Niel tersenyum dengan manisnya ketika melihat gadis pujaan hatinya itu melangkah dengan pasti kearahnya. Hari ini adalah hari dimana Niel dan Letta bertunangan.
Sejak hari dimana Niel melamar Letta, Niel memberitahukan bundanya jika ia ingin menikahi gadis itu. Tentu saja hal itu disambut pekikan bahagia dari bunda Lena.
Beberapa waktu lalu letta juga kerumahnya untuk meminta restu. Walaupun Letta sendiri tidak niat tapi bagaimanapun juga mereka adalah orang tuanya.
Letta sampai didepan Niel. Senyum manis terukir dibibir Letta. Pandangan mata keduanya terkunci. Mereka saling memuji satu sama lain didalam hati.
Beberapa sorakan terdengar menggema ketika keduanya saling menyematkan cincin yang harganya tidak main main itu.
"Ciee udah naik pangkat jadi tunangan nih!" Ucap Tasya lalu menghampiri Letta yang nampak tersenyum malu malu itu.
Alan yang berada disamping Letta juga ikut tersenyum. Ia ikut bahagia melihat sahabatnya itu. Walaupun dahulu hubungan mereka sempat terputus, ia bersyukur jika masih bisa memperbaiki hubungan persahabatan itu.
"Wahhh gak nyangka gue Lo akhirnya sama Niel. Gue kira Lo bakal sama Raden wkwk!" Ucap alan lalu menepuk pundak Letta. Gadis itu hanya mendengus kesal. Kenapa sih harus sebut sebut Raden?
Kalo kesel sih iya. Berani beraninya dahulu si Raden menculiknya. Kayanya otak cowok itu perlu di perbaiki. Tapi ya sudahlah! Itu adalah masa lalu dan untuk sekarang masa lalu tidak penting untuk diingat.
Yang perlu ia ingat adalah rencana hidupnya dengan Niel xixixi.
Niel beberapa menit lalu pamit untuk menemui teman temannya.
Beberapa saat kemudian, kedua orang tua angkat Letta datang. Pasangan itu menatap Letta dengan senyum.
Letta membalas senyuman kedua orang tuanya dengan senyum tipis. Sedangkan kedua sahabatnya sudah pamit pergi.
"Letta." Panggil papa Bagas lalu memeluk putri angkatnya itu. Sesaat Letta merasa ada rasa hangat dihatinya.
"Maafin papa." Gumam pria itu lalu semakin mengeratkan pelukannya.
"Letta maafin papa kok!" Ucap Letta tidak yakin. Iya! Hanya bibirnya saja yang berucap demikian namun tidak dengan hatinya.
Mama Dyah mengusap punggung anak gadisnya itu. Sekilas mereka nampak keluarga harmonis. Letta juga merasakan demikian namun luka dihatinya dan dihari Letta yang dulu masih belum benar benar hilang.
Daniel dan Bryan datang. Senyum hari terlukis diwajah tampan keduanya. Keduanya tampak saling berpandangan lalu menghampiri kedua orang tuanya dan letta.
***
Niel bersedekap dan membelakangi Letta yamg tengah mengemasi barangnya. Gadis itu menghela nafas panjang. Kenapa nielnya begitu kesal hanya karena ia akan pindah selama beberapa bulan?
"Ya Tuhan kak! Aku kan pindah cuma dua bulan, gak lama kok kak! Jangan ngambek dong kak!" Ucap Letta lalu mendekati Niel yang masih menampakan wajah kesalnya.
Letta lantas mendekat kearah Niel. Gadis itu mengusap pundak Niel pelan. Bibir Niel tampak mengerucut. Aduhh!! Jeno lokalan ini kok gemesin banget kalo marah!!
"Kak Niel jangan marah marah nanti lekas tua~" ujar Letta yang mendapat tatapan datar dari Niel.
Mereka berdua saling bertatapan.
"Gak mau ditinggal!" Ujar Niel lalu memeluk Letta. Astaga Letta rasanya mau ngarungin si jeno lokalan ini karena saking gemesnya.
Dulu dulu aja dingin kaya kulkas berjalan sekarang malah manjanya minta dicium!!!
Kalo kaya gini Letta jadi batal pergi bisa bisa.
"Cuma beberapa bulan kok kak! Kan setelah itu kita nikah jadi kita bisa bareng bareng terus!!" Ucap Letta seraya mengelus punggung tunangannya itu.
Baru tiga hari Niel dibuat bahagia tapi hari ini ia harus dihadapkan dengan kekesalan yang sungguh sangat mengesalkan!
"Ihh kak Niel! Gak lama juga kak! Mau ya? Letta cuma beberapa bulan kok lagian nanti kita kan bisa ketemuan juga tiap hari!" Bujuk Letta.
Niel menghel nafas panjang. Cowok itu melepas pelukannya lalu menatap sendu letta. Letta sendiri tidak menyangka bila jiwa jiwa Niel yang bucin bisa se mengerikan ini.
Aaa tapi gemoy abis!!
Tidak lama kemudian, suara ketukan pintu membuat dua sejoli itu mengalihkan atensinya ke arah pintu kamar dimana disana telah berdiri Daniel.
"Kak dan, bentar dulu ya bagi gede nya gak mau ditinggal!" Ujar Letta dengan kekehan kecilnya. Sedangkan Niel, cowok itu langsung merubah raut wajah datarnya. Gak lucu kalo dia yang disebut sebut kulkas dua pintu itu menujukan ke-bucinananya yang ia sadari menggelikan itu.
"Ck! Cepet beres beresnya udah ditunggu juga kan!" Ucap Niel dengan nada datarnya. Letta sendiri terkekeh kecil.
Daniel yang menyaksikan ke uwu an didepannya itu hanya tersenyum tipis. Miris sekali hidupnya. Adiknya aja mau nikah sedangkan ia? Cewek aja pada gak mau sama dia dengan alasan dia nya terlalu tampan!
Aneh emang.
"Udah sore nih ta, Abang nanti juga mau kerumah temen." Ucap Daniel yang membua Letta bergegas mngemasi sisa barang barangnya. Memang tidak banyak barang yang ia bawa. Karena nanti dia bakalan tinggal disini lagi kan?
Setelah semuanya selesai, Letta segera meraih kopernya dan tas punggungnya. Niel sama sekali tidak ada niat untuk membantu. Mungkin saja cowok itu masih kesal.
Setelahnya, Letta turun kebawah. Diruang tamu sudah ada Bryan dan kedua orang tua Niel. Kedua orang tua Niel tampak tersenyum tipis pada Letta. Keduanya pun sama seperti Niel.
Mereka sesungguhnya tidak mau calon mantu mereka pergi dari rumah ini. Walaupun hanya untuk sebentar tapi rasanya rumah akan sepi jika tidak ada Letta.
Mengingat letta yang selalu membuat kericuhan dengan Niel.
Entah itu mendebatkan hal yang tak penting dan berujung Letta yang marah dan membuat Niel kalang kabut.
Atau Bunda Lena yang memarahi Letta dan niel yang dianggap tidak bisa menjadi dewasa.
"Letta jaga kesehatan ya! Awas sampe sakit bunda jemput kamu!" Ujar bunda Lena lalu memeluk Letta. Ini sih udah kaya Letta mau keluar negeri aja. Padahal jarak rumah bunda Lena dan rumah orang tua letta masih terbilang dekat.
Ayah Niel mengusap kepala letta pelan dengan menyunggingkan senyum tipisnya. Lantas pria paruh baya itu mengalihkan atensinya ke arah putranya.
Niel masih dengan wajah datarnya. Ayah Niel tau dibalik wajah datar milik Niel, cowok itu pasti kesal setengah mampus.
"Lihat tuh calon suami kamu kayanya lagi kesel banget ya?" Ujar ayah Niel yang mendapat pelototan dari cowok manis itu. Letta terkekeh kecil.
Setelah drama acara pamit pamitan itu akhirnya dengan berat bagi Niel merelakan gadis itu pergi.
Dasar bucin!
###
Hallo guysss!!!
Nih bonus chapter yang paling terakhir.
Eh iya! Kalo misalnya aku bikin cerita klandestin yang ke dua, ceritanya kaya setelah pernikahan Letta sama Niel kira kira kalian mau baca nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin [End] ✓
FantasyFollow dulu sabi lah ya :) Febiola Amerta Membaca adalah hobinya, apa lagi menghalu. Gadis dengan sejuta halu an itu tidak menyangka jika dirinya terperangkap dalam kisah sebuah novel yang dia baca sebelum tidur. ________________ "Hah?! INI GUE BEN...