O8

1.3K 223 2
                                    

junkyu bangun dari tidurnya, dia melihat haruto yang terduduk diatas kursi dengan mata yang tertutup, juga kedua tangannya yang menggenggam erat tangan junkyu.

dirasa suhu tubuhnya yang semakin panas, junkyu bisa merasakan pusing yang berdenyut, rasa pahit dari mulutnya, dan hawa yang dingin sangat menusuk kulitnya.

junkyu hendak beranjak dari tidurnya, saat itu juga dia meringis kesakitan karena kepalanya yang sangat penat pusing. haruto yang mendengar itu langsung panik dan menyuruh junkyu untuk kembali tidur.

"jangan kemana-mana dulu, kamu lagi sakit" junkyu tidak bisa. walaupun dia sakit, dia tidak boleh lemah seperti ini. mengingat ayahnya yang walaupun sakit, tetap terus bekerja, membuat junkyu tidak bisa bertahan.

"aku harus berkeja" haruto menahan junkyu dan memaksa junkyu kembali tidur. tapi pemuda manis itu meronta-ronta ingin bekerja.

"aku bilang kamu sedang sakit! jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja, kamu juga butuh istirahat!" ucap haruto dengan perasaan kesal. kemudian junkyu kembali menutup matanya dan saat itu juga haruto menyuruh sopirnya untuk menjemputnya sekaligus membawa junkyu kerumahnya.

"kamu tidak boleh bekerja terlalu keras, aku tidak mau kehilanganmu" bisik haruto sambil mengelus rambut tipis junkyu dengan lembut.

ceklek

"haruto? sedang apa kamu disini?"

itu lia, dia datang ke uks melihat haruto yang sedang bersama junkyu. melihat mereka berdua yang bersama seperti itu, terlihat ambigu untuknya.

"aku hanya menemani junkyu, dia sedang sakit" jawab haruto tanpa melihat lia, karena dia masih teringat kejadian tadi pagi.

"bukannya jaemin sudah mengingatkan padamu untuk menjauh dari anak sialan itu? kamu tidak lupa, kan?" ucap lia penuh penekanan, ketika haruto mendengar junkyu disebut 'sialan' seperti itu, ingin rasanya dia menjambak rambut lia.

"aku ingat apa yang jaemin ucapkan tadi pagi. tapi bukankah terserah padaku ingin berteman dengan siapa?" lia terdiam dan membanting kotak obat yang dia pegang, lalu pergi dari uks dengan perasaan kesal.

"dasar wanita aneh" ucap haruto setelah lia keluar dari uks. haruto kembali melihat junkyu, melihat segala sisi wajah manis junkyu.

"cepat sembuh, kyu"

***

"heejin! junkyu kok belum datang juga, ya?" jihoon yang sedari tadi menunggu junkyu, kini kesal karena teman kerjanya yang satu itu tidak memunculkan wujudnya sedari tadi.

"mungkin junkyu ada kelas tambahan?" jawab heejin sambil mencuci beberapa gelas yang ada di wastafel. sementara jihoon terus memikirkan junkyu.

"sudahlah jihoon, kita hanya harus mendoakan junkyu baik-baik saja. jangan khawatir begitu, kembali bekerja yuk?" jihoon menatap heejin sinis, dia tidak akan pernah akur dengan wanita ini.

"terserah padamu!" ucap jihoon kesal kemudian kembali ke tempat kasir. namun sekarang dia merasakan sesuatu yang sangat aneh, tentang junkyu.

tidak mungkin dia ada kelas tambahan, karena dia tidak pernah punya banyak waktu untuk belajar

dan sekarang jihoon berpikir terlalu banyak, sampai mengabaikan kekasihnya yang baru saja datang untuk menjemput jihoon.

"hei, hoonie?" hyunsuk mencubit hidung jihoon gemas, detik itu juga jihoon sadar. dia tersenyum tipis melihat hyunsuk yang tersenyum manis kepadanya.

"kenapa datang kesini?" tanya jihoon sambil menatap hyunsuk bingung. hyunsuk yang ditanya seperti itu berbalas menatap jihoon bingung.

"aku mau jemput kamu, apa lagi selain itu?" sungguh! jihoon bahkan lupa jika sekarang waktu kerjanya sudah habis. karena larut memikirkan junkyu, dia menjadi lupa waktu.

"a-ah, begitu ya.. baiklah tunggu sebentar, aku mau ganti baju dulu" jihoon berjalan menuju ruang ganti dan hyunsuk terus menatapnya.

"heejin, apa jihoon baik-baik saja?" hyunsuk bertanya kepada heejin yang sedang sibuk menonton konten mukbang di ponselnya.

"jihoon? kupikir tidak. dari tadi dia memikirkan junkyu terus menerus. aku bingung, kenapa dia begitu khawatir?" jawab heejin tanpa beralih dari ponselnya.

"junkyu? siapa dia?"

"kim junkyu, dia itu pegawai café ini juga. dia dan jihoon itu bisa disebut teman karena mereka sangat dekat" hyunsuk mengangguk paham dan setelah itu jihoon keluar dari ruangan ganti.

"ayo sukkie, aku udah ganti baju" ajak jihoon semangat, namun hyunsuk bisa melihat sorot mata jihoon yang masih mengkhawatirkan temannya itu.

"hoonie, kalau ada masalah cerita, ya?"

to be continue!

sunrise [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang