9. Stay away me

142 41 12
                                    

Yang baca harus follow akun Instagram dibawah
@/qilazntya_
@/rayenrenaldi_
@/devido.agskr
@/_.vilaawx
@/nnavila_
-----------

Azqila menempelengkan kepala Rayen kebelakang membuat Rayen terjatuh kelantai, untung saja lantainya tak terlalu kasar. "Sialan lo.".

Azqila terkekeh geli, gadis itu membuka tasnya dan mengeluarkan handphonenya. Disana Rayen kembali duduk. Azqila mengotak-atik ponselnya cukup lama, berbeda dengan pria disebelahnya yang sedang memejamkan matanya.

Azqila menoleh kearah Rayen. "Lo tidur?" Tanya Azqila yang tepat di hadapan pria itu. Rayen membuka matanya secara tiba-tiba membuat Azqila salah Tingkah sendiri. "Gw gak tidur".

Azqila bernapas lega. "Biar gw yang anterin lo pulang.".

------

Sesampainya mereka didepan rumah tersebut Rayen segera memberikan helmnya kepada Azqila. "Lo gabakal ngajak mati lagi, kan?" Tanya Azqila seraya menaiki motor Rayen.

"Pegangan" bukannya membalas perkataan Azqila, ia malah memperingati gadis itu.

"GW MAU NGAJAK MATI!!!!"

Motor sport Rayen berjalan begitu cepat membuat bayang-bayang kala mereka melewati jalanan. Pria itu semakin menancapkan gasnya membuat Azqila semakin memeluknya erat.

"Rayen...." Ucap Azqila memelas, ia meremas jaket Rayen dengan kuat. "Qil? Lo kenapa?" Tanya Rayen disela-sela menjalankan motornya. Pria itu mengerti, ia segera menurunkan tancapan gas dan sedikit meminggir ke trotoar. Yang tepat di depan sebuah taman.

"Duduk dulu" titah Rayen menyuruh Azqila untuk duduk di bangku taman. "Gw beli air minum dulu, tunggu disini dan jangan kemana-mana" perintah Rayen sangat tegas. Ia sangat posesif, membuat siapapun yang diperlakukan seperti itu akan meleleh.

5 menitan gadis itu disana tak kunjung melihat Rayen datang

"Ck! Sialan, liat aja nanti!" Seorang pria berkata.

"Lama banget sih" umpat Azqila saat melihat Rayen yang datang membawa dua botol air minum. "Antri." Balas singkat dari Rayen. Ia ikut duduk disana. Rayen mendongak kearah Azqila yang terlihat lemas sembari menutup botol minumnya. "Lo pucat?, Pulang aja yuk" ajak Rayen. "Gak.".

"Kenapa? Karena mama papa lo?" Tanya Rayen, diakhir kalimatnya ia terkekeh kecil. "Baguslah Lo ngerti." Balas Azqila. Pria itu mendongak kearah langit, warna jingga kuning.

"Kenapa momen ini sangat berharga di hidup gw?" Tanya Rayen pada dirinya sendiri. "Rahasia, Apa itu?".

"Lo mau tau?" Tanya Rayen yang tak luput memandangi indahnya matahari terbenam. "Lo bakal tau, suatu saat nanti" ujar Rayen.

"Kalo lo udah jadi milik gw." Lanjutnya dalam batin sembari terkekeh. "Lo sendiri?". Azqila tersenyum getir, ia berdengus. "Mungkin jawabannya sama".

"Mama, papa lo? Gak nyariin?" Rayen mengalihkan pembicaraan. Azqila menunduk, gadis itu hendak menjawab, namun lidahnya menghalanginya untuk bicara.

"Qil..?"

Pria itu mendongak kearah Azqila karena sedari tadi tak membalas dan hanya diam. Ia menyirai rambut Azqila karena wajahnya tertutup dengan rambut gadis itu.

Rayzqila: Senja Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang