*Lagi pengen drama jadi ga terlalu uwu, ya maap
"Maaf ra, aku gak bisa lanjutin hubungan ini. Aku bakal pergi dari tempat ini sesuai dengan permintaan kedua orang tua aku. Dan lagi, aku gak mau jikalau hal yang telah kita perbuat ini terdengar oleh teman-teman dan lingkungan baru aku nantinya. Aku.. aku mau kita putus" Jatuh sudah harapan Ara agar bisa terus bersama wanita yang sangat ia cinta.
"Kalo itu mau kamu, aku gak apa-apa. Yang penting itu bisa buat kamu bahagia, aku akan dukung sebisa aku apapun itu" Tak banyak yang bisa ia perbuat, hanya dengan menahan air matanya saha agar tidak terlihat lemah di hadapan wanita yang sangat ia sayang.
9 Oktober 2026
*Ceklek*
Pintu terbuka menampilkan seorang gadis muda yang sudah berpakaian rapih layaknya wanita karir yang sedang berjuang di masa mudanya. Sedangkan dibalik pintu ada seorang pria yang menjadi sosok Ayah dari gadis itu.
"Kamu udah siap, de?" Tanya sang Ayah yang akan mengantarkan putrinya untuk pergi ke tempat sang anak akan bekerja.
"Udah yah, yuk berangkat" senyum tipis ia berikan kepada Ayahnya untuk sedikit menghilangkan rasa cemas karena ini adalah hari pertamanya bekerja di kantor itu.
"Wajar kok kalo kamu cemas dan takut di hari pertama kamu kerja, tapi ayah yakin kamu pasti bisa, semangat!" Ara semakin melebarkan senyumnya ketika diberikan energi positif dari sang Ayah.
"Yaudah yah, aku mau pamit sama ibu dulu. Ibu ada di dapur kan?" Sang Ayah mengangguk lalu Ara mengambil tasnya dan kemudian berjalan ke dapur untuk berpamitan kepada ibunya.
"Ayah tunggu di depan yaa" ucap Ayah dan langsung menunggunya di depan sambil menyalakan sepeda motornya.
"Ibu, aku pamit kerja dulu yaa. Minta do'anya semoga hari pertama aku berjalan dengan lancar" Ia meraih tangan Ibunya dan menciumnya.
"Hati-hati ya de, ibu selalu berdo'a yang terbaik untuk ade." Waktu terus berjalan, sang Ibu hanya bisa tersenyum melihat anak gadisnya telah tumbuh dewasa.
"Daahh~ ibu" ucap Ara dengan melambaikan tanganya sambil menatap Ibunya yang sedang berdiri tersenyum di dekat pintu.
~~~~
Kini Ara telah berdiri di depan sebuah gedung perkantoran di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Ia menghela nafasnya membuang rasa gugup dan membangkit kepercayaan diri untuk melewati hari ini.
Ara mulai memasuki gedung yang sebelumnya telah ia kunjungi saat melakukan interview beberapa minggu lalu. Ia termasuk anak yang beruntung karena telah mengalahkan beberapa kandidat berat yang melamar di kantor itu.
Berkat tekat, nekat, dan bakatnya ia berhasil lolos di semua seleksi tersebut. Sedikit cerita tentang kantor yang menjadi tempat Ara bekerja sekarang bergerak di industri perbankan. Memang sudah menjadi keinginan Ara 5 tahun lalu semenjak kejadian itu yang membuatnya keluar dari pekerjaan sebelumnya sebagai member dari salah satu Idol Grup.
*Flashback
"Aku, Zahra Nur Khaulah memutuskan untuk lulus dari JKT48" para fans yang menonton pertunjukkan malam itu hanya bisa memberikan tepuk tangan atas keputusan yang Ara ambil.
Pasalnya, semenjak seseorang yang spesial bagi Ara telah keluar dari Grup itu beberapa bulan lalu, ia menjadi gadis yang pemurung seperti tidak ada semangat hidup lagi.
Beberapa fans yang menyadari bahwa tingkah laku Ara berubah semenjak kepergian Chika yang rumornya bahwa mereka berdua sudah jadian. Namun ketika ditanyakan oleh beberapa fans diberbagai platform media sosial tentang kebenaran itu, Ara langsung menyanggahnya bahwa ia dan Chika hanya sebatas teman dekat.