8. Untuk cinta

149 43 20
                                    

Sebelum baca harap vote terlebih dahulu.
---------

Azqila tergesa-gesa masuk kedalam kelasnya yang kian sudah ramai, bahkan disana sudah ada guru.

Guru yang sedang menjelaskan materi tersebut refleks mendongak. Dibalas Azqila yang cengengesan tak jelas.

Azqila dengan ragu berjalan mendekati gurunya yang sudah menatapnya sinis.

Dengan rambut yang dironde, badannya yang cukup gemuk, alisnya yang terlalu tebal karena pensil alis, tak lupa lipstiknya yang berwarna merah darah. Itulah bu Gigi yang sedang menatap Azqila sinis.

"KENAPA KAMU TELAT?" tanya bu Gigi galak dan terdengar sangat cempreng. Azqila menundukkan kepalanya, "maaf bu.... Saya, telat b--" Azqila menggantungkan ucapannya sebentar.

"T-telat bang---un..." Ucap Azqila takut-takut. Bu Gigi membuang nafasnya kasar, ia menarik nafasnya dalam-dalam....

"SA----" Bu Gigi memberhentikan ucapannya, ia mendongak kearah jam tangannya, 07:09. Ia berdengus, "telat 8 menit," ujarnya dengan nada biasa.

"Hm?" Tanya Azqila dengan berdeham.

"Duduk!" Perintah bu Gigi dengan nada pelan namun penuh penekanan membuat Azqila ragu-ragu, tapi ia segera mengangguk dan berjalan kearah tempat duduknya.

Ia melihat Dev sekilas, lalu mengambangkan senyuman tipis dibibirnya, lalu dibalas oleh Dev.

-----

Saat pembelajaran berlangsung, Rayen tampak tak fokus. Ia terus memikirkan kejadian tadi pagi. Ia berusaha untuk fokus kearah guru yang sedang menerangkan, namun susah. Pikirannya lagi-lagi tertuju pada kejadian tadi.

Kejadian tadi...

Jadi saat itu Rayen sedang berhenti di Depan gerbang sekolah, dan saat itu juga Azqila baru turun dari angkutan umum yang ada diseberang jalan.

Saat Azqila ingin menyeberang dan hampir sampai, tiba-tiba sebuah sepeda motor melintas membuatnya buru-buru menarik tangan Azqila yang membuatnya berdekapan. Dan itu juga tepat pada Bell sekolah yang tak disadari oleh mereka.

Ia menatap menik cokelat milik Azqila, dan juga sebaliknya. Azqila menatap manik abu-abu kehitaman milik Rayen. Hampir 7 menit mereka berdua melakukannya dan sampai akhirnya tersadar.

Mereka buru-buru ke-kelasnya masing-masing.

"RAYEN RENALDI?!" Bentak seorang guru di Kelas Rayen.

"I-ya bu??" Tanya Rayen membuyarkan lamunannya. Ia tampak cemas, cukup lama ia melamun karena kejadian tadi.

"Kenapa kamu bengong?" Tanya bu guru tersebut, bu Refa. Rayen meneguk salivanya berat, "KAMU UDAH TELAT, NGELAMUN LAGI!".

Rayen Yang sudah tak bisa berkata-kata apapun itu hanya menunduk.

----

Di saat bell istirahat berbunyi, disanalah semua semut-semut ralat! Murid-murid SMA Pancasila Merdeka ber keluaran dari kelasnya.

Azqila kini berjalan bersama temannya yang bernama Dyah. Mereka berdua berjalan kearah kantin karena Azqila merasa lapar.

Mereka ditemani canda tawa saat berjalan menuju kantin. "Qil, lo tau gak sih??" Ujar Dyah dengan menggantung.

Rayzqila: Senja Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang