Berakhir

11 1 0
                                    

Mobil sangat cepat berlaju menuju rumah sakit terdekat. Jalanan yang biasanya macet pada malam hari seketika kosong hampir sama sekali tidak ada ada tumpukan motor dan mobil. Jarak rumah sakit dari tempat konser tidak terlalu jauh, hanya sekitar tiga kilometer, jadi tidak perlu waktu lama untuk sampai namun masalahnya yang dibawa sekarang adalah pasien dengan luka tusukan di perut.

Kila sangat khawatir. Ia tidak tahu mau melakukan sesuatu selain menangis dan berdoa agar Kale selamat. Sepuluh menit dari tempat konser mobil yang membawa Kale pun sampai ke rumah sakit. Kale langsung dibawa ke IGD agar langsung diberi pertolongan.

Tiga orang perawat berlari kearah mobil mendorong ranjang pasien. Pintu mobil dibuka, badan Kale langsung dikeluarkan dari mobil dan ditidurkan diatas ranjang pasien. Kale langsung dibawa masuk kedalam ruang penanganan. Kila awalnya ingin ikut masuk, namun Kila dilarang oleh dokter yang akan menangani Kale.

"maaf kakak nya bisa tunggu diluar saja" ucap pak dokter pada Kila yang memaksa ingin masuk kedalam IGD untuk melihat Kale.

"tapi pak" ucap Kila memaksa.

"mohon kerjasamanya supaya pasien bisa diberikan yang terbaik" potong pak dokter sambil tersenyum pada Kila.

Dokter pun membalikkan badan dari wajah Kila dan memasuki ruang penanganan. Kila berdiri di samping pintu IGD masih tidak percaya apa yang terjadi pada Kale. Kila heran siapa orang yang tega melakukan ini pada Kale. Apakah Kale selama ini punya banyak musuh atau orang yang menusuk Kale tadi punya dendam tersendiri pada Kale.

Menit demi menit, jam demi jam telah dilewati. Kila terduduk tidak percaya, masih tidak percaya. Tidak lama kemudia ada orang tua Kale dan Kila datang.

"Kaleee" teriak ibu Kale berlari ke arah Kila sambil menangis.

"Kale kenapa Kila?" tanya ibu Kale pada Kila terisak.

"maafin Kila gabisa jaga Kale tante" ucap Kila semakin parah menangis di pelukan ibu Kale.

Ibu dan ayah Kale memeluk Kila yang menangis tersedu. Ayah dan ibu Kila yang datang juga masih tidak percaya apa yang terjadi pada Kale, kenapa bisa sampai ada kejadian tusuk menusuk pada seorang anak SMA.

"coba Kila tenang, certain" ucap ibu Kila pada Kila.

Kila pun mencoba menenangkan diri. Kila diberi air minum oleh ayahnya agar bisa tenang sedikit dan berhenti menangis. Kila meminum air yang diberikan ayahnya. Kila mulai bisa menenangkan dirinya. Kila menarik napas dalam dalam dan mencoba menceritakan apa yang terjadi pada Kale sejujur jujurnya. Ibu Kale yang mendengar cerita Kila semakin menangis tidak kuat. Ia tidak percaya putra kesayangan nya bisa sampai ditusuk oleh orang tidak dikenal.

"terus yang nusuk Kale dimana orangnya?" tanya ayah Kale pada Kila.

"kabarnya udah ketangkep om" jawab Kila pada ayah Kale.

"udah di kantor polisi kata orang tadi gatau siapa" lanjut Kila.

Kila, ayah, ibunya dan ayah ibu Kale duduk bersama di depan ruang tunggu. Mereka semua berdoa bersama sama agar tidak terjadi sesuatu yang serius pada Kale. Kila kembali menangis, ia masih merasa tidak percaya dan merasa bersalah juga.

Kila ingat tadi ia menemukan kertas di kantong kemeja Kale yang sudah ia ambil dan ia simpan. Kila pun mulai mengeluarkan kertas yang tadi ada di kantong Kale. Kila membuka isinya dan ternyata ada tulisan dari Kale yang sepertinya untuk dia.

Kila mulai membaca tulisan dari Kale bersama air mata yang terus jatuh.

Mungkin

Semua pertanyaan gue tentang perasaan gue ke lo cuman bisa dijawab sama satu kata, mungkin. Selama ini gue selalu ada dibalik layar, liat lo senyum, ketawa, berjuang, nangis dan masih banyak yang lain.

Kale & KilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang