Page 09 : Heartless

4.1K 547 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Haechan kini menatap kosong langit-langit kamarnya. Dirinya menghela nafas kasar dan mengusak wajahnya.

Niatnya ingin pergi ke supermarket karena disuruh eommanya, dirinya malah melihat pemandangan yang membuat matanya sakit.

"Hyuck?" Panggil taeyeon tiba-tiba yang tengah melihat pintu kamar sang anak terbuka lebar dan penghuninya yang tengah terbaring di kasurnya.

"Eomma, nanti hyuck balik lagi ke supermarket" ujar haechan sembari mendudukan dirinya dan menatap taeyeon.

"Kau kenapa? Pergi baru 15 menit yang lalu terus pulang tapi wajah kamu malah kusut?" Tanya taeyeon sembari mendudukan dirinya di samping haechan.

"Aniya eomma, tadi ada yang merusak mood hyuck saja sekarang sudah tidak apa-apa kok" ujar haechan sembari tersenyum cerah.

Taeyeon yang melihatnya pun menghela nafasnya berat. Putra tunggal kesayangannya itu selalu pintar dalam menutupi masalah.

Tapi sepintar apapun itu, taeyeon selalu tau kalau haechan tengah menutupi sesuatu dari dirinya.

"Tidak usah, tadi eomma sudah titip pada appamu." Ujar taeyeon yang membuat haechan menyengir polos.

"Hehe, maaf ya eomma" ujar haechan dengan nada manjanya yang membuat taeyeon memutar matanya jengah, lelah melihat kelakuan abstrak anaknya itu.





-------------





Berbeda dengan haechan, renjun kinj tengah menatap lawan bicaranya yang sedari tadi tanpa sadar membuatnya tertawa.

"Injunie apa mama dan papa sehat?" Tanya jeno sembari menatap renjun yang tengah memilih beberapa snack.

"Mereka sehat, eomma dan appa mu bagaimana?" Tanya renjun yang kini sudah mengalihkan fokusnya pada jeno.

"Mereka juga sehat, apa aku boleh berkunjung ke rumahmu? Aku rindu mama wendy dan papa chan" ujar jeno dengan semangat yang membuat renjun menganggukan kepalanya sembari tersenyum.

Dirinya rasa tidak apa-apa mengajak jeno ke rumahnya hanya sekedar bertegur sapa dengan kedua orangtuanya.

Ah omong-omong jeno, dirinya saat itu tengah memilih beberapa snack untuk persediaan dan beberapa titipan dari sang mama dan gegenya. Namun, saat sedang sibuk memilih dirinya malah dikejutkan dengan kehadiran jeno. Keduanya mengobrol seakan sangat akrab. Yang tanpa renjun sadari bahwa ada sepasang mata yang melihatnya tadi.

"Mama renjun pulang!" ujar renjun yang membuat winwin terkejut karena renjun tiba-tiba masuk ke rumah.

"Yak huang, kalau masuk itu permisi dulu" kesal winwin yang mendelik kesal pada adiknya itu.

Papilionem ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang