Sʟᴇᴇᴘ ᴡɪᴛʜ ᴛʜᴇ ᴅᴇᴠɪʟ [BxB] 𝐄𝐍𝐃

𝐁𝐚𝐛_𝟑

"Sʟᴇᴇᴘ ᴡɪᴛʜ ᴛʜᴇ ᴅᴇᴠɪʟ"

"Sakit!" Ga On menjerit, berusaha mendorong tubuh Yohan. Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi gairahnya. Sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari kesadarannya yang tertinggal.

Yohan mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan Ga On Ketika akhirnya jeritan Ga On mereda. Yohan mengangkat kepalanya, dan mengecup lembut bibir Ga On yang terbuka dan terengah-engah.

"Setelah ini... Aku akan mengajarkanmu bagaimana memuaskanku." ucapan itu menggema di dalam ruangan, bagaikan janji dari sang kegelapan.

Dan Ga On sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa sakit itu akhirnya menghilang. Berganti dengan kenikmatan panas yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya. Yohan merasakan gerakan pinggul Ga On, merasakan denyutannya yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam tubuh Ga On.

Mendesak dengan berani, menarik Yohan lebih dan lebih dekat lagi. Yohan menggertakkan gigi, menahan diri, membiarkan Yohan menggerakkan pinggulnya, mencari kenikmatannya sendiri dengan sesuka hati. Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya lelaki itu mencapai pemenuhan kepuasannya,

"Oh... oh ... Astaga..." Ga On memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan rasa panas yang tak tertahankan.

Dan walaupun Yohan bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri, pemandangan akan orgasme Ga On dan denyutan Ga On yang meremas dirinya, jauh di dalam sana, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi. Detik itu pula, Yohan meledakkan gairahnya bergabung dengan Ga On dalam gairah yang melemahkan.

__

Entah apa yang membuat Ga On terbangun dari tidurnya yang lelap, rasa sakit yang aneh di badannya, ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah dari mana. Ga On membuka matanya. Sekilas pandangannya terasa kabur, dan dia mencoba untuk memfokuskan dirinya. Kamar itu, dengan nuansa putih yang feminim...

Kilasan-kilasan ingatan berkelebat di benaknya, dia masih di sekap di sini, di dalam kamar di rumah Yohan si Penjahat kelamin. Dengan panik Ga On terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya melorot hampir jatuh menutupi dadanya, melorot? Ga On menundukkan kepalanya, dan menyadari kalau dia telanjang bulat di balik selimutnya, apa yang...

"Selamat Pagi."

Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan Ga On menolehkan kepalanya kaget, pemandangan di hadapannya membuat jantungnya bergejolak. Yohan ada di sana, di ranjangnya, mereka ada dalam selimut yang sama, dan menilik kepada selimut Yohan yang hampir saja melorot di pinggulnya, mereka sama-sama telanjang! Ga On masih terperangah menatap pemandangan di depannya. Yohan berbaring dengan angkuhnya, jelas-jelas telanjang bulat di balik selimutnya, dan menatapnya dengan tatapan berhasrat yang memiliki.

Dengan panik Ga On menarik selimutnya hampir untuk menutupi seluruh dadanya bagaikan seorang anak perawan, tetapi gerakannya itu malahan membuat selimut Yohan melorot dan hampir memperlihatkan kejantanannya. Dengan malu Ga On memalingkan kepalanya dan disambut dengan senyuman jahat Yohan. Keberanian dan kemarahan Ga On langsung muncul ketika menyadari rasa pedih dibagian bokongnya. Lelaki ini memperkosanya! Entah apa yang terjadi semalam, Ga On tidak ingat sama sekali. Tapi yang pasti, dia sudah dinodai oleh iblis berhati kejam ini.

"Kau sungguh iblis yang tidak bermoral, mengambil keuntungan dari seseorang yang sangat membencimu!" desis Ga On menahan marah, masih tidak mau menatap Yohan.

Yohan terkekeh mendengar suara geram Ga On, "Membenciku?" dengan santai lelaki itu berdiri, tak malu dengan tubuh telanjangnya yang berotot, "Lihat aku Ga On, kau meninggalkan tanda-tanda di tubuhku, kau sangat bergairah semalam, seperti kucing betina yang mencakar di sana sini untuk dipuaskan... Dan atas gairahmu semalam, aku tidak yakin jika kau membenciku."