Haii Haii!!
Selamat Malam...
Aku kembali dengan episode terbaru, jangan lupa follow ya!!
Di like dan comment juga...
Kinan membereskan barang-barang yang sudah terpasang di rak Supermarket. Setelah menyelesaikan tugasnya ia menuju ke ruang khusus karyawan untuk mengganti pakaian. Putri dan Dio sudah tiba tepat waktu, bahkan sebelum jam kerja mereka.
Seseorang menepuk pundak Kinan saat berganti pakaian. "Mas Kinan saya pulang dulu ya."
Kinan menoleh kearah temannya "Iya Rik." Jawab Kinan
Pria yang di panggil Riko tersebut seorang kerja part time pada shift pagi-siang, sebelumnya Kinan mendapatkan shift sore-malam bersama Putri. Namun setelah Dio bekerja disana, Atasan menyuruh Kinan berganti shift.
Kinan mengambil tasnya dan keluar dari ruangan tersebut. Hari ini Supermarket sangat padat tidak seperti biasanya, walaupun setiap hari ramai tetapi ini lebih ramai. Kinan mengambil jatah makanannya lalu pergi begitu saja tanpa pamitan pada Putri dan Dio.
Kinan mengayuh sepedanya pergi dari tempat kerja. Jarak waktu Supermarket dengan rumahnya sekitar setengah jam. Karena Kinan penyuka olahraga, ia selalu menggunakan sepeda untuk pergi bekerja. Menurutnya, ia bisa menikmati setiap perjalanan yang ia lewati, melihat kesibukan orang lain, para pedagang kaki lima yang bekerja, bahkan saat anak sekolah pulang.
Kinan berhenti saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh jalanan di Kota Surabaya. Tepat berada di samping kirinya ada seorang anak kecil penyandang disabilitas tanpa memiliki tangan di sebelah kiri sedang duduk sambil memegang koran, bajunya lusuh dan tidak memakai sandal. Ia mendekati anak kecil itu lalu memberikan jatah makanannya pada anak itu.
"Terimakasih Kak" Ujar anak kecil itu menerima pemberian Kinan.
Kinan tersenyum sambil mengelus kepala anak itu, "Kakak beli korannya" Ujarnya
Mendengar Kinan membeli dagangannya, anak kecil itu tampak bahagia lalu menyodorkan koran yang dibeli Kinan.
"Terimakasih sekali lagi ya Kak" Ujar anak itu
"Sama-sama, Kakak pergi dulu ya" Ucap Kinan lalu menaiki sepedanya.
Sebelum mengayuh sepedanya untuk pergi dari sana, Kinan menatap kearah anak kecil tadi dan tersenyum ramah.
Kinan tidak langsung pulang menuju ketempat kos. Ia memarkirkan sepeda, lalu pergi menuju ke tempat setiap ia merasa bosan. Ia mencari kursi kosong di tepian Danau yang mencuri perhatiannya. Setelah menemukan tempat duduk, ia meneguk air dan menghubungi seseorang.
"Halo?" ucap seorang perempuan dari seberang telepon Kinan
"Kamu dimana? Abang udah disini."
"Bentarr yaa bang... dikit lagi sampe." Ujar perempuan sedikit tergesa-gesa
"Gak usah keburu-buru, hati-hati Li"
"Iya iya Kak, Lia matiin ya" ujar Lia lalu mematikan sambungan telepon nya dengan Kinan.
Sambil menunggu kedatangan Lia, Kinan membaca koran yang tadi ia beli. Suasana sore disekitar Danau lumayan berangin, banyak para pemuda dan pemudi duduk di sekitaran Danau. Kinan masih fokus membaca koran, Tiba-tiba suara perempuan yang tidak asing di telinga Kinan memanggil namanya. Kinan menoleh kearah suara itu dan tersenyum melihat sosok perempuan yang ia tunggu.
"Bang maap yaa.. tadi les Lia molor bangettt."
Kinan tersenyum dan mengacak rambut depan adik tirinya. Ya, perempuan di depan Kinan merupakan anak dari Ayah tirinya. Walapun status mereka bukan saudara kandung, Kinan tetap menganggapnya adik dan menrawatnya sebagaimana seorang kakak. Sebenarnya tidak ada permasalahan apapun antara Kinan dengan sang Ayah tiri, namun ia merasa canggung apabila tinggal bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Kia
General FictionGadis keturunan Jawa tulen ini, sangat percaya bahwa rencana tuhan lebih baik daripada rencana-rencananya. Sekuat apapun usahanya, Tuhan akan mengembalikan ketempat semula yang sudah ditentukan. Itulah takdir, dia kira bertambah usia akan membuatnya...