__04

283 57 3
                                    

Selasa, 28 Agustus 2018

"Hasil nikung aja bangga."

"Udah, gausah didengerin." kata Hyunjin kepada Renjun dengan senyuman manisnya.

Renjun hanya mengangguk. 'Tidak apa Njun, semuanya akan baik-baik aja', itu adalah kalimat yang Renjun ucapkan dari tadi didalam hatinya.

"Gaada sahabat yang nikung sahabatnya sendiri, iya ga ric?"

"Apasih, lo ngomong apa?" tanya Eric balik kepada Sanha.

Dan Sanha hanya memutar bola matanya malas. "Ck, iyain aja napa."

Sedari tadi Renjun hanya bisa diam ketika Sanha terus menerus menyindirnya. Awalnya ia tidak peduli, siapa tau Sanha ga lagi nyindir Renjun iya kan?

Namun sindiran yang Sanha ucapkan semuanya mengarah langsung kepada Renjun. Jujur saja, hati Renjun sakit. Sakit sekali rasanya harus bermusuhan dengan sahabat sendiri.

Tidak, Sanha masih sahabat Renjun mereka bukan musuh. Mereka adalah sahabat.

Haechan yang tidak tahu apa-apa hanya diam planga-plongo, tidak seperti biasanya. Haechan adalah lambe turah di kelas Renjun, apapun Haechan tahu. Namun sekarang? ntahlah, ia sendiri bingung harus bertanya kepada siapa.

"Jaem, udah ngerjain PR?" tanya Sanha kepada Jaemin.

"Bazeng, caper banget tu orang!" geram Hyunjin.

Renjun melirik Jaemin yang baru saja memasuki kelas, namun Jaemin sepertinya tidak mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Sanha.

Ia melihat Jaemin mengeluarkan buku dan merobek satu lembar kertas, lalu menulis sesuatu disana.

Jaemin melempar kertas yang sudah digulung kearah Renjun. Tentu saja langsung ditangkap oleh sipenerima.

Jangan didengerin si Sanha ngomong apa, anggap aja radio butut

Renjun tersenyum, lalu membalas surat Jaemin.

Kasian masa iya dianggap radio butut sih Na

Ntah kenapa Renjun lebih suka memanggil Jaemin dengan sebutan Nana. Karena menurut Renjun, kekasihnya itu ganteng dan cantik disaat bersamaan. Walaupun ganteng lebih mendominasi.

Iyain.

Terus apa, hape butut?

Itu adalah balasan terakhir dari surat Jaemin, karena setelahnya suara Sanha menghentikan kegiatan lempar-lemparan surat yang sedang berlangsung.

"Pak, ada yang surat-suratan pak." ujar Sanha sambil melirik kearah Renjun dan Jaemin dengan tatapan songong.

"Udah, jangan main surat-suratan. Lanjut nulis yang ada dipapan tulis."

Sanha tersenyum miring, sedangkan Jaemin menahan diri agar tidak meninju pemuda itu.

Renjun sendiri hanya menunduk lalu bahunya di tepuk oleh Hyunjin menyadarkan Renjun supaya sahabatnya lanjut menulis materi.

•••

"Njun, ke kantin ga?"

Sekarang jam istirahat, semua teman sekelas Renjun sudah pergi ke kantin. Hanya tersisa dirinya, Hyunjin, Haechan, Felix, Jaemin, Eric, Jeno, dan Sunwoo.

2018 : JAEMREN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang