14. kenyataan

148 29 1
                                    

Jangan lupa vote !!😀💙
-------

Azqila berlari kearah gerbang sekolah yang akan di tutup. Dengan sekuat tenaga ia berlari cepat. Tapi nihil. Gerbang sekolah sudah tertutup. Azqila berdengus sembari mengambil ponselnya yang berada di saku rok seragamnya.

Ia melihat jam menunjukkan pukul 07:08. Merasa masih ada kesempatan ia buru-buru menghampiri satpam yang ada dibalik gerbang namun masih terlihat.

"Pak!" Sahut Azqila sedikit berteriak. "Liat pak!" Lanjut Azqila seraya memperlihat-kan ponselnya. "Gaboleh! Telat ya telat!" Balas pak satpam tersebut membuat Azqila lagi-lagi berdengus sebal.

Beberapa detik disana, tiba-tiba gadis itu berlari kearah tembok lain. Azqila yakin 100% jika usahanya akan berhasil. Ia memanjat tembok yang mengahalangi gedung sekolah.

Saat Azqila telah berada diatasnya, gadis itu tampak ragu-ragu melihat kebawah, karena lumayan jauh jaraknya. Sebelum itu Azqila berdoa.

"Akh!"

Ringisan kecil yang tepat pada seseorang menangkapnya. Sepertinya baju keduanya sama-sama kotor karena jatuh ketanah. Tapi lebih lagi pada pria dibawahnya!

Azqila melihat pria tersebut. "Dev?" Gumam Azqila. Dev bangkit dan membersihkan bajunya yang kotor. "Bukannya udah jam pelajaran, ya?" Tanya Azqila.

"Gw bolos" jawab Dev dengan santai. "Tumben lo bolos" gumam Azqila.

"Gw bolos karena nunggu lo."

"Yaudah gw duluan ya" ujar Azqila. Gadis itu merapihkan roknya sebentar dan langsung berlari cepat ke kelasnya.

----

Seorang gadis berlari kecil kearah sebuah pohon, niatnya untuk meneduh. Sekarang sedang hujan, hampir setengah jalan ia lewati. Ia terpaksa meneduh di pohon karena disamping kiri dan kanan juga pepohonan. Didaerah itupun tak ada rumah atau sebagainya.

Azqila. Ia mengusap tangannya berkali-kali agar mendapatkan sedikit kehangatan. Di tutup daun-daun pohon saja tentu tak cukup untuk menjaganya dari rintikan hujan.

Tapi lama-kelamaan gadis itu mulai menikmati waktu yang paling ia cintai. Gadis itu mulai larut dalam senyumannya, lebar dan penuh arti. Sangat jarang ia tersenyum akhir-akhir ini. Senyum kepalsuan itu tetap saja ia tunjukkan kepada orang lain.

Sekarang gadis itu sangat tertutup. Mungkin Azqila tak mau orang juga ikut tersenyum palsu. Ditambah sebuah kesakitan yang sangat menyakitkan baginya. Tak kuat lagi rasanya.

Senyumnya luntur seketika.

Tak lama dari itu sebuah motor mendekatinya. "Sini!" Titah Rayen. Tak mau beradu mulut, Azqila hanya pasrah. Gadis itu berjalan mendekati pria tersebut.

'bruhk'

Tubuh kecilnya jatuh begitu saja dihadapan pria itu. Rayen sontak terkejut. "T-tolong..." Gumam Azqila yang sangat lemah. "Lo udah butuhin gw sekarang?" Balas pria itu dingin.

"Ray.."

"Katanya lo udah gabutuhin gw lagi" lanjutnya dengan sangat dingin. Ini bukan waktunya Rayen!

"Dan lo bilang gabakal butuhin gw lagi. Terus gw ini apa? Pelampiasan?. Gw sakit hati Qil waktu lo bilang itu." Jelasnya penuh penekanan. Jujur pria itu sekarang menangis. Namun tercampur dengan air hujan.

"Gw minta maaf" gadis itu menunduk.

"Ga cukup Qil..." Balas Rayen. Ia sudah terlanjur sakit hati karena itu. "Kenapa lo sekarang berubah? Kenapa?" Tanya Rayen dengan mengusap air diwajahnya.

Rayzqila: Senja Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang