Pembalasan? Mungkin

5 1 0
                                    

Sudah bulan Februari dan berarti hanya sisa sekitar tiga bulan lagi untuk Kale dan Kila menikmati masa putih abu0abu nya sebelum masuk ke jenjang perkuliahan. Kale dan Kila sudah mulai merencanakan mereka akan kuliah dimana. Kael tidak melanjutkan mimpinya untuk berkuliah di Australia. Kale memilih itu karena ia memikirkan keluarganya terutama ayah dan ibu nya yang sudah mulai tua dan sakit sakitan. Kale memilih untuk kuliah di Indonesia saja sembari menjaga kedua orang tua nya.

Berbeda dengan Kale, Kila memilih meneruskan mimpinya untuk berkuliah di Australia. Kila sudah daftar di salah satu universitas di Australia saat bulan November kemarin. Berkas berkas yang diperlukan juga sudah Kila kirimkan semua, Kila hanya perlu menunggu pengumuman ia diterima atau tidak akhir April nanti.

Kale sudah jarang sekali nongkrong bersama teman nya. Keseharian ia sekarang hanya sekolah, les mengantar Kila les dan terkadang pergi ke Hamare untuk melepaskan penat dengan segelas cold brew dan beberapa batang rokok.

Kalau Kale les untuk masuk universitas, Kila mengikuti les Bahasa inggris untuk persiapan kalau ia diterima nanti, karena di Australia mayoritas masyarakatnya menggunakan Bahasa inggris sebagai Bahasa sehari-hari. Tempat les Kila tidak jauh bahkan dekat dengan tempat les Kale dan itu membuat Kale sering mengantar Kila les.

..........

Sinar matahari senja menyinari parkiran sekolah. Kale dan Kila yang sedang berjalan menuju parkiran terlihat sedang sibuk dengan handphone nya masing-masing. Kale berjalan menuju motornya dan langsung menyalakan motornya.

"ayo la, keburu masuk" ajak Kale pada Kila agar cepat naik ke motornya.

"oke oke" jawab Kila yang tadinya sibuk dengan handphone nya.

Kila pun berjalan ke arah Kale dan langsung menaiki motor Kale. Kale memberikan helm pada Kila dan Kila langsung memakai nya. Masih helm yang sama, heml berwarna hitam. Kila pun berpegangan pada jaket kulit Kale agar tidak jatuh dari motor.

"langsung ye" ucap Kale sembari menancapkan gas.

Kale dan Kila pun meninggalkan sekolah menuju tempat les mereka berdua. Hari ini Kale ada pelajaran ekonomi dan matematika dasar. Meski Kale anak IPS, ia tetap harus belajar matematika, tapi hanya matematika dasar tidak seperti Kila yang belajar matematika peminatan juga.

"lo kalau les belajar Bahasa inggris doang gitu atau gimana la?" tanya Kale pada Kila diatas motor.

"ya gitu dah le" jawab Kila yang bingung mau menjawab apa.

"kalau lo sama kan kaya sekolah belajarnya?" tanya Kila balik pada Kale.

"iya gitu dah la" jawab Kale mengikuti jawaban Kila sebelumnya.

"yeh ngikutin" ucap Kila.

Udara sore yang segar dan sinar matahari yang tidak terik sangat membuat nyaman diatas motor. Melihat penjual makanan di pinggir jalan dan lumayan banyak karyawan yang turun dari bis mereka.

Tempat les mereka cukup jauh dari sekolah dan jauh juga dari rumah mereka, butuh sekitar waktu setengah jam dari rumah dan sekitar 35 menit. Meski jauh tapi Kale dan Kila menikmati perjalanan sampai akhirnya tempat les Kila sudah dekat. Saat Kale memelankan laju motornya karena mau belok tiba tiba di kaca spion ada tiga motor yang sepertinya sedang mengikuti mereka dan salah satu motor yang mengikuti seperti Kale kenali. Kale pun cepat cepat mengantar Kila ke tempat les nya.

"udah sampe nih le" ucap Kila sembari turun dari motor Kale dan memberikan helmnya pada Kale.

"yaudah gue langsung ke tempat gue ya" ucap Kale terburu-buru.

"nanti jangan tinggalin gue pulang nya" ucap Kila pada Kale.

"santai la" ucap Kale pada Kila sembari menaruh helm yang dipakai Kila tadi.

Kale & KilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang