ChikAra

502 50 0
                                    

*Karena mereka jadi nginep dan asupan momen terpenuhi, mari kita halu lagi.

Ciitt

"Makasih mas"

"Iya sama-sama neng"

"Apasih ra hahahaha.." Keduanya sama-sama tertawa atas tingkah random mereka.

Begitulah kelakuan 2 orang remaja gadis yang berstatus sebagai Idola Nasional. Mereka baru saja kembali ke tempat latihan mereka setelah membeli jajanan menaiki sepeda dengan Chika dibonceng Ara duduk di belakang.

Ara menenteng 2 plastik berisikan cilok sedangkan Chika membawa 2 plastik juga yang berisikan es kelapa muda. Chika menunggu di ruang tengah, sementara ara berjalan ke arah dapur untuk mengambil 2 mangkok dan gelas sebagai wadah makanan mereka.

"Nih Chik, kamu tuang es kelapanya" Ara memberikan 2 gelas itu kepada Chika.

"Mantep nih, siang-siang makan cilok~"

"Cakeepp" sahut Chika.

"Aku gak lagi pantun Chika"  balas Ara dengan muka datarnya yang kembali membuat Chika tertawa melihat ekspresi Ara.

"Duhh ilehh.. enak nih roman-romannya" Siapa lagi kalau bukan Dey si anak Betawi asli yang kerjaannya makan mulu.

"Mau?" Tanya Chika.

"Ah kagak dah, takut radang tenggorokan gue"

"Tapi satu suap boleh deh gapapa" Chika memutar bola matanya malas. Mana mungkin seorang Dey melewatkan salah satu makanan kesukaannya itu.

"Mmngakasih Chik" ucap Dey sembari mengunyah ciloknya.

"Telen dulu ngapa, nih minum ntar keselek" Ara menyodorkan es kelapanya yang membuat mata Dey berbinar-binar.

"Aahhh.. makasih ra, gue cabut dulu yak" Ara dan Chika menggelengkan kelapanya melihat tingkah teman satu grupnya itu yang hobinya makan tapi gak gemuk-gemuk.

Kini di ruang tengah hanya tersisa mereka berdua. Keduanya makan dengan khidmat sampai Ara membuka suara.

"Kamu hari ini ada jadwal lain selain latihan?" Chika berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya.

"Aku nanti sore ada jadwal siaran Go-Play, kalo kamu mau pulang duluan, pulang aja" lanjut Ara.

"Hmm.. liat nanti deh" Chika memikirkan ucapan Ara beberapa hari yang lalu ketika ingin mengajaknya menginap di kosan Ara.

"Raaa~" Ucap Chika sambil bergelayut manja pada lengan kiri Ara.

"Apahh" Ara menoleh menatap Chika.

Ia tau biasanya kalau Chika sudah memanggil namanya dengan nada seperti itu, pasti Chika ingin meminta sesuatu kepadanya.

"Nanti aku ikut pulang sama kamu boleh ya? Tapi kamu bantu izinin ke Mami aku" Lihat, seperti pasangan yang serasi bukan ketika Ara sudah bisa menebak hanya karena Chika memanggilnya seperti itu.

"Yaudah boleh, tapi nanti kamunya bosen ngga nunggu aku siaran Go-Play dulu?" Benar juga. Ah tapi demi Ara, ia akan melakukan apapun.

"Ngga kok, kan ada banyak member lain juga nanti. Jadi aku bisa ngobrol-ngobrol juga kan sama mereka" balas Chika.

"Oke deh. Eh bentar lagi latihan mulai, kamu siap-siap gih. Biar aku aja yang bersihin mangkok sama gelasnya" Sifat gentle inilah yang membuat Chika tak bisa lepas dari Ara.

Ketika berada di samping Ara, ia merasakan kenyamanan. Hatinya pun ikut menghangat atas perhatian-perhatian yang Ara berikan kepadanya. Ia juga meresa telah di spesialkan oleh Ara yang tidak bisa ditemukan kepada siapapun.

AACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang