Kale berjalan meninggalkan Kila yang masuk ke kelas barunya. Pemandangan dari lantai empat sekolah cukup bagus, Kale bisa melihat jalan raya depan sekolahnya, lapangan basket, futsal, pohon beringin, parkiran motor dan mobil dan masih banyak yang lainnya. Karena kelas Kale dan Kila ada di lantai empat semakin mendekatkan mereka ke rooftop, karena mereka sering kesana juga kalau sedang bosan.
Kelas baru sudah terlihat, Kale berjalan menuju kelasnya. Saat ini ia sepertinya tidak sekelas lagi dengan Khalil meski ia berharap ia akan sekelas lagi. Kale mendorong pintu kelas nya, hawa dingin dari pendingin ruangan langsung menusuk. Kelas nya masih sangat bersih, rapi dan nyaman untuk tidur, maklum masih hari pertama masuk tidak tahu seminggu lagi keadaan kelas ini seperti apa.
Apa yang diharapkan Kale ternyata jadi sungguhan. Khalil sekelas lagi dengan nya. Khalil sudah duduk di barisan paling depan dan menaruh tas dia di meja samping nya, sepertinya Khalil menaruh tas di meja samping itu untuk Kale.
"le!" panggil Khalil pada Kale yang baru saja memasuki kelas.
"nih udah gue bookingin samping gue" lanjut Khalil.
"idih thanks banget lil" ucap Kale berjalan menuju Khalil.
"sekelas lagi kita ye" lanjut Kale sembari menaruh tasnya di kursi samping tempat Khalil duduk.
Kale pun duduk di samping Khalil. Tidak lama setelah Kale baru duduk, guru langsung masuk kelasnya. Wali kelas Kale sepertinya yang masuk.
"SELAMAT PAGI" ucap guru dengan semangat pada semua murid yang ada di kelas.
"pagi buu" jawab seisi kelas.
"udah kenal semua kan sama ibu" ucap bu guru.
"udah bu" jawab seisi kelas bersamaan.
Ya, wali kelas baru Kale itu Bu Lala. Nama lengkap nya Siti Nur Lala. Bu Lala menjadi wali kelas sekaligus menjadi guru mata pelajaran Sejarah. Kale sudah kenal Bu Lala sejak awal masuk SMA karena Kale masuk kelas IPS yang pasti langsung belajar sejarah dari awal.
"hari ini tugas nya simpel" ucap Bu Lala.
"masing masing bikin essay bebas minimal satu lembar kertas!" perintah Bu Lala.
"yang selesai duluan boleh langsung istirahat abis istirahat jangan langsung pulang, kumpul dulu di kelas lagi" lanjut Bu Lala.
"Untuk ketua kelas langsung ibu tunjuk, jangan ngebantah" lanjut Bu Lala lagi.
Semua siswa siswi pun terdiam, semua berharap bukan dirinya yang menjadi ketua kelas. Menjadi ketua kelas memang salah satu tugas yang bikin ribet, mulai dari memanggil guru yang terlambat masuk kelas, mengumpulkan tugas sekelas dan masih banyak yang lainnya. Kale berharap bukan ia yang ditunjuk untuk menjadi ketua kelas.
"ya ketua kelas nya murid paling pinter sekelas" ucap Bu Lala semangat.
Setelah mendengar perkataan Bu Lala tadi semua mata tertuju pada Kale. Seisi kelas tahu kalau Kale memang nomor satu dalam akademik, tapi Bu Lala belum mengatakan jadi semua masih bisa terjadi.
"Kale kamu yang jadi" lanjut Bu Lala pada Kale.
"jadi apa bu?" tanya Kale kaget.
"jadi OB" lanjut Bu Lala bercanda.
"ya ketua kelas lah Kale Malik" lanjut Bu Lala.
Seisi kelas pun tertawa lega ketika mendengar nama Kale yang disebut. Seisi kelas sangat senang ketika mengetahui kalau bukan mereka yang menjadi ketua kelas. Berbeda dengan yang lain, Kale langsung tidak mood, senyum nya hilang, ia tahun tahun terakhir ia di SMA akan sedikit melelahkan dan menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kale & Kila
Любовные романы"pake nih la" ucap Kale sambil memberikan seragam nya pada Kila yang terlihat masih kedinginan. "lah lo gimana le? Nanti masuk angin loh" tanya Kila pada Kale yang sedang menawarkan seragam nya. "santai udah, gua bawa anak orang, nanti lo sakit bera...