18

962 162 2
                                    

ryujin sedang merapikan beberapa buku yang berantakkan sambil melihat genre buku yang terpisah dari rak nya. kemudian mendengar suara pintu toko yang terbuka, memunculkan junkyu yang terlihat banyak luka diwajahnya.

"hei, hei! kenapa wajahmu memar seperti itu? apa kamu baru saja bertengkar? hei, kim junkyu!" teriak ryujin sambil berkacak pinggang memarahi junkyu, namun dia khawatir.

"tidak apa-apa, aku hanya─"

"apanya yang baik-baik saja? bekas memarmu itu membuat wajahmu terlihat jelek, tau?" ryujin menarik tangan junkyu ikut bersamanya ke ruang ganti.

"aku baik-baik saja ryu, lagi pula lukanya sudah diobati temanku" ryujin yang mencari kotak p3k di lemari belakang, menatap junkyu yang seolah-olah berusaha meyakinkannya.

wanita berambut biru itu menghela nafas berat, tidak tega rasanya melihat junkyu. dia memang tidak tahu apapun tentang pemuda manis ini kecuali hanya sebagai teman kerja.

dia bahkan tidak tahu dimana letak rumah junkyu? ya, sama seperti jihoon dia juga tidak tahu tempat tinggal junkyu. karena, junkyu tidak mengajak sembarang orang kerumahnya dan tidak memiliki waktu untuk mengajak teman-teman kerjanya berkumpul.

"baiklah, kalau lukamu itu baik-baik saja setidaknya kamu jangan bertengkar lagi" ucap ryujin setelah itu keluar dari ruang ganti, meninggalkan junkyu yang tersenyum tipis.

sudah lama dia tidak melihat ryujin khawatir padanya. melihat raut wajah khawatir dan marah wanita itu, membuat suasana hatinya meningkat.

"SUDAH KUBILANG DIA SEDANG SIBUK!" ryujin berteriak, membuat junkyu terlonjak terkejut dan segera mengganti pakaiannya dengan cepat, kemudian keluar dari ruang ganti.

dia melihat haruto yang sedang mengayunkan tangan kearahnya. lalu dia melihat ryujin yang menatap haruto kesal. ada apa ini? pikirnya.

"ada yang bisa kami bantu?" tanya junkyu lembut kepada haruto, karena mungkin haruto ingin membeli buku. padahal tidak, jelas saja haruto datang ke toko buku untuk melihat junkyu.

"ada apa dengan wajahmu?" tanya haruto dengan suaranya yang berat, menyorot ryujin yang menatapnya kesal.

"wajahku? bukan masalah besar─"

"apa wanita ini memukulmu?" ryujin yang dibawa-bawa dalam urusan mereka menatap haruto tajam. seenaknya saja pria ini bicara, ryujin bahkan baru saja tadi bersama junkyu.

"aku tidak mungkin melukai junkyu, asal kamu tau!" teriak ryujin kepada haruto dan setelah itu menatap haruto dengan kesal lagi.

"nanti akan kujelaskan. sekarang masih jam kerja, jadi tolong jangan membuat keributan di toko buku" ucap junkyu setelah itu disetujui ryujin. dengan tanpa perasaan, ryujin mengusir haruto dan kemudian menatap junkyu tajam, menyalurkan banyak pertanyaan dari tatapan itu.

"aku akan menjelaskan semuanya nanti"

***

"yoonbin" hyunsuk mengetuk pintu kamar adiknya berulang kali, namun dia tidak mendapat respon apapun dari sang adik. karena merasa khawatir, hyunsuk memutar knop pintu, namun sialnya terkunci.

"yoonbin! jawab kakak! kamu harus dengar semua penjelasan kakak dulu! jangan salah paham sama kakak!" teriak hyunsuk sambil menggedor pintu kamar yoonbin.

sementara pemuda tampan yang sedang bermain komputer didalam kamarnya, hanya menutup telinga dengan headphone sambil terus berkutat pada komputernya.

kembali ke hyunsuk, dia melihat jihoon yang sedang duduk di sofa ruang tengah, menatap dari kejauhan sosok kekasihnya yang sedang tidur dengan lelap diatas sofa.

hyunsuk berjalan menuju jihoon dan berlutut didepan jihoon, tangannya terulur untuk menyentuh pipi mulus jihoon. menggemaskan, bisiknya dalam hati.

kemudian melihar bibir jihoon yang selalu menggodanya untuk dikecup, namun dia sadar jihoon masih belum boleh melakukan itu bersamanya. jelas hyunsuk ingin menjaga citra kekasihnya, tidak boleh rusak pokoknya.

setelah menatap jihoon sebentar, hyunsuk mendengar suara pintu yang terbuka dan melihat yoonbin keluar dari dalam kamarnya membawa beberapa gelas kotor menuju dapur.

ini kesempatan hyunsuk, setidaknya dia berusaha menjelaskan semua yang dilihat adiknya tadi sore agar semuanya kembali baik-baik saja.

"ben, kakak ingin jelaskan semuanya sama kamu" ucap hyunsuk pelan, dia melihat yoonbin yang sedang mengambil camilan di lemari makanan.

"tidak penting untukku, karena jihoon disini yang tersakiti sama perilaku kakak" balas yoonbin tanpa melihat hyunsuk yang menatapnya lesu.

"kamu salah, apa yang kamu lihat itu semuanya salah. wanita itu, dia teman lama mama yang datang kerumah untuk menanyakan kabar kita, karena mama pernah memintanya untuk menjaga kita tapi dia tidak bisa karena harus mengurus empat anaknya"

"tapi dulu, waktu kamu masih duduk dibangku sekolah menengah atas, dia selalu memberikan kakak uang setiap hari untuk membiayakan semua kebutuhan kita. bahkan dalam jumlah besar yang harusnya kakak tolak, dia memaksa untuk meminta kakak menerima uang pemberiannya"

yoonbin terdiam ditempatnya, namun telinganya mendengarkan semua yang diucapkan hyunsuk. rasa bersalah dan kecewa menyelimutinya kali ini.

"dan tadi dia kesini untuk meminta bantuan dana kepada kakak karena dia memiliki banyak hutang kepada para rentenir. jadinya dia bekerja di kelab sebagai seorang bartender untuk menghidupi anak-anaknya," hyunsuk menjeda ucapannya dan melihat yoonbin yang memunggunginya.

"tapi setelah kamu datang, kamu mengusirnya padahal kakak belum memberikan─"

"aku minta maaf, kak" ucapan yoonbin terdengar lirih, hyunsuk dengan spontan memutar sang adik menghadap dirinya dan memeluk dengan erat.

"katakan padanya, karena disini kakak juga salah, tidak pernah memberitahumu hampir tentang segalanya"

sementara jihoon, dia melihat kakak beradik itu dari kejauhan lalu tersenyum senang.

"akhirnya mereka baikan"

to be continue!

sunrise [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang