Dua jam telah berlalu, Kia menidurkan Alya sambil memberi susu. Setelah yakin bahwa Alya telah tidur, Kia bangkit menuju kamar mandi. Apartemen milik kakaknya ini cukup besar, memiliki 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, ruang tamu, ruang makan dan dapur.
Sebenarnya Pak Adam menyuruh Abi untuk membeli tanah saja lalu membangun rumah, dari pada tinggal di Apartemen. Tetapi, kali ini Abi menolak permintaan Ayahnya untuk tetap memilih tinggal di Apartemen.
Setelah keluar dari kamar mandi, Kia menuju dapur mencari cemilan yang bisa dimakan. Karena ini rumah seorang dokter tentunya tidak akan ada cemilan-cemilan yang dibayangkan Kia. Hanya makanan-makanan sehat, seperti buah, roti, susu, dan lainnya. Dengan terpaksa Kia mengambil roti dan susu untuk mengisi perutnya yangsedang lapar.
Tingg!!!!
Handphone Kia berbunyi, ada pesan masuk di layar notifikasinya. Kia mengambil handphone nya lalu melihat siapa orang yang mengirimi pesan tersebut. Terlihat tulisan 'Bedebah' seketika Kia enggan sekali melihat pesan itu. Kia melempar HPnya ke sofa dan mulai memakan rotinya. Tiba-tiba HP Kia berbunyi untuk kedua kalinya. Dengan berat hati Kia membaca pesan tersebut.
Bedebah
Pesan 1: Pulang jam berapa? Mas jemput, ga pake nolak.
Pesan 2: PentingKia
Mau ngapain sih, Kia nanti mau langsung pulang.Bedebah
Pulang jam berapa Kiaaa?Kia menghela nafas dan melempar Hpnya ke sofa. Ya. Itu Kenzie. Kakak keduanya yang sangat jail, sehingga Kia tidak segan-segan memberi nama kakaknya itu bedebah.
Bukan karena Kia benci, tapi sikap jailnya itu membuat Kia stress. Karena Kia tidak membalas pesan Kenzie, nada dering telfon berbunyi. Kia yang takut membuat Alya bangun, terpaksa mengangkat telfon kakaknya dan menuju ke balkon.
"Apa sih mass.."
"Pulang jam berapa Kiaa.. nanti mas jemput, oke?!" ujar Kenzie
"Emang mau kemana sih? Kia capek mau langsung pulang aja nanti" sanggah Kia
"Pulang jam berapa Kia?!" ucap Kenzie sekali lagi dengan nada yang berbeda. Kia yang mendengarnya langsung kaget dan berdiri tegak, membuat ia merinding .
"Jam.. jam 3 sore" balas Kia gagap.
"Oke, nanti mas jemput." Ujar Kenzie kembali dengan nada bicara biasanya lalu mematikan telfonnya.
"Wahh.. dia ngerjain aku. Ku kira beneran marah, ternyata... wahhh..." kesal Kia lalu menghela nafas kesal. "Mas ku yang satu ini emang beda" bathinnya.
Tiba-tiba pintu apartemen berbunyi, menandakan ada seorang yang masuk kedalam. Kia langsung masuk kedalam untuk mengchek siapa yang datang.
"Kiaaa.. maap ya, pasti kelamaan." Ucap Ajeng memelankan suaranya karena melihat putrinya sedang tidur.
"Eh gapapa mbak, kalau gitu Kia kembali dulu ke Kampus. Ada jam siang soalnya" ucap Kia sambil mengambil tasnya yang ada di meja.
"Eh iya, gak makan dulu?" Tanya Ajeng
"Gak.. gak usah mbak. Kia tadi ambil roti disana" Ujar Kia lalu mencium tangan kakak iparnya itu. Ajeng mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya ke Kia.
"Ihhh... mbak Ajeng, apaan sih. Gak usah, emangnya Kia baby sitter." Tolak Kia tidak suka dengan sikap kakak iparnya itu.
"Eh.. ini bukan karena kamu jaga Alya, buat jajan. Anggap aja angpou" jelas Ajeng sambil mengedipkan matanya. Kia melongo melihat tingkah kakak iparnya yang sedang merayunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kia
General FictionGadis keturunan Jawa tulen ini, sangat percaya bahwa rencana tuhan lebih baik daripada rencana-rencananya. Sekuat apapun usahanya, Tuhan akan mengembalikan ketempat semula yang sudah ditentukan. Itulah takdir, dia kira bertambah usia akan membuatnya...