Hi!!
Vote( ˘ ³˘)♥
Komen(◕દ◕)
Follow (・o・)--------
Azqila menunduk, tak sanggup lagi dirinya menatap Dev itu. Rasa takut dan juga memorinya mendadak penuh. Rasa pusing menyerang kepalanya.
"Pergi." Ucapnya lirih takut-takut. Ia tak mengerti lagi, apa yang diinginkan lelaki itu. Sepertinya lelaki dihadapannya itu masih belum puas dengan balas dendamnya.
Tiba-tiba. Sangat tiba-tiba. Dev menarik lengannya dan memeluknya erat. Tapi Azqila mengerti, ia merasa ini adalah ancaman.
"Lepas!!!" Teriaknya sembari terus memukuli dada Dev. Bukannya mau melepas, Dev justru makin mempererat pelukannya. Azqila benar-benar menangis dalam pelukan itu. Sampai-sampai baju Dev basah dibuatnya.
Dea, Dyah dan Gea hanya tertegun melihatnya.
"Dev lepas!! Lepas!! Dev i hate you!!" Teriak Azqila sebisa mungkin melepaskan dan segera pergi dari lelaki itu, tapi tenaga lelaki bukankah lebih kuat?
"Dev lepasin!!" Kali ini Gea yang berteriak.
"Lepasin anak saya."
Mendengar itu, Dev entah mengapa melepaskannya. Azqila dapat bernapas lega, tapi... Sedikit. Karena lelaki itu masih ada disana. Tenggorokan Azqila tercekat karena isakkan-nya. Ia ingin berlari, namun tubuhnya terlalu lemas untuk itu. Kalau bisa dirinya berlari sejauh mungkin hingga pergi menyusul Rayen.
"Inget tante, saya gak akan pernah lupa dengan apa yang dilakukan oleh suami Tante." Ucap Dev dengan menatap datar Dea. Suasana sekarang sangat mencengkam. Apalagi rintikan hujan mulai turun.
Plak...
Azqila benar-benar hilang kendali, ia berani menampar Dev. Ah, ia sebenarnya sangat puas telah menampar Dev. Tapi ia juga bingung, ini seperti diluar kendalinya. Dev menatap tajam kearah Azqila, bahaya.
"Gw benci lo!! Gw benci lo apapun alasannya!!! Sekarang lo udah berhasil ngehancurin hidup gw!! Buat Rayen pergi dari gw!! Lo berhasil Dev!! Lo udah sukses bikin gw hancur!!"
Semua yang ada disana tertegun. Azqila mengusap air matanya dengan kasar. Ia tak mengerti, ia benar-benar hilang kendali. Hancur, mungkin benar. Ia kehilangan orang yang paling ia sayang untuk selamanya. Sebentar lagi keluarganya akan runtuh. Mama papanya akan bercerai, mungkin dalam waktu dekat.
Tak mau lepas kendali lebih dalam. Azqila berlari kearah mobilnya yang terparkir tak jauh dari pemakaman. Hujan sudah benar-benar turun deras. Sangat pas terpadu dengan suasana hatinya kali ini. Petir-petir pun tak lupa menyatu dengan derasnya hujan. Suasananya... benar-benar mencengkam.
-----
Azqila larut dalam lamunannya. Sepanjang perjalanan, ia hanya memikirkan kejadian tadi. Ia tak mau lagi melihat Dev. Ia membenci Dev. Tak menyangka, padahal mereka sangat dekat, dulu. Sekarang, beda. Seharusnya lelaki itu puas, seharusnya juga tak mengganggu nya lagi. Sekarang ia sudah berhasil menghancurkan hidupnya.
Pandangannya beralih pada jendela mobil. Jalanan sangat padat. Sudah 20 menit ia dan lainnya terjebak macet. Hujan juga sedang turun dengan deras. Entahlah, ia tak bersemangat lagi, tapi ia juga tak kesepian karena ada hujan.
Secepat ini? Kenapa harus sekarang?. Kenapa harus diwaktu yang kurang tepat?. Azqila terus-terusan meremas bajunya. Ia kecewa, sedih, kaget, dan takut. Tapi bisa apalagi? Ia hanya bisa mengikuti alurnya.
Ada salah satu rasa kecewanya. Kenapa lelaki itu tak mau bercerita padanya? Kenapa ia tak mau bercerita jika dirinya yang telah membuat Tiana dekat dengan Daren?. Azqila makin meremas bajunya hingga kusut. Rasa kecewa itu menipis, terkalahkan dengan rasa kehilangan yang begitu berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayzqila: Senja Dan Hujan
Novela JuvenilTentang Senja dan Hujan ---- Apakah benar jika sahabat Perempuan dan lelaki itu mustahil tanpa perasaan? Karena seiring berjalannya waktu, semakin dekat maka semakin tumbuh sebuah rasa. Kisah tentang Rayen dan Azqila yang mempunyai rahasia tersendir...