Dua Puluh Dua

148 15 0
                                    

Ketika Ia pergi itu bukanlah tanda bahwa Ia tak menyayangimu. Hanya saja perlu waktu untuk menguatkan diri ini ketika harus kehilanganmu.

- Kirana Larissa -

Meja operasi itu penuh sekali dengan peralatan bedah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja operasi itu penuh sekali dengan peralatan bedah. Dokter mulai melakukan operasi pada kornea mata Angkasa untuk di donorkan pada Kirana. Dengan penuh kehati-hatian, Ia melakukan pengambilan kornea tersebut.

Operasi berjalan lancar. Kornea mata milik Angkasa berhasil di ambil dan siap untuk di donorkan pada Kirana.

* * *

Bayu dan juga Samudera kebingungan mencari keberadaan Angkasa. Mereka sangat khawatir dengan keadaanya karena Ia tak kembali ke kosan sama sekali. Tak berselang lama ponsel milik Bayu berbunyi. Di layarnya terpampang nama Angkasa. Dengan segera cowok itu mengangkat panggilannya.

"Sa, lo itu kemana aja sih, gue sama Samudera nungguin lo nih dari tadi!" ucap Bayu kesal pada Angkasa.

Tapi, suara yang muncul dari panggilan tersebut tak lain tak bukan adalah suara petugas rumah sakit Ganesha.

"Maaf, apa betul ini keluarga dari Angkasa Jayendra?"

"Saya temannya Angkasa, ada apa ya?"

"Saudara Angkasa mengalami kecelakaan tadi siang, kini jasadnya sudah ada di ruang mayat Rumah Sakit Ganesha."

"Kecelakaan...!"

"Benar, untuk pengambilan jasad korban mau dilakukan kapan ya, supaya bisa kami persiapkan pengantaran jenazahnya."

Samudera langsung merebut ponsel milik Bayu dan berbicara pada petugas rumah sakit.

"Ini gak mungkin? Kakak saya belum meninggal. Bilang ini semua hanya kebohongan. Bilang sama saya ini semua bohong!"

Bayu langsung merebut kembali ponsel miliknya dari tangan Samudera.

"Apakah boleh kami melihat jenazah Angkasa ke rumah sakit?"

"Boleh, silahkan saja datang ke rumah sakit Ganesha, kami tunggu kedatangan Anda."

"Baik, terima kasih atas informasinya."

Panggilan terputus. Samudera menangis tersedu-sedu sementara Bayu masih berusaha menahan kesedihannya. Ia tak menyangka kepergian Angkasa begitu cepat. Tuhan mengambil sahabatnya itu.

* * *

Hari ini Dave ingin mengajak Kirana untuk menuju ke salah satu rumah sakit. Setelah mendengar penuturan Rhea kemarin yang secara tak sengaja mendengar kalau Kirana ingin sekali bisa melihat seperti manusia pada umumnya.

Kebetulan saja dokter kenalan Dave mengabarkan donor mata untuk Kirana baru saja di dapatkan dan tadi sedang dilakukan proses operasi pengambilan korneanya. Dave benar-benar bersyukur masih ada orang baik yang rela mengorbankan hidupnya untuk Adiknya.

IMPERFECTUM [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang