Apa yang ingin Sunbae katakan?" tanya Nara. Mereka berdua duduk sambil menikmati pemandangan sungai Han.
"Oppa. Kau bisa memanggilku atau Hyeong Jungkook yang lain dengan panggilan itu."
Nara mengangguk paham. "Baiklah. Jadi, apa yang ingin Oppa katakan padaku?" tanya Nara. Ia menoleh pada Jimin yang terlihat menghela napas.
"Tentang Jungkook. Tapi sebelum itu, aku minta maaf karena Jungkook mengatakan hal yang mungkin menyakitkan bagimu tadi. Akupun cukup terkejut mendengarnya."
Nara tersenyum mendengar itu. "Itu...tidak masalah. Memang menyakitkan. Tapi tekatku takkan hancur hanya karena kata-kata seperti itu."
"Pemikiran yang hebat. Aku harap kau mampu bertahan hingga akhir..."
"Karena selain orang tua Jungkook. Aku adalah orang yang paling menantikan ia bisa kembali normal..." Nara bisa melihat kesedihan tarpancar dari raut wajah Jimin saat ini.
"Lalu, bagaimana kau bisa tahu jika Jungkook tidak seperti pria pada umumnya? Aku terkejut sebab kau tahu hal itu dari Taehyung yang mengikuti kalian saat Jungkook menarik mu keluar dari Kafetaria.
"Ah, itu? Itu...Berawal dari rasa penasaran. Banyak gadis di angkatan kami begitu heboh dan sering kali menyebut nama kalian, terutama Jeon Jungkook."
"Sebutannya sebagai pria ramah tak tergapai membuatku penasaran karena sebutan konyol itu."
"Jungkook selalu menolak setiap ajakan kencan dan berteman dekat dengan yang lain. Ia hanya pergi dan berteman dekat dengan kalian berenam."
"Aku adalah gadis dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Aku bahkan rela membuang waktu hanya untuk mengamati kenapa Jungkook terlihat sangat ramah, namun juga terlihat menjauh dari orang lain."
"Tidak ada yang aneh pada awalnya. Namun hampir satu tahun mengamati Jungkook membuatku sadar jika ia berbeda. Ia bukan hanya mengindar dari orang lain. Namun, ia juga menghindari kalian. Terutama dirimu, caranya memandangmu sangat berbeda."
"Ia sering kali salah tingkah jika melihatmu tersenyum, ia bahkan ikut mengulas senyum tanpa sadar. Namun setelahnya ia akan terlihat gelisah dan pergi seolah menghindari kalian. Dan pergi menuju pohon tempat ia biasa membaca buku sendirian di sana."
"Aku sangat terkejut mengetahui hal yang belum pasti. Semakin lama memperhatikan, semakin terlihat jelas bagiku kekurangannya. Aku mengatainya gila dalam hati saat tahu jika ia berbeda. Tapi aku malah terkena karma ikut jadi gila karena memperhatikannya dengan kurun waktu yang cukup lama. Dan saat itu aku sadar, jika aku sudah jatuh cinta pada pria yang berbeda itu."
"Aku benar-benar sudah tidak waras. Aku menghampiri Jungkook yang sedang berada di caffe seberang Universitas. Ia terlihat berakting ramah di hadapanku. Namun saat aku memberi tahu jika aku tahu ia adalah gay, ia langsung mentapku dengan pandangan mengintimidasi. Dan aku bilang aku ingin ia menjadi kekasihku tanpa menolak. Dan yah begitulah, setelahnya seperti yang kalian lihat."
"Tunggu! Kenapa jadi aku yang bercerita. Bukankah Oppa yang ingin mengatakan sesuatu?"
Jimin tertawa pelan. "Benar, tapi aku juga penasaran bagaimana kau bisa menempel pada Jungkook seperti itu."
"Lalu apa yang ingin Oppa katakan?"
Jimin menghela napas pelan. "Tentang alasan kenapa Jungkook bisa jadi seperti sekarang. Dan aku harap kau bisa menjaga rahasia ini."
Wajah pria itu terlihat redup. "Dulu Jungkook pernah menjadi korban kekerasan dan pelecehan sexual..." Nara sangat terkejut mendengar itu keluar dari mulut Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him
Fanfic(SLOW UP) Jeon Jungkook menatap tajam seorang gadis cantik yang berada dihadapannya sedang mengulurkan secarik kertas bertuliskan 'Aku tahu kau seorang gay' Setelah itu gadis penulis kertas itu terus menempel pada Jeon Jungkook, tak perduli apa pend...