𝐁𝐚𝐛_𝟏𝟔 ❞𝐄𝐍𝐃❞

3.9K 283 14
                                    


OK, maaf buat yang nunggu terlalu lama. Ini adalah part terkahir, karena ini adalah akhir. Di mohon siapkan tisu, karena seperti bakalan hujan. Wkwkwkwk..

~~

Entah berapa jam proses operasi yang menyiksa itu dan Yohan duduk di sana dengan seluruh tubuh menegang dan tersiksa. Lee Yeon masih menungguinya di sana, sementara Xiao Zhan sudah berpamitan, karena putranya membutuhkannya. Xiao Zhan bilang akan kembali besok pagi. Lalu terdengar tangis bayi. Tangis bayi yang sangat kuat dan keras, seakan memompa seluruh udara yang ada ke dalam paru-parunya. Yohan terkesiap dan saling berpandangan dengan Lee Yeon, tubuhnya makin menegang. Apakah itu suara anaknya?

Tiba-tiba lampu menyala hijau, dan seorang perawat keluar, memanggilnya, "Tuan Kang Yohan."

Yohan diajak masuk ke ruangan dalam di bagian ruang persiapan operasi, yang menjadi pembatas antara ruang tunggu dengan ruang operasi.

"Ini Putra anda Tuan Yohan, kami menunjukkannya sebelum dia dibawa ke kamar bayi."

Bayi itu menangis begitu keras, seolah-olah memprotes kenapa dia direnggut dari kehangatan yang nyaman di perut ibundanya ke dunia yang penuh marabahaya ini.
Yohan mengamati bayi itu dengan takjub, makhluk kecil tak berdaya itu, yang selama ini tumbuh di perut Ga On darah dagingnya, yang tumbuh dari percintaannya dengan Ga On. Makhluk itu begitu tak berdaya, dan ingatan bahwa Yohan memusuhinya dulu terasa begitu konyol.

Anak laki-laki ini anaknya. Buah cintanya dengan Ga On. Perawat itu menunjukkan alat kelamin bayi itu, anak laki-laki yang sehat. Dan wajahnya itu, yang bahkan sudah menunjukkan kemiripannya dengan seluruh keturunan Kang, lalu membawa sang bayi ke ruangan khusus. Sejenak Yohan masih tertegun di sana, lalu teringat kepada Ga On... Ga On.. bagaimana istrinya?

"Suster." Yohan memanggil suster itu, berusaha agar tidak terdengar panik, "Bagaimana dengan istriku?"

Suster itu melirik ke ruang operasi, "Masih belum sadar Tuan, kondisinya cukup stabil meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi waktu-waktu mendatang, Anda bisa melihatnya nanti ketika dia sudah dipindah dari ruangan operasi ke ruangan ICU."

Lalu suster itu pergi meninggalkannya, memaksa Yohan menunggu ke dalam ketidakpastian yang menyiksa lagi.

Jika dulu, Yohan pasti akan membentak, memaksa, menggunakan cara kasar agar bisa dituruti kemauannya. Dia ingin melihat Ga On segera! Kenapa para Dokter tidak becus itu begitu lama menanganinya? Tetapi Yohan menahan dirinya. Tidak. Mereka sedang menyelamatkan Ga On. Dia tidak boleh mengganggu mereka, karena nyawa Ga On taruhannya.

~~

Ruangan ICU itu sepi, hanya ada Ga On dan suara detak jantungnya yang dimonitor. Ga On masih belum sadarkan diri, dan menurut penjelasan Dokter tadi, kondisinya masih belum lepas dari kritis. Yohan duduk di sana, di samping ranjang Ga On, mengamati wajah Ga On yang terbaring pucat pasi. Dia pernah mengalami ini sebelumnya dan ternyata Hyuna tidak pernah terbangun lagi. Akanlah Ga On melakukan hal yang sama pada dirinya?

"Kau tidak boleh meninggalkanku Ga On." Yohan menggeram parau, "Kau tidak boleh meninggalkanku sebelum aku mengizinkanmu, putra kita menunggu di sana, ingin disusui jadi kau harus bangun dan menyusuinya, membantunya tumbuh menjadi anak yang sehat..yang..." suara Yohan tertelan, menyadari bahwa dia sudah berkata-kata terlalu banyak.

Yohan lalu menyentuh jemari Ga On dan menggenggamnya. "Maafkan aku." bisiknya parau, "Maafkan aku karena selalu memaksamu, menyakitimu, bahkan ketika kau mengandung anakku, aku tidak pernah memperhatikanmu seperti seharusnya." Dengan lembut Yohan mengecup jemari Ga On, "Bangunlah sayang, dan akan kutebus semua kesalahanku."

Hening, hanya suara monitor jantung yang terdengar teratur di ruangan itu. Yohan menggenggam jemari Ga On makin erat, "Bangun sayang, apa kau tega meninggalkanku dan putra kita? Kau bahkan belum memberinya nama, akan aku panggil apa dia?"

Mata Yohan terasa panas membakar. Dia tidak pernah menangis sebelumnya, tetapi kediaman Ga On yang begitu berbeda dengan kesehariannya yang berapi-api membuatnya merasakan aliran dingin merayapi benaknya.

Ketika kemudian panas membakar itu berubah menjadi tetesan hangat yang mengalir di sudut matanya, suara Yohan berubah serak, "Aku mencintaimu Ga On, dan aku bersumpah akan mengabdikan seluruh hidupku padamu jika kau mau bangun dari tidur pulasmu yang menakutkan ini."

Air mata Yohan menetes di jemari Ga On. Dan kemudian jemari itu bergerak, membuat Yohan terpaku. Jemari itu bergerak lagi, samar. Dan kemudian gerakannya lebih mantap. Bersamaan dengan itu, bulu mata Ga On bergerak-gerak, membuat Yohan menunggu dengan cemas. Lalu setelah penantian yang sepertinya terasa seumur hidupnya, mata Ga On terbuka langsung menatap mata Yohan yang basah.

"Kenapa... Kau...menangis?"

Yohan langsung memasang muka sedatar mungkin meskipun perasaannya meluap-luap. "Mataku kemasukan debu."

"Oh." Ga On memejamkan mata lagi, sepertinya percakapan itu membuatnya lelah, "Anakku?"

"Dia laki-laki kecil yang sehat dan sempurna, tangisannya sangat keras membuat para suster harus menutup telinga dengan kapas ketika mengurusnya."

Ga On tersenyum, dan mencoba membuka matanya lagi.
"Namanya ..."

"Apa Ga On?"

"Aku mempersiapkan namanya...." suara Ga On melemah, "Jin.. Jinyeong.."

"Jinyoung?" Yohan mengerutkan keningnya, dari sekian banyak nama, kenapa Ga On memilih nama Jinyoung?

Ga On tersenyum lemah. "Putra... dari seorang ... malaikat."

Aku iblis yang jahat! Bukan malaikat! Batin Yohan berteriak keras membantah. Setelah semua yang dia lakukan kepada Ga On, lelaki itu masih menganggapnya sebagai malaikat?

"Aku men... mencintaimu.."

"Apa Ga On?" Yohan berusaha mendekatkan telinganya ke bibir Ga On karena suara Ga On semakin lemah.

"A...aku men...cintaimu." Lalu Ga On kembali tak sadar, meninggalkan Yohan kembali dalam tidur lelapnya.

Air mata mengalir lagi di mata Yohan, mata seorang iblis yang telah disentuh oleh sang malaikat. Ga On salah, dia bukanlah malaikat. Ga On adalah malaikatnya. Dan pernyataan cinta Ga On membuat dada Yohan terasa sesak. Sesak oleh perasaan meluap-luap yang tak pernah terungkapkan sebelumnya.

THE END.

Terimakasih.. Maaf lama semuanya 😘

Sʟᴇᴇᴘ ᴡɪᴛʜ ᴛʜᴇ ᴅᴇᴠɪʟ [BxB] 𝐄𝐍𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang