14

961 172 3
                                    

hari sudah pagi, junkyu bangun dari tidurnya yang hanya empat jam saja dan bersiap untuk berangkat ke kampus. mandi, mengganti pakaian, dan sarapan sedikit, setelah itu berangkat pergi.

ceklek

junkyu terkejut melihat haruto yang sedang menunggunya didepan rumah. bagaimana bisa? keadaan haruto pun tidak berubah dari yang tadi malam. tapi kali ini, haruto terlihat sedikit kurang sehat?

"hei, apa kamu tidak pulang tadi malam?" junkyu menampar pelan pipi haruto, hendak menyadarkan pria yang sedang melihatnya tanpa bergerak sedikitpun. sudahlah, tingkah haruto sudah seperti orang yang kehilangan kewarasan.

junkyu menempelkan telapak tangannya di kening haruto. astaga tuhan, kenapa sangat panas? ini sungguh tidak bisa dipercaya. karena panik dan pastinya merasa bersalah, junkyu menarik haruto masuk kedalam rumahnya.

"hei, bicaralah padaku. jangan membuatku panik seperti ini, bodoh!" junkyu kesal karena paginya diawali dengan hal seperti ini. sungguh, ini tidak lucu sama sekali! kemarin dia sakit, sekarang haruto yang sakit.

"kenapa kamu menolak?"

"aku sudah menjelaskannya! apa masih kurang jelas, hah?!" kesal junkyu. apa haruto masih terus memikirkan itu? apa tidak bisa berhenti saja? sungguh sangat menyebalkan.

"kamu tau? nasib kita itu sama saja" junkyu memutar bola matanya malas, dia bisa telat datang ke kampus jika harus mengurus haruto seperti ini. tapi harus bagaimana lagi?

"berikan aku ponselmu"

"untuk apa?"

"aku ingin menelpon asistenmu!"

"untuk apa?"

"astaga, berikan saja dulu!"

haruro mengambil ponselnya didalam saku celananya dan memberikannya kepada junkyu. dengan cepat junkyu mengambilnya dan meminta kode kata sandi kepada haruto.

dia mencari kontak asisten haruto, tapi tidak ada. maksudnya, tidak ada satupun kontak yang disimpan haruto. junkyu bisa benar-benar tidak jadi ke kampus kalau begini ceritanya.

"hei," junkyu menoleh kearah haruto yang menatapnya lesu. "kamu harus membayar apa yang sudah aku lakukan padamu saat kamu sakit" junkyu membelakakan matanya tidak percaya.

"tidak! aku tidak bisa!" tolak junkyu sambil berdiri dari duduknya, melangkah keluar dari rumah, berharap taksi lewat didepan rumahnya. namun semakin berharap, semakin tidak ada yang bisa membantunya.

"hei," junkyu tidak menoleh kearah haruto, sungguh dia kesal melihat wajah pria itu. paginya hancur, sangar hancur! harusnya dia tidak sakit hari itu dan tidak mengenal haruto. dia menyesali segalanya, sungguh.

"mobilku ada didekat rumahmu" junkyu berjalan mendekat kearah haruto, mencoba membuat pria itu berdiri dari duduknya walaupun sedikit memaksa.

"jangan membuatku repot mengurusmu, aku sangat sibuk dengan kuliah dan kerja. jadi tolong jangan menambah masalah hidupku, ya?"

***

hyunsuk sekarang berada didepan rumah jihoon. menunggu pemuda manis itu keluar dari dalam rumahnya dan dia akan mengantar jihoon ke kampus hari ini.

belum beberapa menit menunggu, jihoon sudah berada didepan pintu sambil tersenyum melihat hyunsuk yang menunggunya sambil melambaikan tangan diudara.

"cantik sekali" puji hyunsuk saat jihoon sudah berdiri didepannya. jihoon memasang raut wajah julid, dia berpikir selama ini dia terlihat jelek dimata hyunsuk.

"baiklah, tuan putri silahkan masuk kedalam. saya akan mengantar anda dengan selamat sampai ditujuan" jihoon terkekeh melihat tingkah hyunsuk. namun karena ingin mendalami perannya, jihoon hanya ikut saja.

setelah duduk didalam mobil, hyunsuk ikut masuk kedalam. lalu mereka berdua mulai berjalan sampai di kampus. hyunsuk menahan jihoon yang hendak mengucapkan kata pamit.

"maafkan aku perihal kemarin" jihoon memeluk hyunsuk erat, kemudian menghirup kuat-kuat aroma parfum hyunsuk supaya dia bisa semangat kuliahnya.

"tidak apa-apa, lagi pula tugasmu lebih penting. tapi lain kali, kalau tidak bisa menjemput karena sibuk, kabari aku terlebih dahulu, ya?" hyunsuk mengangguk patuh.

"baiklah, kalau begitu aku pamit dulu" hyunsuk tersenyum manis sebelum jihoon keluar dari dalam mobilnya.

"hoonie!" merasa dipanggil, jihoon menoleh kebelakang, melihat hyunsuk membuka jendela mobilnya.

"ada apa?"

"semangat kuliahnya!" jihoon terkekeh kecil dan tersenyum manis kepada hyunsuk. kemudian hyunsuk pamit pergi setelah mengucapkan kata-kata penyemangat padanya.

tanpa mereka sadari, sedari tadi yoonbin memperhatikan mereka dari jauh. dia merasa iri kepada hyunsuk yang bisa mendapatkan semua yang dia inginkan. karena itu, yoonbin menjadi semakin tidak suka kepada hyunsuk.

"aku harus mendapatkan jihoon juga!"

to be continue!

sunrise [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang