Tuan Shin menatap tiket pesawat dan paspor yang berada di tangannya. Itu adalah milik putrinya, milik Nara. Paspor dan tiket pesawat menuju Korea.
Pria paruh baya itu menoleh saat bahunya mendapatkan tepukan pelan. Ia melihat istrinya berada di sana sambil tersenyum.
Pria paruh baya itu menyerah dengan semua usahanya memutuskan hubungan putrinya dan Jeon Jungkook. Mereka memang berpisah selama bertahun-tahun karenanya. Tapi, tidak satupun dari mereka berdua melupakan satu sama lain.
Kembali mengingat beberapa minggu lalu. Saat ia di haruskan kembali bekerja sama dengan perusahaan Tuan Jeon yang sudah beralih tangan menjadi Jeon Jungkook sebagai pemimpin perusahaan itu.
Tanpa tahu malu dan tanpa rasa bersalah. Ia berhadapan lagi dengan pemuda yang dulu hampir mati dua kali olehnya. Ia tidak terkejut jika Jungkook menunjukkan sikap buruk padanya. Tapi ia sedikit terkejut saat melihat Jungkook bahkan tidak acuh pada dirinya. Memperlakukan dirinya seperti tidak pernah saling mengenal dan baru pertama kali berinteraksi karena pekerjaan.
Sikap tidak acuh itu, ternyata mengganggu perasaannya. Pemuda yang dulu hampir mati olehnya sekarang menjadi pria yang terlihat arogan. Tatapan mata itu semakin menajam dari waktu ke waktu, sangat mengintimidasi.
Jeon Jungkook benar-benar tidak acuh padanya. Setelah menyelesaikan urusannya saat itu, pria itu sama sekali tidak berkata apapun lagi dan hendak pergi begitu saja. Jika saja ia tidak memanggil nama pria bermarga Jeon itu.
"Jeon Jungkook," panggil Tuan Shin membuat Jungkook menghentikan langkahnya dan berbalik menatap wajah pria paruh baya itu.
"Apa ada sesuatu yang terlewati, Tuan Shin?" tanya Jungkook tanpa ekspresi.
"Bisa kah kalian berdua keluar sebentar?" ucap Tuan Shin yang merujuk pada Kim Taehyung dan Sekretarisnya.
Taehyung langsung menatap wajah Jungkook yang juga menatap dirinya. Ia melihat Jungkook menghela napas. "Pergilah Hyeong..."
"Tapi-"
"Aku akan baik-baik saja. Pergilah..." Kim Taehyung menghela napas saat Jungkook memotong ucapannya. Lalu, sesuai keinginan atasannya itu ia pergi keluar bersama Sekertaris Tuan Shin.
Ia berdecak kesal saat tahu ruangan Tuan Shin kedap suara. Jadi pembicaraan mereka tidak akan terdengar.
Lalu Jungkook, ia kembali menatap wajah Tuan Shin setelah melihat Kim Taehyung keluar dari ruangan bersama Sekertaris Tuan Shin.
"Kau sama sekali tidak mencari putriku. Apa kau sudah melupakannya? Kau tidak mencintainya?" Tuan Shin melihat Jungkook menutup mulutnya dengan tangan, ia mendengar suara tawa remeh dari pemuda itu. Di susul dengan suara helaan napas panjang setelahnya.
"Ada apa ini? Apa dunia akan runtuh? Kenapa anda tiba-tiba bertanya seperti itu? Anda ingin debut menjadi seorang komedian?" Tuan Shin bisa melihat Jungkook kembali tertawa. Lalu, ekspresinya kembali berubah menjadi datar dengan tatapan menusuk.
"Lalu, apa anda menyebut itu sebagai pertanyaan? Konyol sekali..." Setelah mengatakan itu, Jungkook kembali melangkah meninggalkan Tuan Shin sendirian di dalam kantor pria paruh baya itu, tanpa berpamitan.
Taehyung menghela napas dan menatap khawatir Jungkook yang keluar dari ruang Tuan Shin dengan ekspresi yang tidak baik. Ia bisa tahu emosi Jungkook memburuk. Sejujurnya itu sudah memburuk sejak pria itu harus berurusan dengan Tuan Shin.
Wajar saja. Pria paruh baya itu nyaris merenggut nyawa Jungkook dua kali dan masih banyak lagi hal buruk lainya yang pria paruh baya itu ciptakan pada kehidupan Jeon Jungkook. Belum lagi tentang Shin Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him
Fanfic(SLOW UP) Jeon Jungkook menatap tajam seorang gadis cantik yang berada dihadapannya sedang mengulurkan secarik kertas bertuliskan 'Aku tahu kau seorang gay' Setelah itu gadis penulis kertas itu terus menempel pada Jeon Jungkook, tak perduli apa pend...