02. Like a Drugs.

2.1K 268 5
                                    

happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading!

Author's POV.

Ara keluar kamarnya dengan lemas, dia merasa lapar.

Dia habis hujan-hujanan tadi. Jika tadi ia tidak cepat mandi dia bisa saja terkena demam dan flu, memiliki fisik yang kuat tak membuat Ara mudah jatuh sakit, syukurlah.

Lalu terdengar suara perut berbunyi, sepertinya dia memang sangat lapar, ini sudah malam tapi dia belum makan dari pagi. Bandel sekali.

Berjalan kearah dapur dan berdoa masih ada makanan sisa, dia menelusuri meja makan lalu membuka tudung makanan, hanya ada lalapan disana seperti timun dan teman-teman nya.

Kini dia berdiri didepan kulkas, berharap ketika dia membukanya akan ada bahan makanan yang bisa diolah, tapi nihil, hanya ada air putih di botol yang sengaja ditaruh disana untuk di dinginkan.

"Kak Ara? Ngapain?" tiba-tiba ada seorang anak kecil yang datang menghampirinya dan bertanya,

"Ah, nggak ada apa-apa, kalian tadi semuanya udah makan malam?" tanya Ara seraya tersenyum pada anak itu.

"Udah kok, ibu juga udah makan."

"Syukurlah, yaudah terus kenapa kamu belum tidur? udah malam ini,"

"Aku kebangun karna denger suara pintu kebuka tadi, mau ke toilet juga kebelet pipis, hehe.." jawab anak kecil itu seraya menyengir,

"Yaudah gih, Zidan ke toilet dulu abis itu tidur ya." Ucap Ara pada anak kecil tadi yang bernama Zidan itu.

Ketika anak itu sudah berjalan pergi, anak itu berbalik ke arah Ara lagi, Ara yang melihat itu hanya menaikkan kedua alis nya, "Kenapa??"

"Tadi ada Kak Mira, nyariin kakak, tapi kakak nggak ada dirumah,"

"Iyakah?"

"Iya, katanya kalo udah pulang, kakak disuruh ke rumahnya."

"Ooh yaudah, makasih ya Zidan,"

"Sama-sama kak." Jawab Anak kecil itu tersenyum lalu berjalan pergi.

"Mira? Tumben," pikir Ara.

Tak ingin berpikir lebih lama disana, Ara pun berjalan keluar rumah, tak lupa menutup pintu utama, lalu berjalan sebentar ke arah kiri, melewati satu rumah.

Kini dia sudah sampai di depan rumah sahabatnya kecilnya, Mira.

Ya, mereka bersahabat sejak kecil karena mereka tetanggaan, sudah seperti kakak adik.

Membuka pagar rumahnya, lalu masuk dengan mengucap salam terlebih dahulu setelah itu memanggil sang pemilik rumah.

"Mira! main yuk!"

Tak lama setelah Ara berucap seperti itu, terdengarlah sautan dari dalam, "Hayuk! main apa??"

"Main bacok-bacokan, yukk!"

Khaulah. [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang