- Twelve 🐰🐇 -

5K 380 35
                                    

ayo vote dulu :)

biasakan memberikan vote terlebih dahulu sebelum membaca.

happy reading.

“Sayang apa masih sakit?” tanya nenek kepada eze yang sedang digendong oleh Meisha, mereka baru saja sampai diruang makan.

“U - um Oma sakit” jawab eze lucu tak lupa ia juga menganggukan kepalanya.

“Baiklah kita mulai makan siang kita”

Lalu Meisha mendudukkan dirinya di salah satu kursi disana, Dan eze berada di pangkuannya.

“Baby mau duduk sama abang?” tanya Ervin yang akhirnya ia muncul dalam percakapan, lol.

Eze terlihat berfikir lalu kembali menganggukan kepalanya, rambutnya juga ikut bergoyang.

Ervin bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kursi Meisha, Ia langsung mengendong eze dan membawa ke kursinya, Setelah itu ia mendudukkan eze di pangkuannya.

“Ini buat adek” ucap Elvie sembari memberikan makanan bubur untuk eze.

Eze tampak tidak suka dengan makanannya, Namun sebelum mengangkat suara Ervin sudah menyuapinya terlebih dahulu.

“Abang adek mau salad buah!” seru eze semangat setelah menelan buburnya.

“Bubur tidak mau?” tanya Ervin menatap eze binggung.

Eze menggeleng. Meisha yang mendengar itu pun langsung menyuruh Kia (kepala maid) untuk mengambil salad buah di kulkas.

“Ini nyonya” Kia pun langsung memberikan salad nya kepada Meisha, Dan Meisha mengangguk sembari tersenyum. Lalu Kia membukukan badan dan pergi dari sana.

“Ervin suapi ini saja” ucap Meisha dan tak lupa ia juga memberikan salad yang diambil oleh Kia tadi.

Ervin mengangguk dan mulai menyuapi eze kembali. Terlihat jelas eze lebih menikmati makanan kali ini dibanding tadi, Raut wajah nya pun menunjukkan ia bahagia.

Dan lupakan lah peraturan “Tidak boleh mengobrol saat makan” :)

“Baby ayo kita mandi” ucap Edgar kepada eze yang sudah selesai makan.

“No daddy nanti saja” jawab eze, Yap eze sedang malas untuk mandi.

“Tidak ada bantahan baby” ucap Edgar dengan dingin dan menatap eze tajam.

Eze yang ditatap tajam seperti itu pun mengangguk lesu, Tidak memungkinkan untuk melawan. Tapi pasti lain kali ia akan melawan (?)

Edgar kembali mengendong eze dan membawanya kekamar eze lalu mulai membuka baju eze.

(hayoloo pusing ngga tuh)

Walaupun sudah terbiasa namun eze tetap malu.

“Kan adek sudah besar masa masih dimandikan liat saja nanti eze akan mandi diam - diam huh” pikir eze, mana berani dia ngomong seperti itu secara langsung.

Lalu Edgar membawa eze kekamar mandi yang terletak dikamar itu. Dan mulai memandikan eze seperti biasa.

“Daddy eze mau bebek” ucap eze yang sudah berada di bathtub.

“Sebentar baby” lalu Edgar mengambil bebek - bebek bewarna kuning disalah satu lemari dikamar mandi.

Eze pun tertawa karena senang dan Edgar mulai memandikannya.

“Baby buka mulut mu” ucap Edgar yang sudah memegang gosok gigi beserta odolnya.

“Daddy itu rasa strawberry kan?” tanya eze yang dimaksud adalah rasa odolnya, Waktu itu dia pernah menggosok gigi dengan odol (rasanya pedas) padahal itu punya abangnya.

Edgar mengangguk dan eze membuka mulutnya, Lalu gosok gigi pun selesai.

Edgar mengambil handuk lalu memakaikan ke tubuh eze dan langsung membawa eze keluar kamar mandi.

“Daddy adek mau main air dulu”

“No baby” Edgar membuka handuknya dan menidurkan eze di kasur. Ia mengoleskan minyak telon agar tetap hangat dilanjut memakaikan hoodie oversize bewarna pink dengan celana santai hitam namun panjang.

(Ngga usah nanya dah pake daleman atau belum ya, ya pasti udahlah hoho)

“Daddy karena eze sudah good boy berarti eze boleh ke taman yaaa?” tanya eze kepada Edgar yang sedang mencari kaus kaki di lemari.

“No baby habis ini tidur!” jawab Edgar dengan dingin dan menekankan kata tidur.

“Daddy ayolah kali ini saja” ucap eze dengan nada merayu.

Edgar hanya menggeleng sembari memasangkan kaus kaki untuk eze. Eze yang melihat Edgar menggeleng pun memajukan bibirnya ke depan, ngambek.

“Daddy eze sudah tidur tadi”

Edgar hanya berdehem lalu menggendong eze dan membawanya keluar kamar. Ia memasuki lift dan memencet lantai 1 untuk menuju ruang keluarga.

“Daddy sebentar saja please!”

“Tidak ya tidak” ucap Edgar kembali dingin, Ia sedang menahan amarahnya, Kenapa anaknya yang satu ini keras kepala banget sih.

Eze yang tahu bahwa Edgar sudah mulai marah pun memilih diam dan menyembunyikan kepalanya di celuk leher Edgar.

“Baby sudah mandi ya” ujar Elnie dengan lembut berbeda jika ngobrol dengan Elvie.

Eze hanya mengangguk pelan. Lalu Edgar mendudukkan dirinya di salah satu sofa, Dan eze berada dipangkuan nya.

Keluarganya pun menatap binggung Edgar, Biasanya eze akan ramai dan bawel namun sekarang kenapa malah jadi pendiam.

Edgar yang mengerti tatapan itu pun menjawab dengan singkat “Ingin ke taman”

Sekarang mereka mengerti eze sedang ngambek karena permintaannya tidak dituruti.

“Baby mau susu tidak?” tanya bunda.

Eze hanya menggeleng pelan ia masih menyembunyikan kepalanya di leher Edgar. Keluarganya yang melihat itu pun menghela nafas.

Sangat susah membujuk eze kalau sudah ngambek, Ia pasti tidak akan bicara dan menjawab dengan anggukan atau hanya gelengan kepala saja.

“Liat aja nanti eze keluar diem - diem!” batin eze kesal lalu ia tersenyum licik.

[Finished]

Mana vote nya oi :(

Anw eze licik juga ya hoho.

awkwkwk (yea), btw bisa nda si vote nya nambah :( sedih liatnya ga nambah - nambah huhu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

awkwkwk (yea), btw bisa nda si vote nya nambah :( sedih liatnya ga nambah - nambah huhu.

Meine Familie [ON - GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang