Dua Puluh Satu

51 13 0
                                    

Perpisahan memang akan terjadi dalam setiap kehidupan manusia tanpa terkecuali.

- Angkasa Jayendra -

Samudera berdiri di hadapan Bayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samudera berdiri di hadapan Bayu. Wajah tampannya masih bisa terlihat jelas dari balik masker pelindung. Alis matanya yang tebal dan model rambut man bun membuatnya terlihat berbeda dengan terakhir kali Angkasa meninggalkannya—adiknya itu kini telah tumbuh dewasa selayaknya manusia pada umumnya.

Cowok itu mulai berkaca-kaca ketika melihat sosok Angkasa yang berada di belakang tubuh Bayu. Semua ini terasa seperti mimpi buatnya—yang sebelumnya Ia rasa seperti mustahil. Namun, Tuhan benar-benar mendengarkan doanya selama ini.

"Kak Akash, gue kangen banget sama lo," ucap Samudera dari balik maskernya.

"Ngapain lo ke sini, hah! Mau apa lagi lo!"

Samudera terdiam. Ia tahu reaksi Kakaknya akan seperti ini saat bertemu denganya. Penyiksaan dari masa lalu serta ketidakadilan yang Angkasa terima menyebabkan dampak besar pada hubungannya dengan Samudera.

Kehebatan yang dimiliki Samudera selalu saja dibanggakan oleh kedua orang tua mereka. Bahkan hingga terakhir kali Angkasa menginjakkan kedua kakinya di rumah mereka, kedua orang tuanya masih membanggakan Putra Bungsunya ketimbang Angkasa.

Bayu hanya bisa terdiam menyimak ketegangan di antara dua orang tersebut. Ia tak mau ikut campur dalam urusan antara saudara tersebut. Ini adalah kali pertama bagi Bayu melihat pertarungan akbar dari dua bersaudara yang selalu dibedakan.

"Gue ke sini mau minta lo pulang ke rumah Kak, Ayah sama Ibu lagi sakit. Mereka butuh lo buat dateng di saat-saat terakhir mereka," Samudera meminta pada Kakaknya itu.

Angkasa menatap acuh Samudera. Cowok itu benar-benar tak perduli lagi dengan keadaan keluarganya. Yang awalnya merupakan keluarga yang bahagia, penuh canda tawa dan juga keadilan.

"Mereka butuh gue? Coba ulangin sekali lagi. Selama ini gue ada di sana buat apaan, apa gue di sana pernah dianggep ada sama mereka, pernah?"

Baik Samudera ataupun Bayu sama-sama terdiam. Angkasa sangat benar kali ini. Ia pergi dari rumah itu selain karena penyiksaan yang dilakukan oleh keduanya, ada tekad kuat yang dimiliki oleh Angkasa untuk mencari kehidupan barunya.

"Kenapa diem, jawab gue sekarang?!" bentak Angkasa pada Samudera. Kali ini emosi seorang Angkasa yang sudah ditahan selama ini ditumpahkannya sekarang juga.

"Sa, apa lo gak kasian sama Bokap juga Nyokap lo, mereka cuman pengen minta maaf sama lo, gue mohon. Gue tau ini bukan ranah gue buat ikut campur urusan keluarga lo, tapi, di sini gue sebagai sahabat yang baik dan peduli sama lo, tolong temuin mereka untuk terakhir kalinya." Bayu memohon dengan sangat pada Angkasa.

"Setelah yang selama ini apa yang mereka lakuin ke gue Yu? Lo tau apa aja yang mereka lakuin ke gue, lo liat ini," ucap Angkasa sembari menunjukkan bekas sayatan di tangan kirinya. Kedua orang itu tampak terkejut melihatnya, "daripada gue harus nemuin orang yang udah buat gue kayak gini lebih baik gue mati aja, itu jauh lebih baik daripada gue harus kembali ketemu sama mereka!"

IMPERFECTUM [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang