junkyu menghabiskan waktu jam pertama kelasnya di dalam perpustakaan. karena dosen mata kuliah hari ini sedang mengambil cuti berlibur bersama keluarganya, mereka menjadi bebas dari belajar.
hanya tidur dengan tenang dengan perasaan yang baik. junkyu mulai masuk kedalam mimpinya dan membayangkan ayahnya kembali lagi untuk hidup, menemaninya sampai dia sukses.
tapi sesaat kemudian dia bangun karena menyadari seseorang sedang duduk disampingnya. dengan malas dia membuka matanya dan melihat haruto yang duduk disebelahnya sambil tersenyum tipis.
"sedang apa?"
"tidur"
"temani aku ke kantin, mau?"
"tidak"
"akan kubelikan makanan kesukaanmu"
"tidak, ajak yang lain saja"
"tapi aku ingin bersamamu"
"bisakah kamu berhenti menganggguku?"
kali ini haruto berhenti berbicara dan melihat junkyu yang tengah menatapnya sinis. dirasa dia sudah kelewatan, haruto berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan junkyu yang kembali tidur di tempatnya.
"dasar junkyu sombong, dia bodoh"
"menolak seorang haruto? sialan"
"dasar psikopat, hidup sendiri saja sana!"
beberapa mahasiswa yang sedang berada di perpustakaan, tepatnya duduk disekitar mereka membicarakan junkyu. haruto yang melihat hal itu tidak bisa diam saja, karena disini dia lah yang salah.
"hei kalian, bisa tutup mulut kalian dengan rapat? kalian menganggu tidurnya saja" haruto menarik junkyu pergi dari perpustakaan. sementara junkyu hanya bisa diam, dia lelah menghadapi haruto yang sangat keras kepala dan pemaksaan.
"tidur di uks saja, ya? tubuhmu sangat panas, kamu pasti demam" alih-alih menarik, sekarang haruto menggandeng tangan junkyu. gandengan itu sangat erat, hingga membuat telapak tangan junkyu sakit.
dan sepanjang perjalanan menuju uks, setiap orang yang mereka lewati membuka mulut, membicarakan junkyu. mengatakan junkyu yang sangat kecentilan dan sejenisnya.
"apa mereka selalu begitu, padamu?" saat sudah sampai di uks, haruto menyuruh junkyu duduk di tepi ranjang uks dan mengambil termometer dilemari obat.
"setiap hari, mungkin?" jawab junkyu lesu, dia tidak punya tenaga untuk berbicara terlalu banyak. bahkan dia bisa merasakan panas tubuhnya yang sangat menyengat.
"kenapa kamu tidak menyuruh mereka diam atau melawan mereka?" tanya haruto serius, sambil meletakkan termometer di ujung mulut junkyu, kemudian mengambilnya.
"untuk apa meladeni mereka?"
"ahaha, kamu ada benarnya juga"
lalu berakhir junkyu yang tidur dengan tubuhnya yang sangat panas dan haruto yang menemani junkyu yang sedang sakit, namun pria bermarga kim itu mengelak dan mengatakan dia baik-baik saja.
***
"kak, laki-laki yang kemarin datang kesini itu siapa?" hyunsuk yang tengah bermain ponsel di ruang tengah, menatap sang adik, ha yoonbin yang penasaran dengan jawaban kakaknya.
"ooh, jihoon? dia pacar kakak" yoonbin mengangguk dan kembali fokus bermain ponselnya. kemudian beberapa menit kemudian yoonbin membuka suara lagi.
"udah berapa lama pacaran?" hyunsuk yang mendengar pernyataan adiknya itu hanya terkekeh kecil, kenapa yoonbin menjadi sangat penasaran dengan hubungannya dan jihoon?
"baru beberapa hari yang lalu" yoonbin mengangguk, kemudian mereka fokus lagi dengan ponsel masing-masing. hingga yoonbin dengan sengaja memuji jihoon.
"pacar kak hyunsuk cantik ya, kalau dilihat-lihat" hyunsuk yang mendengar pujian dari adiknya itu hanya menganggap itu pujian biasa, bukan pujian beratas dasarkan sesuatu yang lebih dari kata 'pujian'
"jelas lah, pacar aku" yoonbin hanya tersenyum menanggapi hyunsuk dan mereka kembali diam lagi seperti semula. hingga hyusuk yang terus memperhatikan yoonbin sesekali, karena sesuatu yang buruk terlintas dipikirannya.
yoonbin tidak mungkin menyukai jihoon, kan? ah, untuk apa kupikirkan. yoonbin itu lurus, tidak mungkin dia belok!
to be continue!
KAMU SEDANG MEMBACA
sunrise [✓]
Fanfictionseorang pekerja keras seperti junkyu yang bertemu dengan haruto seorang anak yang lahir dikeluarga mapan. pertemuan mereka yang terasa seperti kebetulan, namun nyatanya itu semua adalah takdir. bxb, harukyu % sukhoon no mature content