10

5.2K 611 180
                                    

"Ayo kita pergi dari sini queen. Lets run away together, my queen"

Mendengar perkataan Sanzu, (Name) membuka matanya lebar. Wajahnya terkejut dengan hal itu, didalamnya dia juga bertanya-tanya mengapa Sanzu mengajaknya pergi.

"Uh? Tunggu, kita masuk dulu" (Name) menarik lengan Sanzu untuk masuk ke dalam apartermen.

(Name) menutup gorden, perempuan itu melirik Sanzu. Sanzu menepuk-nepuk pahanya, (Name) yang mengerti apa maksudnya duduk di pangkuan Sanzu.

"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu? Sanzu harusnya tetap disamping Mikey kan?" Tanya (Name).

"Aku bosen, Mikey jarang memberiku perintah akhir-akhir ini. Aku merasa di lantarkan olehnya" jawab Sanzu yang memeluk perut (Name).

"Hanya itu saja?" (Name) memastikan keyakinan Sanzu.

"Hum! Dan aku ingin hidup berdua dengan queen. Jadi pokoknya queen milikku, aku sudah meninggalkan rajaku demi queen loh" jelas Sanzu.

"Tapi aku tidak memintamu meninggalkan Mikey" kata (Name).

"Tapi kalau ini semua keinginanku gimana?" Balas Sanzu.

"Ya gak apa-apa sih" gumam (Name).

"Oh ya queen, aku punya sesuatu yang bagus" kata Sanzu yang sedang mengambil sesuatu di sakunya.

Sanzu menunjukkannya pada (Name). Mata perempuan itu terkejut, dia refleks menyikut perutnya Sanzu.

"Ugh! Queen sakit tau" ringis Sanzu.

"Ku kira sesuatu yang bagus itu yang bermanfaat, kenapa KAU MEMBERIKU KONDOM!" Ucap (Name) kesal, wajahnya memerah.

Sanzu dengan polos menunjukkan kondom di depan (Name), pria itu menyeringai.

"Ini bermanfaat loh queen, siapa tau kalo aku lepas kendali ada benda ini" balas Sanzu.

"Goblok!" Hina (Name).

"Hehe~" kekeh Sanzu.

"Ya kalo queen gak mau make ini sabi lah ya" ujar Sanzu.

"Sabi sabi sabi, sabi mamak kau" kesal (Name) yang menjambak rambut Sanzu.

"Duh queen jangan gitu deh, mumpung hari ini hari terakhir kita disini queen. Besok kita dah harus pergi" kata Sanzu.

"Ha?" (Name) bingung.

"Besok kita pergi ke belanda, aku sudah mengurus semua dari 3 bulan yang lalu" lanjut Sanzu, mukanya seperti orang gak punya dosa.

"W-what!" (Name) benar-benar terkejut.

"Jadi itu alasan kau menyuruhku mengemas bajuku?" (Name) duduk di paha Sanzu, mereka saling berhadapan.

"Iya queen~ mulai besok kita akan tinggal selamanya di belanda!" Seru Sanzu yang memeluk (Name).

(Name) menepuk dahinya pelan, perempuan itu berpikir betapa bodohnya dia tidak menyadari hal ini semua.

"Dah yup! Seperti yang aku bilang tadi, karena ini hari terakhir kita disini. Waktunya bercin—aduh aduh queen jangan gigit leherku seperti itu dong, lakukan dengan lembut" Sanzu mengendong (Name), kedua tangannya menahan bokong (Name).

(Name) menggigit kasar leher Sanzu, pria itu hanya menyeringai. Justru itu menurutnya sebuah lampu hijau.

"Kalo queen seperti itu artinya lampu hijau untukku loh" kata Sanzu yang membuat aksi (Name) terhenti.

"G-gak mau..." Balas (Name).

"Aku bakalan lembut loh~ janji" kata Sanzu yang membawa (Name) ke kamar.

My Queen (Sanzu Haruchiyo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang