Pokoknya part ini bukan yang gw rencanain dari awal cerita.
Soalnya pas gw mau bikin ending nya itu, keknya udah terduga dan gak jadi 'mengejutkan'. Jadi gw ubah yang lebih mengejutkan lagi.
Tapi gatau deh bakal ngejutin kalian atau ga.
Pencet bintangnya ⭐ !
Komen juga gapapa, tinggal komen 'next' atau 'lanjut', terserah👍😘DEV[IL] ?
-----Rayen berlari menghampiri mereka yang di rooftop sekolah. Wajahnya tampak banyak lebam, mulai dari di sudut bibir, sudut mata, serta di lehernya. Mereka bertiga yang melihatnya jelas panik.
"Rayen..." Azqila menutup mulutnya tak percaya sembari memegangi rahang pria itu. "Gapapa," balas Rayen dengan senyumannya. "Gapapa gimana?! Gila kali!" Gerutu Azqila, Rayen hanya terkekeh melihat gadisnya itu. Ya. Gadisnya.
Brakkk!
Pintu rooftop dibuka paksa oleh seseorang, tak lain adalah Dev. "Kalian bangsat!!" Teriaknya yang menggema hingga lantai bawah. "Lo nyembunyiin rahasia besar apa sih?!" Ujar Azqila, Dev mendekati mereka berempat.
Rayen mengisyaratkan agar ketiga gadis itu mundur. "Mau tau rahasia itu?!" Jawab Dev, pria itu mengangkat sebelah sudut bibirnya.
Mereka berempat yang melihatnya bergidik ngeri karena perilaku Dev yang seperti orang mabuk. Entah atau memang sedang tersulut emosi.
"Itu semua gara-gara kalian berdua!!"
"Gara-gara kalian yang buat adik gw ninggalin gw serta keluarga gw!!"
"Kematian nya yang mengenaskan buat gw pengen kalian ngalamin hal yang sama!!" Bentak Dev. Mereka semua yang ada disana jelas tak mengerti.
"Tiana Selonika Agaskara." Lanjut Dev.
Mata Azqila dan Rayen membulat sempurna. Lembaran demi lembaran masalalu mereka berdatangan. Perlahan cairan bening turun dari mata Azqila. Sedangkan Rayen hanya bisa menunduk.
"Gw jemput dia di sekolah."
"Gw ngeliat sendiri! Tiana lagi ngejar kalian. Dia teriak-teriak manggil nama kalian, gw tau kalian denger itu, tapi kalian malah tetep lari. Sampe tiba-tiba ada mobil truk kenceng mengarah ke kalian dan adik gw. Kalian emang berhasil lari. Tapi naasnya saat kalian udah kepinggir jalan, Tiana tergelincir dan gak bisa apa-apa. Sampe akhirnya terlindas truk itu."
Sial. Mereka yang ada disana menangis. Terutama Azqila dan Rayen. Mereka ingat. Masa paling kelam di hidup mereka yang membuat keduanya hampir di penjara. Namun karena usia mereka yang masih kelas 9 SMP.
"Dan kejadian itu tepat di depan mata gw. Keadaan yang lebih parahnya adalah kepalanya yang hampir putus!!" Dev terisak lalu mengelap air matanya kasar. Jelas. Tak terima melihat adiknya itu.
"Dan kalian tau?!"
"Nyokap gw gabisa dateng. Karna apa?!. Karena dia ketahuan selingkuh sama bokap lo, Qila!!!"
Mata Azqila membulat. Jantungnya berdetak kencang. Pikirannya tak tenang. Gadis itu mencoba mengendalikan emosinya. Ia terkejut, tak percaya, sedih, marah, kesal. Semua ia rasakan.
"Gw benci kalian!! Terutama lo!!" Dev membentak Rayen dan Azqila. Diakhir kalimatnya ia menunjuk Azqila dengan jari telunjuknya.
"Dan lo tau?? Sekarang nyokap bokap lo cerai!. Gak sia-sia ya balas dendam gw! Buat ngehancurin lo, nyokap bokap lo, dan juga lo!!" Dev menunjuk ke arah Rayen sembari menyeringai.
"Dan lo, Azqila Anatya..." Dev menyentuh dagu Azqila.
Bughh...!
Satu pukulan dilayangkan oleh Rayen. Jelas ia tak terima pacarnya itu dilakukan layaknya boneka dengan lelaki tak punya hati layaknya psikopat.
"Lo cuma berani sama cewek?! Hah?!"
"Oh, lo nantang gw. Apa perlu cewek lo, dan lo... Gw bunuh!!" Dev tersenyum miring. Rayen semakin emosi dibuatnya. Ia juga tak akan segan membunuh pria dihadapannya sebelum dirinya duluan yang dibunuh.
"Cukup!!!" Teriakan itu dari, Azqila. Azqila tak kuat lagi mendengarkan semuanya, rasanya ia ingin malaikat segera menjemputnya. Gadis itu langsung berlari kearah pintu rooftop meninggalkan semuanya yang ada disana.
Azqila berlari membela kerumunan di sana. Ia tak peduli menjadi pusat perhatian dan gosip. Nyatanya ia tak mempedulikan kedepannya. Ia hanya ingin berlari dan hanya ingin sendiri.
Azqila tak kuat lagi untuk mendengarkan semua makian yang diberikan oleh Dev. Semua itu akan menghancurkan semuanya, bahkan saat ini ia benar-benar hancur. Entah seperti apa selanjutnya.
Berlari, dan terus berlari tak tau kemana tujuannya. Andai saja ia tak mengabaikan Tiana saat itu yang notabenenya adalah teman sebangkunya.
Saat itu Tiana memang sedang dekat dengan Daren, orang yang saat itu ia sukai. Meski Azqila menyukai Daren, namun rasa itu tetap pada Rayen seutuhnya. Daren tak bisa memenuhi hati Azqila. Percaya tak percaya banyak wanita di dunia ini bisa menyukai dua orang sekaligus.
Azqila dan Tiana berteman baik. Saat itu Azqila menyukai Daren, teman sekelasnya. Azqila juga pernah bercerita kepada Tiana jika ia menyukai Daren. Tapi karena suatu hal Tiana menjadi dekat dengan Daren. Hal itu membuat Azqila tak mau bicara dengannya seminggu lebih.
Namun, tepat dihari kematian Tiana, ia sangat ingin menjelaskan semuanya. Namun terus terhalang oleh situasi Azqila yang selalu menghindarinya. Dan dimana waktu pulang sekolah. Waktu terakhirnya di dunia sebelum mati mengenaskan.
Azqila menyesal, sangat menyesal. Semua hanya karena api cemburunya. Begitu bodoh. Ketika besoknya ia tak akan melihat teman dekatnya itu selamanya. Selama-lamanya.
Sebuah rasa terkejutannya nyata. Dia tahu alasan Dev. alasannya menyimpan fotonya. Lebih menyedihkan ketika ia mengetahui aib dari ayahnya sendiri. Jadi itu, alasan kedua orangtuanya sering bertengkar. Dan sekarang, apa boleh buat. Semua sudah terjadi. Mungkin akan ada sebuah lembaran baru pada hidupnya untuk kedepannya.
Azqila keluar dari sekolahnya. Kebetulan ada sebuah taksi yang lewat. Gadis itu segera menghentikan taksinya. Tanpa disadari, Rayen mengejarnya sejak tadi. Melihat Azqila sudah pergi dengan taksi, Rayen segera menghampiri motornya dan buru-buru mengejar taksi yang dinaiki oleh Azqila.
Azqila menahan diri untuk tidak pingsan. Sejak tadi kepalanya sangat sakit. Mungkin karena efek dari bentakan serta terkejutannya. Ia tak mungkin pingsan di dalam taksi, itu pasti akan sangat merepotkan.
"Mau kemana neng?"
Azqila kebingungan mencari jawaban. Tak ada tujuan lain bagi Azqila. Ia tak tahu harus kemana lagi. Gadis itu terus mencari alasan.
"mmmmm, ke.. hotel!" Ucap Azqila sontak. Ia pikir jika berada disana ia bisa menenangkan diri dan pikirannya.
"Hotel mana?" Tanya pak supir lagi. Lagi-lagi Azqila berpikir, ia tak tahu nama-nama hotel karena sangat jarang ia pergi ke hotel.
"Hotel deket sini aja." Jawab Azqila apa adanya.
Pak supir mengangguk.
Azqila menoleh kebelakang. Ia melihat sebuah motor seperti sedang mengikutinya. Jika kalian menebak itu adalah Rayen. Salah. Azqila jelas tau dan hapal bagaimana ciri motor Rayen. Sepertinya itu bukan Rayen. Azqila dibuat panik ketika motor itu tak hanya 1, banyak!
Azqila mencoba berpikir positif. Siapa tahu motor itu memang searah dengannya. Namun pikirannya kacau lagi ketika melihat jendela mobil yang sudah ada salah satu gerombolan tadi. Benar. Sepertinya segerombolan motor tadi mengikutinya. Buktinya pengendara di dekat jendela mobilnya itu melirik jelas kaca jendelanya!
----
I'm sorry kalo ceritanya gak ngena. Soalnya gw emang butuh belajar benar buat nulis cerita.
And i'm sorry kalo feel-nya gak dapet dan nyambung.
Plisss vote!
Hargai ;-)ಠ_ಠ
![](https://img.wattpad.com/cover/278792454-288-k972113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayzqila: Senja Dan Hujan
Fiksi RemajaTentang Senja dan Hujan ---- Apakah benar jika sahabat Perempuan dan lelaki itu mustahil tanpa perasaan? Karena seiring berjalannya waktu, semakin dekat maka semakin tumbuh sebuah rasa. Kisah tentang Rayen dan Azqila yang mempunyai rahasia tersendir...