I am back setelah sekian purnama, yeay!!🥳
Btw, aku mau mengucapkan terimakasih banyak buat kalian yang udah baca cerita ini, terutama yang support dengan like, comment, dan added to your library. I love u, guys!
Sedikit cerita. Beberapa bulan kemarin, aku hectic ngerjain proposal skripsi dan KKN. Sekarang juga lagi mau magang, nih. Do'ain lancar ya, maklum aku udh mahasiswi tingkat akhir😬😬
Sekali lagi, terimakasih🥰✨ semoga aku ttp bisa nulis dan melanjutkan cerita ini sampai akhir😬
Mari kita lanjutkan cerita antara Dian dan Rayyan, juga teman-temannya....................
🔮
Jantung Dian berdegup sangat cepat. Dirinya gelisah tatkala menangkap sosok Rafa yang berdiri sekitar 10meter di hadapannya. Dian tak ingin melihatnya dan bergegas pergi dari parkiran, padahal sedikit lagi, ia sampai ke mobil Kynna. Posisi Rafa tak jauh dari mobil Kynna.
Dian tak ingin pergerakannya disadari oleh laki-laki itu. Dian berbalik badan, hendak menghampiri Kynna dan Genta. Tapi sangat disayangkan, langkahnya terhenti ketika suara Rafa menginterupsinya.
"Dian!!"
"Jangan noleh! Lanjut jalan!" ucap Dian pada dirinya sendiri.
Dian terus berjalan dengan cepat, begitupun Rafa, ia terlampau nekat mengejar mahasiswinya itu. Tidak ada yang tahu apa niat dosen muda tersebut, kecuali Tuhan kemudian dirinya sendiri.
Dan, entah mengapa, Dian selalu tak nyaman berada dekat dengannya. Meskipun sebagai mahasiswi seharusnya ia bersikap baik pada setiap dosen.
Parkiran dan gedung-gedung fakultas sudah mulai sepi karena menjelang maghrib, hanya beberapa kelas yang masih mengadakan perkuliahan.
Dian melihat ke beberapa gedung yang dianggap aman. Matanya tertuju ke arah bangunan yang sedang direnovasi. Gak mungkin Pak Rafa nyari gue di tempat itu. Batinnya.
Seperti dugaannya, Dian berhasil bersembunyi di sebuah ruangan kosong dan kotor akibat renovasi. Ruangan itu belum sepenuhnya rampung, belum ada kaca jendela maupun keramik.
"Oke, gue bisa disini dulu" monolog Dian.
°°°
"Kynna, lo ga bareng yang lain?" tanya Rayyan saat ia menghampiri Genta dan Kynna yang baru selesai berbicara.
"Pada sibuk" Kynna terkekeh. "Tapi, tadi gue bareng sama Dian, sih.. Dia nunggu di mobil", lanjutnya.
Mendengar nama Dian, membuat Rayyan jadi salting.
Padahal baru namanya yang disebut, gimana kalau nanti ijab kabul nyebutin nama ayahnya juga, ea.
"Gue boleh silaturahmi gak sama dia?" tanya Rayyan, iseng.
"Wah, wah.. ada apa nih? Lo kalau punya niatan baik, gas aja! Jangan minta izin gue" lagi-lagi Kynna terkekeh dan geli sendiri membayangkan jika sahabatnya itu dikhitbah oleh Rayyan.
Rayyan dan Genta tak menanggapi banyak. Mereka hanya tersenyum lebar.
Tiba-tiba, ponsel Kynna bergetar, menandakan ada telfon masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Sekampus (On Going)
RomanceJatuh cinta identik dengan sebuah rasa yang menggebu-gebu. Bagi Rayyan, jatuh cinta itu mudah, yang belum ia rasakan adalah jatuh hati. Hampir semua laki-laki sulit menundukan pandangan mata. Bagi Dian, menahan lisan itu mudah, namun sangat sulit m...