Kriingg~
Dentingan alarm berbunyi membangunkan seorang gadis dari mimpi indahnya. Cahaya mentari pagi menelusup melalui celah jendela. Gadis itu mengerjapkan matanya. Tangannya iya ulurkan menjangkau ke arah nakas yang ada di samping tempat tidurnya
Klik
Alarm yang sedari tadi mengusik telinganya telah ia matikan. Dirinya mulai beranjak bangun dan berjalan gontai ke arah kamar mandi dengan handuk di leher.
Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, ia sudah bersiap memulai harinya. Senyumnya ia kembangkan kala menatap cermin dan berharap hari ini akan menjadi hari yang baik.
"Pagi bi" sapa gadis itu.
Sosok yang disapa itu menolehkan arah pandangannya, kemudian tersenyum, "Pagi juga non Ara, ini bibi udah siapin sarapan buat non, silahkan dimakan"
"Makasih bi, bibi udah sarapan? Kalo belum makan bareng aku aja sini"
Ini adalah salah satu yang membuat ia betah untuk kerja di sini. Keluarga Ara selalu bersikap baik, tak memandang siapapun itu.
"Makasih non, tapi bibi masih ada yang harus dikerjain. Nanti kalo udah selesai bibi juga sarapan kok" mendengar hal itu Ara mengangguk pelan.
"Tapi bibi jangan lupa sarapan yaa, jaga kesehatan bibi juga, jangan terlalu capek" ucap Ara seraya melanjutkan sarapannya.
Baginya, Ara sudah dianggap seperti anak sendiri. Ia sangat sayang pada gadis itu. "Iya non, bibi ke halaman belakang dulu ya non"
"Iyaa bi"
Selesai sarapan, ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah itu. Tangan kiri ia gunakan untuk memegang helm, sementara tangan yang satunya sibuk berselancar pada aplikasi sosial media pada ponselnya.
~~~~
Sesampainya ia di sekolah, Ara segera memarkirkan motornya. Namun saat dirinya baru melepas helm yang ia pakai, suara deru motor terdengar. Ara menengok ke sebelah kiri tempat dimana motor itu berhenti.
"Pagi cil" Mira, gadis itu ternyata datang hampir berbarengan dengan dirinya.
Ara mengulas senyumnya, "Pagi mir, hari ini gak ada PR kan ya?"
Mira memutar arah spion menghadap dirinya, ia sedikit membenarkan rambut yang berantakan.
"Kayaknya gak ada cil, kuy masuk"
Mereka berjalan beriringan, banyak mata yang memperhatikan kehadiran mereka. Tak heran memang, sebab Ara dan teman sekelompoknya itu cukup terkenal dikalangan siswa.
Disaat keduanya sedang asik berjalan menuju kelas sambil mengobrol, pada belokkan terakhir Ara tak sengaja menabrak seseorang yang membuat gadis itu jatuh terduduk.
"Aww.. sshh" rintih gadis itu sembari memegang pinggulnya yang terbanting cukup kencang.
Sungguh, ia ingin mengutuk orang dihadapannya ini yang menjadi penyebab dirinya terjatuh.
Sementara Ara beruntung, ia hanya terdorong mundur beberapa langkah saja karena Mira dengan sigap menahan dirinya agar tidak jatuh.
Gadis yang tidak sengaja ditabrak Ara mendongakkan wajahnya, bersiap untuk memaki orang itu.
"Maaf-maaf, ada yang sakit?"
Baru saja ia ingin membuka mulutnya, Ara sudah memotong dengan kalimat tersebut.
Ia membisu, seakan semua kata makian yang ingin ia lontarkan sirna dalam sekejap, matanya terpaku pada tatapan Ara yang meneduhkan.
"Halo"