11. Celah terbongkar

134 37 11
                                    

!!Kata-kata kasar tidak untuk ditiru!!
Harap BIJAK!!
JANGAN LUPA VOTMENT
-------

"oh, PAHLAWAN KESIANGAN!!"

Umapatan itu berhasil mempertegang suasana.

"Gausah sok tau tentang hidup gw!" Azqila memberanikan diri. "Ya karena lo udah BERANI-BERANI SAMA GW!!" Sertak Tera masih tak mau kalah.

"EMANG BANGSAT LO!!" bentak Rayen. Pria itu menarik Azqila untuk bersembunyi di balik punggung nya. "APA LO?!!".

"RAYEN!!!" Semua yang ada disana ternganga melihatnya. Saat si senior galak itu menampar Rayen sangat kencang dan membuat pria itu tersungkur.

Azqila, gadis itu buru-buru melihat kondisi Rayen. "Ray, lo berdarah..., Hidung lo keluar darah." Lirih Azqila.

"Panggil PMR sekarang!!!" Perintah gadis itu dengan orang-orang yang ada disana. Salah satu dari mereka pergi untuk memanggil PMR.

"MAKSUD LO APA?!! LO PUNYA MASALAH SAMA GW, BUKAN SAMA DIA!!. LO MALAH LUKAIN DIA."

"DIA SENDIRI YANG IKUT CAMPUR!!, DAN INGET, LO MASIH PUNYA SALAH SAMA GW!!!" setelah mengatakan itu, Tera pergi begitu saja. "LO YANG CARI MASALAH, BUKAN GW!!!" teriak Azqila yang tentu tak didengar karena Tera sudah jauh.

-----

"Kemarin lo, sekarang gw. Jodoh ga ada yang tahu" kekeh Rayen sembari menatap langit-langit UKS. Sekarang mereka menganggap UKS adalah kamar, saking seringnya kesana.

"Kebetulan" ketus Azqila tak mau membenarkan ucapan Rayen.

"Inget, qil. 17 tahun itu lama." Ujar Rayen tiba-tiba membuat Azqila tertegun, namun masih dengan wajah santainya.

"Setiap pertemuan, pasti ada yang namanya perpisahan." Elak Azqila. Gadis itu benar-benar ber-kepala batu, sampai tak mau mendengarkan ucapan pria itu.

Dunia seperti ingin mereka merenggang, bahkan gadis itu saja berbeda 80 derajat dari sebelumnya. Dunia ini seperti warna cerah yang di lunturkan.

Bahkan sepertinya 17 tahun itu telah sia-sia. Pertemuan, bukan pertemuan biasa. Melainkan pertemuan yang membawa mereka masuk kedalam jurang, 'CINTA'.

Entah hasil apa, sepertinya sia-sia.

"Udah, gw capek nemenin lo. Gw pergi aja." Ujar Azqila, tanpa pikir panjang ia pergi begitu saja meninggalkan Rayen yang tengah terbaring.

Rayen melihat Azqila mulai jauh, ia terkekeh sinis.

---

Rintikan hujan turun begitu saja. Seseorang berlari kecil kearah motornya, dengan cepat ia menaiki motornya dan hendak pergi dari sana.

"Mau gw anterin, ga?" Tanya pria itu.

"Gw bawa motor." Singkat Azqila.

Mengetahui Jawaban tersebut, Rayen mengerti. Ia melajukan motornya kembali tak mempedulikan lagi Azqila yang menatap datar kearah jalanan.

"Mau sampe kapan, qil?"

"Buat cerita aja lo gamau. Gimana gw bisa ngerti, dan gimana gw bisa jauh dari lo kalo gw aja sayang sama lo. Bahkan bisa lebih." Jelas Rayen dalam batinnya.

Ia hanya bisa membatin, ia tidak tahu mau curhat kepada siapa.

'tringgg...'

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, tanda jika ada yang meneleponnya. Pria itu Segera menepi ke pinggir jalan, lalu mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.

Rayzqila: Senja Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang