junkyu bangun dari tidurnya. dia sangat lelah, sampai dia merasakan tubuhnya yang sangat panas menyengat kulitnya. dia menyapu pandangan kesekelilingnya.
ini bukan uks.
junkyu hendak berjalan keluar dari kamar ini, tapi haruto membuka pintunya lebih dahulu dan melihat junkyu yang sudah bangun dari tidurnya. haruto menggenggam tangan junkyu, menuntun pemuda manis itu untuk kembali ke kasurnya.
"jangan banyak gerak dulu, kamu lagi sakit dan harus beristirahat dengan cukup. jangan memaksakan diri untuk bekerja, sesekali istirahat tidak apa-apa, kan?" junkyu hanya bisa diam mendengar ucapan haruto.
ya, selama ini dia tergila-gila dengan kerjanya. bahkan istirahat saja tidak pernah cukup, apalagi dia jarang makan. jadinya seperti ini, jatuh sakit.
haruto tersenyum tipis melihat junkyu yang terlihat lesu, bahkan pemuda itu masih sangat lelah. haruto memberikan junkyu obat dan segelas air putih untuk junkyu.
"makan bersamaku dulu, yuk? habis ini baru kamu minum obat dan kembali tidur" junkyu hanya bisa mengangguk kecil. dia tidak bisa berbicara karena tubuhnya seakan-akan kaku untuk digerakkan.
"baiklah, tunggu disini sebentar. aku akan kembali dan kita akan makan disini" haruto langsung berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar. junkyu menatap lesu punggung lebar itu, seketika dia tersenyum dengan lembut.
karena sadar dengan tingkahnya yang mulai aneh, dia menyandarkan diri di kepala kasur sambil melihat segelas air putih dan obat kapsul di atas nakas disamping kasur.
setelah itu haruto kembali datang sambil membawa makan malam untuk junkyu. dia menghampiri junkyu dengan langkah pelan dan meletakkan piring makan diatas nakas.
"bibi membuatkan bubur untukmu. dia juga bilang semoga kamu lekas sembuh" haruto tersenyum hangat menatap junkyu yang hanya diam menatapnya. efek samping dari sakit, mungkin? pikir haruto.
"baiklah, kalau begitu ayo sekarang buka mulutmu dengan lebar!" haruto menyuapi junkyu dengan tingkah manisnya yang melayangkan sendok keudara dan setelah itu berakhir masuk kedalam mulut junkyu.
mengingat perbuatan haruto kepadanya, junkyu menjadi teringat masa lalu. bagaimana waktu keluarganya masih utuh dan bahagia, dia menikmati setiap waktu bersama ayah dan ibunya. masa kecilnya penuh dengan kebahagiaan.
sudah sepuluh menit haruto menghabiskan waktunya untuk menyuapi junkyu. setelah itu haruto memberikan junkyu kapsul obat dan diminum junkyu dengan senang hati. kemudian junkyu kembali beristirahat, ditemani haruto yang menunggunya sampai benar-benar tertidur.
"semoga cepat sembuh" ucap haruto untuk kesekian kalinya sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan junkyu sendirian dikamar itu.
***
"hei, ada yang menganggu pikiranmu?" hyunsuk membuyarkan lamunan jihoon. sedari tadi pemuda manis itu terus menundukkan kepalanya, juga membuat postur beripikir, membuat hyunsuk penasaran dengan isi pikiran kekasihnya itu.
"a-ah, tidak ada" jawab jihoon setelah itu mereka kembali hening. sementara hyunsuk, dia mengajak jihoon berjalan-jalan ke toko buku untuk membuat pikiran jihoon menjadi lebih tenang, tapi ternyata dia salah.
"sedang memikirkan junkyu, hm?" tanya hyunsuk yang begitu peka dengan jihoon. ah tidak, dia kepikiran tentang apa yang heejin katakan sebelum mereka datang ke toko buku.
"j-junkyu? kamu kenal dia?" jihoon menatap hyunsuk yang tersenyum tipis sambil menganggukan kepalanya semangat. jihoon menghela nafas panjang, sepertinya dia harus membagi cerita kepada hyunsuk.
"ceritakan apa yang kamu pikirkan, aku tidak akan membiarkanmu banyak pikiran seperti ini" hyunsuk menggenggam tangan kanan jihoon sambil menatap manik jihoon dalam, seperti sedang memberikan rasa empati kepada jihoon.
"baiklah, aku akan bercerita. tapi kumohon bantu aku untuk mencari solusi yang tepat, oke?" hyunsuk mengangguk untuk kesekian kalinya, dia akan mulai mendengar semua cerita jihoon dari awal sampai akhir.
"jadi junkyu itu teman dekat aku, ah maksudku teman rekan kerja. dia sangat bekerja keras, menghabiskan semua waktunya untuk mencari uang. tiap kali aku bertanya padanya, apa dia baik-baik saja, dia selalu menjawab iya," jihoon mulai merasakan air matanya akan turun. dengan cepat tangannya menyeka air mata itu dengan ujung kain jaketnya.
"tapi hari ini dia tidak masuk kerja. heejin bilang dia mungkin mendapat kelas tambahan, tapi itu tidak mungkin. karena aku tau junkyu tidak terlalu peduli tentang belajar, karena dia terlalu pintar. tapi sekarang, aku pikir dia sedang tidak baik-baik saja, hiks" gagal sudah. jihoon menangis sejadinya dan langsung dipeluk hyunsuk.
mendengar cerita jihoon, hyunsuk menjadi tersentuh. entah kenapa, dia merasa beruntung bisa memiliki seorang jihoon yang sangat baik dan perhatian. apalagi jihoon sangat sensitif dan penuh ceria.
ini pertama kalinya hyunsuk melihat jihoon yang begitu sedih karena tidak mendapat kabar dari teman, rekan kerjanya itu. mungkin junkyu sudah berpengaruh sangat besar untuk jihoon. begitu pikir hyunsuk.
"hoonie, dengarkan aku ya? yakinkan saja junkyu sekarang sedang baik-baik saja. mungkin dia hanya ingin istirahat sebentar dari kerjanya, besok pasti dia akan kembali bekerja lagi. jangan terlalu khawatir, pasti besok junkyu akan kembali bekerja. mengerti?" jihoon yang sedang menangis di pelukkan hyunsuk menangguk sambil terisak-isak.
"sudahi nangisnya, nanti makin cantik aku makin sayang!" hyunsuk membersihkan air mata dipipi jihoon dan mengecup pipi jihoon dengan lama. mereka menghabiskan waktu di toko buku untuk menangis dan membaca.
sementara itu, mereka tidak tahu toko buku ini adalah tempat kerja junkyu. juga sedari tadi ryujin mendengar percakapan antara dua sejoli itu. hingga dia ikut memikirkan junkyu yang tidak masuk kerja hari ini.
"dia baik-baik saja tidak, ya?"
to yang continue!
KAMU SEDANG MEMBACA
sunrise [✓]
Fanfictionseorang pekerja keras seperti junkyu yang bertemu dengan haruto seorang anak yang lahir dikeluarga mapan. pertemuan mereka yang terasa seperti kebetulan, namun nyatanya itu semua adalah takdir. bxb, harukyu % sukhoon no mature content