Jungkook menatap tanpa ekspresi Nara yang sedang menatap tajam kearahnya. Gadis itu masuk ke kamarnya tanpa permisi, seperti biasanya dan berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangannya di dada. "Ibumu bilang, kau tidak pulang semalam. Kemana?"
"Menginap di apartemen Yoongi Hyeong."
"Kau bohong bukan?"
"Untuk apa?"
"Lalu, kenapa tidak memberi kabar pada orang tuamu?"
"Aku lupa, kau puas?" Mendengar itu Nara berdecak kesal.
"Terbentur lagi?" tanya Jungkook sambil menarik pelan dagu Nara saat melihat memar baru di sudut bibir gadis itu. Membuat Nara gugup seketika dengan pertanyaan yang Jungkook ucapkan dan menjawabnya hanya dengan gumaman.
"Kau yakin itu terbentur? Atau...seseorang melukaimu?"
"Ti-tidak. Kemarin aku menabrak pintu..." Untuk beberapa detik raut wajah Jungkook memperlihatkan ekspresi kecewa saat Nara menundukkan kepalanya karena gugup.
Saat Nara kembali mendongak menatap kearah Jungkook, seketika itu juga raut wajah Jungkook kembali tanpa ekspresi.
"Kau mengalihkan pembicaraan Jungkook-ssi. Aku tau kau berbohong!" Sebelah sudut bibir Jungkook naik.
"Aku? Aku atau kau yang sedang berbohong?" tanya Jungkook sambil menatap lekat wajah Nara. Sesungguhnya Nara benar-benar tertohok mendengar pertanyaan Jungkook. Apa Jungkook tahu sesuatu? Ia jadi khawatir.
"Kemana kau selama tiga hari ini?" Jungkook bisa melihat Nara yang kelihatan gugup dan menghindari tatapannya saat mendengar pertanyaan itu. Gadis itu semakin khawatir.
"Banyak tugas yang sedang ku kerjakan..." ucap Nara pelan.
"Ah...begitu?" Jungkook menganggukkan kepalanya pelan.
"Kau berbohong 'kan?" lanjutnya dengan sedikit mendekatkan wajahnya pada Nara. Bibirnya mengulas senyum, namun tidak dengan matanya yang terlihat penuh kekecewaan.
"Aku? Tidak, sungguh!" Jungkook bisa melihat wajah Nara memerah dan terlihat panik.
"Kau harus berakting lebih baik lagi untuk berbohong padaku. Kau tahu? Kau pembohong yang buruk Shin Nara..."
"A-Aku sungguh tidak berbohong!" ucap Nara dengan sedikit tergagap.
"Sungguh! Kau harus percaya! Aku-"
"Apakah aku sangat tidak bisa kau percaya, hingga kau ingin terus menutupinya?" Nara tertegun saat Jungkook memotong ucapannya. Ia semakin panik saat mendengar pertanyaan Jungkook padanya, ditambah lagi ia bisa melihat raut wajah Jungkook yang terlihat begitu sedih dan kecewa.
"Aku sudah berusaha untuk lebih terbuka padamu. Tidak bisakah kau melakukan hal yang sama? Atau memang benar aku setidak kompeten itu, hingga kau tidak ingin jujur padaku?"
Mendengar itu, Nara langsung menggelengkan kepalanya untuk membantah perkataan Jungkook pada dirinya sendiri.
"Tidak! Bukan begitu! Sungguh!" Jungkook bisa melihat wajah dan mata Nara memerah, lalu gadis itu kembali menundukkan kepalanya.
"Lihat wajahku saat kita sedang berbicara, Shin Nara..." ucap Jungkook dengan tangan kanannya yang menahan dagu Nara. Membuat gadis itu kembali mendongak ke arahnya. Lalu, ia menatap lurus mata Nara dengan jarak yang cukup dekat. Ia bisa melihat air mata Nara mengalir bebas pada pipi gadis itu.
"Jujurlah. Kumohon katakan dengan sangat jujur. Karena aku, benar bukan? Karena aku, Ayahmu memukulmu. Apa aku salah?" Air mata Nara mengalir semakin deras dari matanya, gadis itu mulai menangis tersedu-sedu sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan terus meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Him
Hayran Kurgu(SLOW UP) Jeon Jungkook menatap tajam seorang gadis cantik yang berada dihadapannya sedang mengulurkan secarik kertas bertuliskan 'Aku tahu kau seorang gay' Setelah itu gadis penulis kertas itu terus menempel pada Jeon Jungkook, tak perduli apa pend...