Episode 29 Suara Pria Terlarang

2.3K 553 96
                                    

"Denting yang berbunyi dari dinding kamarku. Sadarkan diriku dari lamunan panjang. Tak terasa malam kini semakin larut, kumasih terjaga. Sayang, kau di mana aku ingin bersama. Aku butuh semua untuk tepiskan rindu. Mungkinkah kau di sana merasa yang sama, seperti dinginku di malam ini. rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini. Kita menari dalam rindu yang indah. Sepi kurasa hatiku saat ini, oh, Sayangku. Jika kau di sini, aku tenang."

Nada-nada merdu itu mengalun pelan dari sisi kepalaku yang lain. aku ingin menoleh, tapi organ yang satu ini terasa kaku. Tak bisa menoleh apalagi membuka mata, berat sekali. Penasaran, siapa yang menyalakan lagu sedih itu saat aku sedang bermimpi indah. Meski aku tidak tahu jenis mimpi apa yang kualami, tapi semua terasa melelahkan.

"Ayolah, Sea! Katanya kamu ingin melihat bulan, langit, dan lautan dengan matamu sendiri. Bangun, Se! Banyak yang menunggumu, termasuk langit yang mulai mendung itu. Bangunlah dan lekas buru sinar rembulannya sebelum tertutup mendung musim hujan," sambung suara bariton itu. Nada suaranya tak terlalu tinggi dan rendah, sedang tapi bisa membuatku semangat.

Semakin penasaran, tapi aku masih tak bisa membuka mataku. Masih tak bisa menggerakkan kepala ini bahkan. Semua seperti dilem superkuat. Siapa pria bersuara dalam itu? Aku sangat penasaran karena tak pernah bergaul dengan pria dewasa sebelumnya.

Bukankah aku tak suka dunia lawan jenis, makhluk Mars itu sangat egois!

Beberapa menit kemudian, aku tak mendengar suara jelasnya lagi. Yang masuk ke telinga dan otakku hanya suara berisik dari sisi yang lain. Mengeluh dalam hati karena aku kembali menatap gumpalan awan merah jambu di langit yang putih. Mimpi macam apa ini, benarkah ini mimpi?

Namun, aroma-aroma kuat ini terasa akrab di hidungku. Sepertinya aku pernah menciumnya, kapan dan di mana gitu. Ya, aku pernah menciumnya dari tubuh pria tinggi yang ... yang ... bermata ... ah, aku tidak bisa mengingatnya. Ada ingatan yang kulompati sepertinya, apa itu?

"Katanya, ini lagu cinta yang sedang nge-hits. Katamu, kamu nggak suka lagu cengeng ini. Nggak masuk akal ada yang mencintai kita sampai ke tulang, begitu menurutmu," dia menghela napasnya pelan. "Namun, nyatanya aku bisa melakukannya, bukan?"

Dia berbicara lagi, pria bersuara dalam itu bicara lagi. Siapa dia? Sepertinya akrab sekali denganku. Apalagi saat sebuah musik galau terputar lagi di sebelah telingaku, hatiku makin penasaran.

"Have I ever told you. I want you to the bone? Have ever I called you. When you are all alone? And if I ever forget to tell you how I feel. Listen to me now, Babe. I want you to the bone."

Lagu yang sangat barbar. Bagaimana bisa seorang manusia menginginkan manusia lain sampai ke tulang-tulangnya. Memang manusia itu sejenis ayam goreng atau apa? Tak masuk akal aku suka lagu aneh itu. Namun, apa itu hanya sejenis metafora dari pengungkapan cinta yang dalam. Entah, aku bukan ahlinya cinta.

"Sea Rose Sophia, kapan kamu akan bangun? Kuharap secepatnya, ya! Katamu mau kenalan sama adik asuhku, Se. tenang, nanti kucarikan yang sepertiku, ya? Meski kayaknya aku limited edition," ujarnya percaya diri lalu terkekeh.

"Yang terakhir, lagu ini adalah lagu yang kita dengar berkali-kali sore itu. Mungkin bisa menjadi jawabmu atas rasaku. Maaf, Sea, bukan bermaksud menyakiti gadis sebaik kamu. Terima kasih Sea, telah mendukung setiaku. Keteguhan sikapmu membuatku mampu menjaga cintaku padanya," lanjutnya terdengar sedih.

"Dan aku tak punya hati untuk menyakiti dirimu. Dan aku tak punya hati 'tuk mencintai dirimu yang slalu mencintai diriku. Walau kau tahu diriku masih bersamanya. Walaupun kau tahu ... kau tahu diriku ... masih bersamanya ...."

Hei, siapa pria ini? Betapa percaya dirinya dia! Seperti mengukuhkan diriku yang sedang terjebak cinta segitiga. Ingin sekali kubuka mata dan melihat pemilik suara manis ini, sepertinya akrab sekali denganku. Ayolah, Sea! Buka matamu, ayo kuat lagi! Ayolah!

Hai, Sea! (End/Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang