagi menyender ke tembok mereka saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat, mata nya semakin menyipit Khayla bukan ingin tahu mereka sedang apa namun Khayla ingin tahu mereka siapa sebab gestur badan nya sangat familiar untuk khayla.

"teh ayayayaya" suara cempreng itu berhasil mengalihkan fokus Khayla, Khayla pun berbalik mendapati Windu yang berlari kecil menuju nya, Khayla pun tersenyum dan gadis berponi itu langsung memeluk Khayla.

Khayla pun terkekeh, lalu memeluk kembali Windu "kamu teh kenapa sih ndu?, kaya abis di kejar singa aja"

"iya, ndu abis di kejar tapi bukan sama singa sama nindya singa nya a' rendi"

"kenapa dia?"

"mau ikut windu"

"terus?"

"ya.. windu tingalin lah?? kan mau ketemu teh aya"

ah iya, harus sembunyi seapik mungkin agar nanti tidak ada api yang terpantik. kapan ya sekiranya bisa saling memeluk satu sama lain tanpa di pandang sebagai pecundang nya semesta malah dilihat sebagai sepasang yang punya cinta.

Semua nya akan terpikir, bagaimana garis takdir membawa mereka kepada tujuan untuk bersama tanpa perlu bersembunyi, namun selama tinggal disini; bertumbuh menjadi penduduk bumi yang punya norma dan aturan semua nya akan pupus termasuk cinta tulus sekalipun, jadi garis takdir apa yang perlu diharap?

tidak ada harapan, namun ingin mereka akan harapan itu besar.

ya, Khayla dan Windu.

"memang kenapa gitu nindya harus ikut ndu?, mau bareng?"

Windu pun mengeleng sebagai jawaban "dia juga mau ke basement, tadi kan a' janu sama a'rendi duluan ke basement dan nungguin nindya disana" 

Seketika Khayla pun terdiam, ia memikirkan sesuatu otak nya mencerna itu dengan sempurna tapi hatinya menolak dengan keras.

"teh aya?" panggil Windu yang bingung menggapa Khayla hanya terdiam sebagai respon dari perkataan nya.

"ha?, eh ayo?" Ucap Khayla gelagapan namun ia langsung menepuk jok belakang motor nya.

Windu pun terheran, lalu ia tidak ingin bertanya lebih jauh mungkin Khayla nanti yang akan bercerita kepadanya.

Setelah Windu naik ke atas motor, Khayla pun menjalankan motor nya hari ini mereka akan pergi ke air mancur sesuai janji Khayla akan membelikan Windu martabak coklat kacang untuk gadis gembul yang sedang memeluk nya dari belakang itu.

Motor pun dijalankan, tidak ada perbincangan mungkin karna Khayla tau kalau hari ini Windu banyak cape nya maka dengan sukarela akan ia persilahkan untuk merebahkan lelah nya gadis itu di punggung nya, meski pun banyak tempat yang tidak aman untuk para manusia berisik melihat tapi sebisa mungkin Khayla akan memberikan tempat ternyaman agar windu bisa beristirahat dari manusia yang tidak ingin melihat mereka.

Perihal bahagia nya windu akan selalu terjaga, Khayla pastikan itu.

rasanya senabastala kota hujan menatap mereka sangat risau, sebab langit nya mengores segaris kilat membuat warna biru nya murung itu perlahan merintikan gerimisnya, sudah mulai terasa rintik nya apakah senabastala menitihkan perih atas pedih nya mereka, langit nya semakin abu-abu, mengores sebuah makna yang mengabu kalau semisal nya ada temu yang indah pasti akan ada pertengahan yang penuh rangkai asa akan sesak nya nestapa perihal skenario berdebu dan akhirnya akan di tentukan apakah akan indah atau hanya mengabu.

bagaimana akhirnya nanti?, apa perlu berharap akan manis atau berpikir pesimis : agar hasil dari harap yang tak telak tidak terlalu menghasilkan kecewa?.

besok ulang tahun windu,bahagia karna tuhan memberi nafas pada windu sejauh ini semoga pun besok atau lusa masih sama; bisa bernafas. tapi yang Khayla takutkan adalah nafas dari windu yang semakin tercekat, walaupun mereka sudah terikat apakah jika nanti sudah terucap tentang mereka apakah ikatan itu masih bisa bertahan?, bagaimana jika pertaruhan mereka gagal dan yang terjadi adalah perihal perpisahan?.

semesta apakah harapan manusia saat ia meniup lilinya akan terkabul?, jika iya tolong kabulkan harapan Khayla saat ulang tahun itu, perihal harap nya akan bersama windu tolong kabulkan.

meskipun mungkin semesta akan mengagap lulucon, percayalah itu adalah doa yang paling serius yang Khayla harapan.

















setelah meminggirkan motor di tepi jalan, dan hujan semakin menderas Khayla pun menoleh dari spion menatap windu yang tertidur pulas.

"ndu, jadi beli martabak ga?"

seketika mata gadis itupun terbuka, lalu ia mengosok matanya "udah nyampe?"

"udah turun yu?, hujan nya udah deras nih"

Windu pun mengaguk lalu turun dari motor, begitupun juga dengan Khayla saat keduanya sudah turun tiba-tiba saja windu mengegam tangan Khayla "ngga akan ada yang sadar, orang-orang sibuk perhatiin baju nya yang basah"

Khayla pun tersenyum hangat sebagai jawaban, lalu mereka pun masuk ke dalam tenda penjual martabak di pinggir jalan itu.

"bang, kaya biasa ya" ucap Khayla yang langsung di acungi jempol oleh si abang.

Windu pun terkekeh lalu kedua nya duduk di kursi dan saling berhadapan "liat tuh ndu, abang nya aja udah sampai apal kamu pesan apa"

"abang nya pengertian keren!"

lalu Khayla pun tiba-tiba mendengus "abang nya aja nih?"

Tiba-tiba windu pun terkekeh, lalu mendekat kan sedikit wajah nya pada Khayla "teteh juga mau?"

"mau dong??"

"belajar buat martabak dulu, nanti ndu baru bilang kalau di alam semeta ini yang paling pengertian cuman teh aya!" ucap windu sambil cengegesan lalu kembali menjahui muka Khayla  lagi.

"oke kalau gitu?"

"deal!" final windu, lalu keduanya pun terkekeh.

DAN KOTA HUJAN

[✓] Dan Kota Hujan | JiminJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang