14

559 85 68
                                        

Kini seorang pria memasuki sebuah kelas dan menghampiri seorang gadis lalu duduk diatas mejanya

"minggir" ucap gadis tersebut

"bukannya lo biasanya gapeduli ya rein?" ucap pria tersebut

"well, kalo emang itu mau lo" ucap rein kemudian beranjak pergi

"heh nama gue sunghoon, park sunghoon inget itu ya rein, soalnya kalo lo lupa ntar gue yang bingung" ucap sunghoon, pria tadi.

Sementara rein hanya meliriknya lalu pergi tanpa bicara

"KALO LO PIKIR LO BISA NGEHINDAR DARI GUE LO SALAH REINN" teriak sunghoon

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"gue cuma kasian doang ama tu bocah" jawab sunghoon

"apa coba yang bikin lo kasian dia kan dari keluarga kaya yang punya sekolah pula mana direktur sekolah kita kan punya perusahaan perusahaan besar" ucap jimin

"lo gatau" ucap sunghoon

"gatau apaan?" tanya jimin

"besok lo bakal tau sendiri" ucap sunghoon

Disisi lain

"haii" ucap rein saat memasuki ruang bk

"duduk" perintah bu kim

Kemudian rein duduk menyender dan melipat tangannya didepan dada. Dan kini rein dihadap oleh bu kim, naeun dan juga bu ko

"kamu merusak fasilitas sekolah lagi kali ini apa alasanmu" ucap bu kim

Lalu rein pun membuat balon permen karet Kemudian balon tersebut langsung meletus dan rein menunjuk naeun
"ni orang tau jawabannya kok" ucap rein

"udah cukup kamu nyalahin orang lain" ucap naeun

"lah kan gue cuma bilang kalo lo tau jawabannya" ucap rein

"rein! Kamu mau lihat ayah kamu malu?" bentak bu kim

"nyatanya emang gitu si naeun tau semuanya" ucap rein

"kamu sopan sedikit kalo ngomong" ucap bu ko

"udah bu biar saya bicara 4 mata dengan rein" ucap naeun

Lalu bu kim dan bu ko pun pergi

"jadi apa yang mau diomongin?" tanya rein lalu mengunyah permen karetnya

"saya cuma mau bilang karna temen temen kamu tau soal keluarga kita, saya mau kamu bilang ketemen temen kamu untuk tidak menyebarkannya" ucap naeun

"omo" ucap rein sambil menutup mulutnya lalu tersenyum kemudian mencondongkan badannya kearah naeun "lo masi belum tau?" Tanya rein

"tau apa?" ucap naeun bertanya balik

Rein pun tertawa lalu kembali menyender dikursi sambil melipat kedua tangannya didepan dada "sorry tapi gue gabisa ngelakuin itu" ucap rein

"kenapa kamu gabisa? Harusnya kamu memikirkan tentang harga diri ayahmu, dan kamu juga pasti bakal terbully" ucap naeun

Rein pun tersenyum meremehkan lalu kembali menatap naeun "bilang aja lo takut jadi perbincangan para murid kan" ucap rein

Lalu tiba tiba

*plak

Seseorang menampar rein

"ga kaget sih, sekarang tuan direktur sekolah nampar anaknya sendiri buat bela perusak keluarga kesayangan dia" ucap rein kemudian berdiri

"sayang jangan gitu dong sama rein" ucap naeun sambil memegang pipi rein

Lalu rein menepis tangan naeun kemudian mendorong naeun hingga terduduk dikursinya kemudian rein mendekat kearah naeun

"gausah sandiwara deh" ucap rein lalu

*plak

Rein ditampar oleh ayahnya lagi hingga terjatuh. Kemudian rein pun bangkit dan menarik kerah baju ayahnya dan terlihatlah sudut bibir rein yang berdarah

"ATAS HAK APA LO NAMPAR GUE?!!" teriak rein pada ayahnya

"kamu makin lama makin gapunya sopan santun jadi anak" ucap suho ayah rein

"saya bukan anak dari seorang yang menghianati keluarganya untuk wanita rendahan seperti dia" ucap rein yang matanya sudah berkaca kaca

"lalu menurutmu saya harus diam saja saat istri sah saya berkencan dengan pria lain?" tanya suho

"mommy udah bilang berkali kali kalo dia sama om mingyu itu mitra bisnis dan asal lo tau pelakor ini udah ngedit foto mommy sama om mingyu" ucap rein sambil menunjuk naeun dan air matanya yang berhasil membasahi pipinya

"kamu gapunya bukti buat nuduh ibu kamu yang engga engga" ucap suho

Rein pun melepas kerah baju suho kemudian mundur "udah gue duga" ucap rein

"maksut kamu?" tanya suho

Tanpa membalas perkataan suho, rein langsung menampar naeun kemudian kembali menatap suho

"apa yang kamu lakukan?!" bentak suho lalu hendak menampar rein namun tangannya dicekal oleh sunghoon yang tiba tiba muncul

"siapa kamu?" ucap suho terkejut

"kepo" ucap sunghoon singkat lalu menarik rein

"lepasin" ucap rein sambil berusaha melepaskan tangannya

"haha saya salah mengira kalo kamu rein yang sama dengan adik saya" ucap suho sambil menatap rein "bahkan kamu jauh berbeda dengan rein, pakaiannya, cara bicara, tingkah laku, kamu jauh berbeda" ucap suho

"gue gapernah minta lo ngira gue adalah rein yang selalu lo sebut itu" ucap rein

"ayo pergi" ucap sunghoon

"gue beda dari rein GUE BEDA DARI REIN GUE BEDA DARI REIN!!" ucap rein meninggikan suaranya

"rein tau ayah sesayang itu sama adik ayah tapi kalo ayah besarin rein cuma karna mirip sama adek ayah, buat apa?" ucap rein sambil menangis

"ayo pergi rein" ucap sunghoon

Rein menghapus air matanya lalu menatap tajam kearah naeun "dan buat lo naeun, lo mungkin lupa rumor disekolah gampang kesebar dan lo tau apa lucunya?" tanya rein dan naeun hanya terdiam

Kemudian rein tersenyum meremehkan dan memutar bola matanya "lo yang ngungkapin semua tapi lo merasa tersakiti? Haha selucu itu" ucap rein sambil tertawa hambar

"lagi pula kalo lo mikir gue bakal dibully lo liat aja ini" ucap rein sambil mengangkat tangan yang dipegang oleh sunghoon

"jadi mereka bakal mihak siapa lo tau kan? Jadi siapa yang bakal digosipin? Oh iya lo mungkin lupa sebagian kasus gue ada karna apa" ucap rein

"oh ya sorry nampar lo anggap aja itu balasan lo nampar gue tadi dikelas" ucap rein

"ayok pergi" ucap sunghoon sambil menarik tangan rein

"ish bentar" ucap rein sambil menepis tangan sunghoon

"oh ya jangan sampe lo ngehina mommy gue lagi didepan umum kaya gitu, karna mungkin gue bisa lebih gila dari tadi, jalang" ucap rein yang membuat ayahnya kembali marah

"jaga omongan kamu rein" bentak suho hendak menampar rein lagi namun tiba tiba sunghoon menggendong rein dan membawanya pergi

To be continue
















Haii autor comeback
Wahh kira kira rein dibawa kemana ya sama sunghoon??
Sebenernya konflik dipart ini harusnya selesai eh tapi malah keterusan
Anyways jangan lupa vote and comment ya
Papay

REINKARNASI | park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang