10. 2gether.

1.9K 267 21
                                    

happy reading!

Ara's POV.

"Chik.."

"Kenapa, Ra?"

Aku tak berani walaupun hanya untuk menatap matanya, aku mendengar nada bicaranya saja sudah tak ada tenaga, Chika seperti sangat kecewa.

"Aku minta maaf, aku bisa jelasin kenapa aku bohong sama kamu,"

"Jelasin."

"Aku nggak mau bikin kamu khawatir dan orang yang bikin aku kaya gini juga salah satu orang yang suka sama kamu, aku juga kaget karna dia ngelakuin itu cuma karna aku deket sama kamu.." Jelasku panjang.

"Aku paham tapi aku sedikit kecewa karna kamu nggak jujur, aku nggak suka orang yang nggak jujur."

"Maafin aku, jangan benci aku.."

"Kalo ngomong biasain natap mata lawan bicaranya, jangan nunduk gitu."

Aku memberanikan diri untuk menoleh ke samping dan menatap Chika, wajah itu sangat cantik bahkan saat keadaan marah.

Menatap mata nya dalam, aku melihat tatapan kecewa disana, aku jadi ingin menangis karena sudah membuat Chika kecewa denganku.

Lalu aku genggam tangan nya pelan, lantas aku usap punggung tangan nya, "Aku minta maaf, maafin aku ya?"

"Aku maafin, luka kamu udah mendingan kan?"

"Udah kok ini, aku gakpapa."

"Lagian tadi aku udah bilang sama Gita, kesel banget aku liat mukanya kaya nggak ada rasa bersalah sedikitpun."

Aku tersenyum perlahan karena melihat wajah lucunya yang sedang kesal seperti itu, aku gemas dan ingin sekali mencubit pipi nya.

"Kamu kenapa senyum-senyum gitu?!" aku cukup terkejut karena dia memergokiku yang sedang tersenyum karena tingkahnya, aku malah semakin melebarkan senyumanku lalu mengusap pelan rambutnya,

"Kamu udah izin sama bunda kamu kalo kamu main kesini?"

"Belum,"

"Telpon gih, biar bunda kamu nggak khawatir."

"Oke."

Aku melihatnya mengambil ponsel di saku seragam nya, lalu ia segera menelpon sang bunda.

Ketika panggilan itu tersambung, ia tersenyum seraya menempelkan ponselnya di telinga,

Cukup lama kulihat ia berbicara di telpon seraya tertawa sesekali, aku suka setiap kali aku menatapnya dia selalu menampilkan senyumannya.

Aku tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku terhadapnya, aku belum siap untuk menerima penolakan darinya, ini pertama kalinya bagiku untuk merasakan cinta.

Dia cinta pertamaku, tadinya aku sulit untuk membiasakan diriku untuk hal-hal seperti ini, tapi kini aku sudah terbiasa untuk merasakan apa yang kurasakan tiap berada di dekat Chika.

Aku tak tahu perasaannya padaku seperti apa, apa dia cuma menganggapku teman? Sepertinya begitu, kalau gitu aku akan diam saja agar pertemanan ku dengannya tak rusak hanya karena perasaanku ini.

Chika adalah sosok yang pengertian, ia sangat sensitif dengan perasaan orang alias peka. Dia anak yang baik dan periang, melihatnya tertawa bahkan saat berbicara di telpon dengan bunda nya saja sudah memberitahuku betapa dekatnya ia dengan sang bunda.

Dan poin tambahan nya adalah dia memiliki paras yang sangat tak manusiawi, saat pertama kali aku melihatnya saja sudah membuatku mempunyai pikiran kalau ia adalah bidadari.

Khaulah. [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang