"Semakin dipaksain, semuanya semakin rumit."
-Kaysal"Bunda, baju El yang dibeliin Ayah kemaren dimana?" tanya Elasya karena sudah puas mencari di lemari baju, namun tak kunjung mendapatkan.
Lia yang tengah menyiapkan susu Altar pun tidak menoleh, hanya menyahuti saja. "Coba liat di lemari Bunda, siapa tau Bibi engga sengaja nyimpen di sana."
Elasya mengangguk, dan langsung berlari menuju kamar orang tuanya, kebetulan tidak ada orang di dalam. Elasya langsung masuk begitu saja.
Gadis itu mengecek di lemari baju Lia, benar saja, baru di buka sudah kelihatan baju warna hitam yang dibelikan Ailan tempo hari.
"Nah ketemu." Pada saat mengambil baju itu, sebuah bingkai foto langsung jatuh, Elasya terkejut karena bingkainya pecah.
"Yah pecah." Elasya langsung mengambil bingkai foto yang tadi pecah.
Deg...
Elasya terdiam mematung, gadis itu terasa mati rasa, nafasnya memburu, otak Elasya berputar dua kali lebih cepat.
Bagaimana tidak? Elasya melihat dua foto anak laki laki kembar yang tersenyum saling rangkul, Elasya yakin, orang yang di sebelah kiri itu adalah Ayahnya.
Lantas, siapa orang yang berada di sebelah kanan itu?
Mungkinkah pamannya?
A-ayahnya memiliki kembaran? Siapa?
Tapi yang membuat Elasya berpikir keras adalah, tatapan mata orang yang berada di sebelahnya, sama dengan tatapan mata Elasya.
Bentuk matanya, bahkan bibirnya sama persis seperti Elasya.
Laki laki ini seperti Elasya versi pria.
Siapa orang ini sebenarnya?
"O-om siapa? Dan om dimana?" tanya Elasya pelan yang masih mencengkram kuat bingkai foto itu.
Tak sampai disitu, Elasya juga menemukan sebuah laptop yang sepertinya sengaja di simpan, apalagi laptop itu tertutup oleh banyaknya lipatan baju.
Tak ingin mati penasaran, Elasya mengambilnya, Elasya membawa laptop itu ke atas kasur. Berusaha mencari puing puing yang semoga bisa menghilangkan rasa penasarannya.
Elasya membuka laptop itu dengan tangan bergetar, mencari file file ataupun dokumen dokumen yang bisa membantu.
Tak mau menyerah, Elasya terus mencari, sampai akhirnya, jemarinya terhenti pada suatu Vidio.
Elasya terdiam beberapa saat sebelum memutar Vidio itu.
"Bismillah." Elasya memutar videonya.
Gambar pertama yang ia lihat adalah seorang pria yang ada di bingkai foto tadi, pria itu masih terlihat sangat berkharisma, pembawaannya yang tegas membuat Elasya terpaku beberapa saat.
Bahkan saat tersenyum, senyuman itu seperti menggambarkan kembali senyuman miliknya.
Dok. 2033
17 tahun yang lalu? batin Elasya yang terus berusaha menerka nerka.
Laki laki di dalam Vidio itu mulai membuka suaranya, sebelumnya ia menghela nafas panjang.
"Puji Tuhan papa masih diberi kesempatan, untuk menyampaikan sesuatu, yang walaupun cuma dalam bentuk vidio, sesuatu yang ga bakal mungkin bisa papa sampaikan secara langsung."
Papa?
Puji Tuhan?
Otak Elasya benar benar dibuat harus berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAY.EL STORY||END||
Teen Fiction𝐊𝐚𝐥𝐨 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐄𝐥𝐚𝐬𝐲𝐚, ❝𝐏𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐢 𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐤𝐞 𝐊𝐔𝐀.❞ ❝Kay tu unik, susah nyari yang bentukan Kay, udah kasar, jahat, mulutnya pedes, pemarah, cuek, tapi bodohnya El suka.❞ ♡𝐀𝐫𝐚𝐢𝐧𝐥𝐲 𝐄𝐥𝐚𝐬𝐲...