Klandestin 26

10.2K 1.1K 78
                                    


26. Rasa milik Raden


Letta terbangun dari pingsannya dan mendapati ruangan uks itu sudah ramai seperti pasar malem.

Eh? Tapi kan ini masih siang jadi pasar siang dong?

"Gue mikir apa sih?" Gumam Letta lalu bangun dari tidurnya.

"Emang Lo ada hubungan apa sama Letta?" Tanya Raden sinis.

Beberapa saat yang lalu, Niel dan Raden membuat keributan perihal Letta. Si Niel gak terima kalo Raden Deket Deket Letta. Ya siapa sih yang terima kalo orang yang dia cintai Deket Deket sama orang lain apa lagi Raden itu orang yang akan dijodohkan sama Letta.

"Gue pacarnya!" Ujar Niel lantang. Letta membulatkan matanya.

Apa nih bangun bangun udah di akuin pacar? Awh terharu Letta tuh.

Tapi kapan nembaknya?

"Apa sih ribut banget pusing gue!" Ucap Letta dengan nada sebal, Bryan langsung saja menghampiri adiknya itu.

"Lo gak papa? Mana yang sakit?" Tanya Bryan.

"Kepala gue pusing dengerin kalian berantem!" Ketus Letta dengan tatapan sebalnya.

Raden mengalihkan pandangannya ketika Niel mengucapkan bahwa dirinya berpacaran dengan Letta.

"Yang pacaran bakal kalah sama yang dijodohin!" Ujar Raden tidak mau mengalah.

Jeno-- aishh Niel menunjukan smirknya. Terlihat menakutkan bahkan sangat Reyhan saja sampai merinding dibuatnya.

"Yang dijodohin bakal kalah sama yang dicintai!" Ujar Niel pelan namun mampu menusuk. Raden berdecak pelan lalu menatap Niel dengan tatapan permusuhan.

"Berisik anjir!!" Kesal Letta lagi. Antara baper sama kesel juga sih. Ini biasanya di novel novel yang lain itu yang pingsan sibawain makan kek atau disuruh minum.

Ini malah rebutan Letta.

Awhh rebutan Letta, nyengir tuh Letta jadinya. Tapi Letta menutupinya dengan tatapan garang bin kesal.

###

"LETTA GAK MAU!" pekik gadis itu lalu melepas cengkeraman tangan papanya.

"LETTA!" Bentak sang papa.

Saat ini kedua orang tua Letta berada dikediaman bunda lena. Sebenarnya bunda lena tadi sudah mencegah namun apa dayanya.

Niel mengetatkan rahangnya lagi lagi hari ini ia dibuat emosi.

"APA PAH?  Ah maaf! Sepertinya saya salah. Saya hanya anak angkat bukan?" Sinis letta.

Kedua orang itu tampak terkejut.

"Kamu sudah tau ternyata ya? Tapi setidaknya kamu balas Budi sama kita!" Ujar sang papa. Mama Dyah hanya mampu menangis tanpa sepatah katapun.

"Kayanya saya gak ada sangkut pautnya, karena yang memiliki hutang Budi itu Letta yang asli bukan Febi!" Jawab Letta seraya bersedekap. Papa Bagas tampak sekali jika marah.

Urat urat diehernya tampak timbul.

"MULAI HARI INI KAMU BUKAN BAGIAN DARI KELUARGA SAYA ANAK SIALAN!" maki sang papa lalu bergegas pergi dengan menyeret mama Dyah yang tampak menangis.

Letta menangis? Tentu saja. Sedetik setelah kepergian mereka, Letta langsung memeluk bunda lena dan menangis di pelukannya.

Bunda lena hanya mengelus punggung gadis itu tanpa sepatah katapun.

Hari itu, hubungan Letta dengan keluarga nya hancur berantakan. Hanya karena Letta menolak perjodohan yang bisa dipastikan memiliki keuntungan besar itu.

Klandestin [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang