Obsesi KEGILAAN [On Going]

Chapter 8 : Berbagi Kehangatan

Diclaimer : Masashi Kishimoto
Anime : Naruto Shippuden (FF not Real Life in Anime)
Pairing : SasuHina
Sasuke x Hinata

.
.
.

---xxx---
-さすけ ひなた-
-S💟H-
-Obsesi Kegilaan-
---xxx---

.
.
.

Sasuke dan Hinata kini tengah berlari diantara salju. Mereka berdua menghadapi cuaca yang dingin setelah mereka keluar dari kedai kayu yang hangat sebelumnya.

Hinata tidak benar benar berlari di antara salju itu, karna salju yang berada di jalan ini terlalu tebal untuk gadis pendek seperti dia, mungkin sampai sekitar lututnya, atau bahkan lebih, dan sandal yang dia gunakan tidak dapat membantu sama sekali. Gadis itu sudah tersandung beberapa kali.

Kagelapan malam dan kabut salju yang begitu tebal disekitarnya, membuat dia menabrak Sasuke beberapa kali. Pria itu bergerak dengan sangat cepat di depannya, membuat gadis itu benar benar harus mengejar ketertinggalannya.

Sasuke menggunakan Sharingannya untuk dijadikan sebagai panduan. Meskipun dia dapat mengetahui jalannya, dia terkadang berhenti tiba tiba dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwa mereka tidak salah jalan.

Menabrak punggungnya lagi, Hinata hampir menjatuhkan tubuh Sasuke ke depan, membuat pria itu benar benar kesal pada dirinya.

Tapi sepertinya pria itu lebih merasa kesal dengan seluruh situasi yang mereka hadapi sekarang, daripada harus mengoceh segala hal tentang betapa kesalnya dia karna ketidakberdayaan gadis itu. Lagi pula, saat ini Hinata sama sekali tidak memiliki chakra dalam tubuhnya, jadi dia tidak bisa menjaga tubuhnya. Dan juga, dia tidak bisa menggunakan kekkei genkainya sekarang membuat penglihatan jauhnya buta total.

Sasuke melihat sekilas tubuh gadis itu gemetaran, mungkin karna dia kedinginan. Namun, pria itu senang Hinata tidak mengeluh sama sekali tentang kondisinya. Hinata tentu tidak nyaman karna cuacanya yang dingin, tetapi gadis itu tetap patuh dan tahu bahwa dia tidak bisa mengeluh. Tidak peduli berapa lama mereka harus berjalan melewati salju, sang Uchiha yakin Hinata bisa melakukannya, secara gadis itu tampak cukup kuat.

Mereka perlu menemukan sebuah hutan di mana mereka bisa berjalan di atas pepohonan tanpa meninggalkan jejak yang dapat dilacak.

Pria berambut hitam itu berpikir untuk menghilangkan jejak mereka dengan cara mencairkan salju di sekitarnya menggunakan teknik katonnya, tapi ini hanya akan memperburuk situasinya. Kalau saja dia memiliki elemen angin, dia mungkin sudah menghapus jejak mereka dari awal.

Sasuke berhenti tiba tiba, membuat tubuh sang Hyuga yang lembut dan dingin itu menghantamnya lagi. Pria itu kemudian berbalik ke arahnya dan menatap mata putihnya. Sementara yang ditatap hanya bingung dengan tingkah lakunya.

"Elemen apa yang kau kuasai?"

Hinata berkedip sebentar, dan menyadari pertanyaan Sasuke.

"Air."

"Tck!" Sasuke berbalik dan kembali berjalan, menyisakan kebingungan di manik mata sang pewaris clan.

Sasuke memegang pergelangan tangannya, dia tampaknya merasa kesakitan. Maksudnya, lengannya mati rasa dan tidak bisa merasakan sakit sama sekali. Dia hanya kesal dengan kondisinya, sepertinya sekarang dia mulai kesal dengan lengannya sendiri.

Tapi dia tidak punya waktu untuk memperdulikan itu sekarang. Sasuke bisa saja mengembalikan chakra Hinata untuk menyembuhkan lengan kirinya dan menggunakan elemen air nya untuk menghapus jejak mereka. Tapi dia tidak ingin mengambil risiko lagi, gadis itu bisa saja melakukan sesuatu yang bodoh lagi.