Kale mengambil korek api disampingnya. Ia membakar sebatang rokok yang ia beli di warung dekat sekolahnya. Khalil duduk disamping Kale bersama satpam komplek di pos satpam di depan gerbang komplek rumah Kale. Mereka bertiga memang sering mengobrol meski tidak setiap hari, mungkin kalau Kale dan Khalil ada waktu kosong saja.
Pak satpam itu bernama pak Bambang, biasa dipanggil pakde oleh Kale dan Khalil. Ketika Kale masih kecil dulu kalau Kale tidak punya uang biasanya Kale meminjam uang ke pak Bambang. Sedangkan Khalil baru tiga tahun pindah ke daerah komplek perumahan Kale, Khalil kenal pak Bambang karena dikenalkan oleh Kale.
"kamu teh gak punya pacar Kale?" tanya pak Bambang sembari berjalan keluar dari pos setelah mengambil tiga gelas kopi hitam panas.
"aduuh salah nanya pak" saut Khalil tertawa mendengar pertanyaan pak Bambang pada Kale.
Khalil dan pak Bambang pun tertawa bersama sedangkan Kale sibuk menghisap rokok miliknya. Pernyataan Khalil itu memang benar karena Kale dari dulu tidak pernah pacaran. Bukan karena tidak mau tapi karena tidak ada yang mau dengan Kale.
"atuh kenapa bisa gitu lil?" tanya pak Bambang pada Khalil.
"tanya aja langsung ke orang nya pak" jawab Khalil.
"kenapa le emang nya?" tanya pak Bambang langsung pada Khalil
Kale menaruh rokoknya ke asbak dan menyeruput kopi hitam panasnya dahulu sebelum menjelaskan kenapa pada pak Bambang.
"ga ada yang mau pak sama saya mah" jawab Kale menunduk.
"kok bisa atuh? Kan sekarang mah Kale udah ganteng, badan bagus, kulit bersih terus motornya bagus juga" lanjut pak Bambang heran.
"itu kan sekarang pak, kalau dulu mah sebaliknya" jawab Kale tertawa tipis.
Khalil pun kembali tertawa mendengar jawaban Kale seperti itu.
"tapi suka sama cewek mah ada kali le?" tanya pak Bambang pada Kale lagi.
"ada pak, cuman susah kayaknya" jawab Kale sembari menghisap rokoknhya yang sudah mulai memendek.
"susah nya kenapa?" tanya pak Bambang.
"bingung mau ngomong ke orang nya gimana pak" jawab Kale tertunduk.
"sok cerita dulu" lanjut pak Bambang agar Kale mau bercerita.
Kale awalnya tidak mau bercerita ini pada pak Bambang karena ada Khalil. Kale juga belum pernah cerita tentang ini ke siapapun bahkan ke Kila pun Kale belum pernah cerita tentang ini meski Kila selalu menanyakan tentang Kale menyukai siapa selama ini setelah ia patah hati karena Iman.
Karena suasana dan kondisi hati yang mendukung dan mungkin sudah malam dan banyak yang bilang orang akan lebih mudah menceritakan masalahnya ketika di malam hari, Kale pun akhirnya berani untuk cerita tentang siapa wanita yang ia sukai selama ini pada pak Bambang meski ada Khalil.
"jangan lemes ya lo lil!" ancam Kale pada Khalil agar tidak menceritakan masalah ini pada siapapun.
"yailah santai, kaya baru kenal gue aja lo" jawab Khalil untuk meyakinkan Kale untuk bercerita.
"minta solusi nya juga ya pak, lil" pinta Kale pada pak Bambang dan Khalil untuk meminta solusinya.
Kale pun mulai bercerita tentang siapa wanita yang ia sukai selama ini setelah patah hatinya karena Iman. Sudah tujuh bulan setelah penolakan Iman pada Kale dan berarti sudah enam bulan Kale menjalani harinya sebagai kelas dua belas di SMA nya. Kale sudah menyukai gadis ini sekitar empat bulan meski ia tidak tahu ini perasaan cinta atau hanya sekedar nyaman. Meski banyak siswi di sekolah yang menyukai Kale entah itu adik kelas sebelas agtau kelas sepuluh bahkan Kale pernah ditembak oleh salah satu teman seangkatan nya saat pulang sekolah namun Kale menolaknya karena bukan wanita itu yang Kale mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kale & Kila
Romance"pake nih la" ucap Kale sambil memberikan seragam nya pada Kila yang terlihat masih kedinginan. "lah lo gimana le? Nanti masuk angin loh" tanya Kila pada Kale yang sedang menawarkan seragam nya. "santai udah, gua bawa anak orang, nanti lo sakit bera...