xv. Lintas masalalu, bagaimana kita yang semu jadi satu.

646 100 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Minggu malam sehabis menonton konser Sheila on 7, langit kota hujan sudah di lukiskan menjadi gelap tidak nampak bintang, ntahlah mengapa tapi jalanan masih sangat terlihat jelas karna penerangan lampu dari jalanan, juga walaupun jam sudah menunjukkan pukul 9, kendaraan masih ramai berlalu-lalang dan di atas motor Windu yang memeluk Khayla dari belakang menghitung setiap lampu jalanan yang ia lewati di istana Bogor itu.

"sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas" mulut windu tidak berhenti berbicara sedari tadi, dan Khayla yang mendengar itu pun terkekeh.

"sedang apa?"

"tiga belas- menghitung lampu-lampu?"

"biar apa ndu ngitungin lampu?"

"Biar apa ya?, lampu di istana Bogor cantik, rapih juga sepanjang jalanan disini indah"

"mau sampai kapan kamu itung ndu?, ngga akan habis sampai se bogor juga bakal balik ke titik awal lagi" Ucap Khayla sembari terkekeh.

"justru itu yang ndu suka, lampu jalanan ngga akan pernah abis"

"Jadi berapa banyak yang udah ndu itung?"

Tiba-tiba Windu pun teringat, kalau dia sudah berhenti mengitung karna Khayla mengajak dia mengobrol dan akhirnya ia lupa sudah berapa lampu yang terlewatkan oleh nya.

"Pasti lupa yaa?" ledek Khayla, Windu pun mendengus "teh ayaaa mah, ayoo mundur lagi terus kita itung lagi!"

Namun tiba-tiba motor berhenti, dan kini perlahan motor pun dimundurkan oleh Khayla "ini teh Aya mau apa?"

"mau mundur?"

"ih kok beneran sih?, kan ndu cuman bercanda tau" ucap Windu terkejut karna Khayla benar-benar memundurkan motornya.

"Ayo kita itung bareng?" Tawar Khayla

"Tadi ndu lupa udah ngitung yang ke berapa daaa"

"Tiga belas, terakhir ndu ngitung kita di lampu ini" Khayla pun memberhentikan motor nya, tepat percis di lampu hitungan terakhir Windu.

Sederhana, tapi senyum Windu mengembang begitu indah, Khayla pun ikut tersenyum melihat wajah berbinar dari Windu di pantulan kaca spion.

Motor pun kembali dijalankan perlahan, mereka berada di sisi jalan agar bisa memperlambat kecepatan motornya untuk menghitung lampu-lampu di sepanjang jalan raya.

Tujuh tahun dekat dan 1 tahun menjalan kisah kasih bersama Khayla, membuat Windu bisa sebahagia ini ada di bumi, semesta kadang sebajingan itu menyakitkan hati tapi jika ia bersama Khayla sesuatu yang terasa seperti neraka ini adalah hal terindah yang ia nikmati.

Tenang, tenang saja selama Khayla ada di bumi akan ia pastikan Windu akan selalu bahagia- tolong di beri waktu yang lebih lama lagi, sampai ia bisa membasuh semua sakit nya windu.

[✓] Dan Kota Hujan | JiminJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang